Perjalanan Pertama

47 1 2
                                    

         Usai isya , sesajak tertulis singkat,  di sebuah desa beberapa kilo meter dari kota .

Ada ratusan bahkan ribuan manusia berwajah dua , aku terheran-heran .
Sembari bercermin Berapa wajahku hari ini .

Ahh ternyata hanya satu , cuma di depan orang tak ku suka wajahku terlihat dua .
"Jika di dunia ini kau masih bisa menjadi diri kamu yang seutuhnya kau manusia " ujar lelaki tua yang kutemui minggu lalu di gede pangrango .

Sebab era ini semua berlomba lomba membhongi dirinya sendiri .
Ada yang sedih pura pura tertawa,
Ada yang tertawa pura pura lucu ,
Ada yang tak suka pura pura suka,
Ada yang tak ber uang pura pura tak punya uang .
Ada yang mencintai pura pura tak mencintai ,
Dan yang paling parah mungkin ini .
Ada yang tak cinta namun pura pura sangat mencintai .
Ada , iya ada .

Aku sedang disebuah desa , di daerah sukabumi entah apa nama desa akupun tak tau .
Yang ku tau desanya terjajah oleh perkebunan Kelapa sawit .
Jauh dari kota , jalanan berliku hancur pula .
Ingin kepasar saja sekitar 5kilo meter dari saya menulis ini .

Lebih tepatnya lagi aku sedang berada dirumah nenek paruh baya yang tangguh .
Tinggal sendiri di desa terpencil sukabumi .
Harus mencari makan sendiri , dan sehari-harinya masih bisa berkebun di belakang rumah , pekarangan rumahnya tumbuh bunga, ada kolam kecil dan sebuah jembatan buatan menghiasi terasnya .
Sehari hari menjahit untuk sesuap nasi , kadang menjual hasil kebunnya ke tetangga agar tetap hidup dan perut keisi .
"Nenek pernah waktu itu cu gak ada uang untuk beli beras , sudah begitu kaki nenek kumat sakit sekali jalan ,
Nenek bingung harus minta bantu ama siapa . anak jauh, saudara disini gak ada .
Untung tetangga masih berbaik kepada nenek , masih mau bantu .
Gak tau deh nenek kalo gak ada tetangga minta tolong ama siapa lagi, cucu tau sendiri kan tadi beli roko , warung jauh di atas "
"Iya, iya nek. harus nanjak keatas "
" iya kan cu . Kalo nenek lagi sehat mah nenek kuat aja kewarung sana tpi banyak berentinya . istriahat,  pegel juga kaki nenek kan kalo nanjak terus"

Nenek banyak menceritakan tentang anaknya yang udah sukses dan tak pernah menyinggahi rumahnya . Hanya kadang setahun sekali kerumah .
Kadang nenek berharap anak-anaknya mengirim uang , tpi cuma cuma mereka sudah berumah tangga mungkin banyak urusan keluarganya .
malam ia hanya bisa ngeteh bersama sepi dan diringi suara jangkrik yang syahdu . Tak ada yang bisa di ajak mengaduhkan keluh-kesahnya .

"Anak nenek emng kerja apa nek ? "
" anak nenek dua tentara yang satu jadi fotografher "
"Wih hebat ya anak nenek , banyak uangnya dong itu "
" tpi percuma cu kalo banyak uang tak ada satupun yang ingat ama nenek "
"Mungkin mereka punya kesibukan dan urusannya nek "
" dlu juga nenek punya urusan dan punya kesibukan tpi nenek masih bisa merawat dan mendoakan mereka "

Aku langsung tersenyum , sembari hati merasa terbawa suasana ,
Nenek yang tangguh tak bertergantungan hidup oleh siapapun kecuali pada sang pencipta .
Betapa hebatnya seorang paruh baya tinggal sendirian di desa yang susah mencari apa-apa .
Banyak pelajaran yang saya dapat dari setiap perjalanan , dan bnyak hal baru yang harus aku tau dari setiap petualangan .

             "WANITA PARUH BAYA"
Seorang nenek paruh baya , di sebuah kampung, tak kenal pencari nafkah .
Anak-anaknya sudah bangga dengan jabatan , sudah hidup bergelimang harta .
Namun hanya sekedar ingat,
Tak merawat.
Saudara jauh di mata , hanya sekedar tetangga menyapa setiap fajar , saat bergegas keladang .
Keluh kesahnya hanya mengadu pada sepi , di simpan dihati .
Entah bagaimana nasipnya nanti , aku selalu memikirkan saat waktu kembali .
Adakah yang tau ia sedang dijemput sang ilahi .

      Sang Fajar kembali menyambut pagi , anak anak paud pada berdatangan didepan rumah , ibu ibunya pada ngerumpi ngomongin belanja , ada yang jual petei,mangga, sayuran dll.
Ada anak yang membuat ku tersenyum menahan tawa ,memakai bedak ceremotan di wajah sebab orang tuanya terburu buru bergegas berangkat .
Rambutnya yang berponi , wajahnya imut kepolosan dan penuh ceremot bedak yang tak rata .
Aku langsung teringat saatku kecil , orang tuaku yang selalu terburu-buru memakaikan ku bedak .
Sehabis nenek membuat sarapan untukku ,kita makan bersama , sembari membicarakan kebunnya.
Ucap nenek , cu pohon alpukat dikebunya sudah harus di panen , sebab sudah terlalu matang di pohon.

Sehabis makan nenek menyuruhku untuk memanenya .
Dengan senang hati saya membantu nenek memanen alpukat . siapa lagi yang membantu ia memanen kalo bukan saya dan anak anaknya .
Namun anak-anaknya tak ada yang ingat dan memperhatikanya .

Ku lihat dari bawah banyak sekali alpukatnya , ku lihat sekitar gak cuman ada pohon alpukat di kebunnya , ada pohon singkong,pohon pepaya,pohon kelapa,pohon pala, dll .
Nenek suka menjual hasil kebunya untuk makan sehari-harinya ,
Kadang pula nenek jual kueh dan menerima pesanan kueh dari tetangga . Sebab dari situ lah makan sehari-harinya .

Ba'da Magrib aku mulai berfikir keras dengan sepi dan sunyi yang melanda isi kepala , bagaimana Pikiran anak-anaknya membiarkan wanita tua bertahan hidup sendiri .
Saya selalu merenung dan berfikir jangan sampai orang tuaku seperti nenek istimewah ini .
Mungkin aku harus mencari wanita yang pintar dan pandai menyetir ku agar selalu ingat pada orang tua .
Aku baru menemukan wanita yang setiap ku berada di dekatnya aku selalu senang dan bahagia . Belum tau bagaimana sikapnya .
Nenek selalu menceritakan keluh-kesahnya panjang lebar padaku sehari penuh , tpi bagaimana kalo tidak ada aku . Yang pasti harus nenek harus menanggung beban dan susah hidupnya sendiri tak ada yang mengerti .
Sembari tersenyum menahan nangis , sebab ku tau matanya yang merah dan berkaca kaca .
Jika aku banyak uang dan sudah berkucukupan mungkin aku suruh tinggal dirmhku, nyatanya aku untuk rokok aja susah  kadang-kadang .
Memang semua orang bisa mudah punya uang namun gak semua orang mudah punya ahlak itu yang ku dapat dari beberapa perjalanan ku .
Ada yang buta karna harta ,
Buta karna wanita,
Buta karna jabatan ,
Matanya tak terbuka otaknya tak terisi tertutup semuanya akan 3 hal itu .

                        "Kosong"
    Rumah ada barang isinya ,
Buah ada biji dalamnya ,
Tumbuhan ada isi serabut batangnya ,
kepala kadang tak ada isinya karna pergaulan dan kemewahanya .







SEMESTA BERBICARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang