Tidak ada jalan. –D.yg
Jennie mendengkus malas membaca pesan singkat itu. Sederet kalimat yang sama sekali tak menunjukkan sikap manis itu adalah arti bahwa dia harus langsung pulang dan tak boleh keluar lagi setelah kuliahnya selesai.
Dia harus menurut, harus. Setidaknya sampai semua hutang itu lunas dan dia bisa balik memeras pria dingin tak berperikemanusiaan itu.
Baiklah, dia harus pulang. Turuti atau dia akan mendapatkan hukuman, kata beberapa narasumber dari artikel-artikel yang dibacanya. Dia yakin hubungan itu bisa berakhir kematian jika sosok Sugar Daddy-nya adalah Suga. Tidak Jennie, untuk kali ini menurutlah. Kau tak boleh nakal.
Daddy benci anak nakal.
Jennie akhirnya pulang ke apartemen Yoongi dan memasukinya dengan santai, dia sudah mendapatkan kode masuk rumah itu walaupun dia akui dia harus mencatatnya di ponsel agar tak lupa. Sampai di dalam, gadis itu meletakkan tasnya di sofa lalu menyusuri ruangan mencari Yoongi yang dia yakini sudah ada di dalam rumah itu.
Keberadaan pria bengis itu akhirnya dia temukan di dapur. Punggung yang membelakangi Jennie, dia menggunakan kemeja hitam dengan lengan yang di gulung sampai siku, serta kedua tangan yang sibuk memotongi bahan makanan. Di samping pria itu dapat dia lihat kaldu di dalam panci panas yang kini mendidih dan siap melahap segala bahan makanan yang akan di masukkan oleh Yoongi.
Jennie menahan diri untuk tak mengakui sisi seksi pria di hadapannya itu. "Dad—dy?" panggilnya ragu. Ya, kini itu adalah panggilan mereka, sebuah panggilan khusus yang hanya boleh dilontarkan ketika keduanya sedang bersama.
Yoongi hanya melirik Jennie sekilas lalu kembali melanjutkan memotong bahan makanannya sambil bergumam pelan. "Duduklah," ucapnya sambil memasukkan semua bahan makanan itu. "Di meja."
Jennie yang baru saja menarik kursi untuk mendudukkan diri lantas langsung mengurungkan niatnya. Sekalipun jantungnya mendadak berdetak tak karuan, dia tetap saja menuruti perintah Yoongi yang menyuruhnya untuk duduk di meja.
Pria itu berbalik bersamaan dengan Jennie yang telah mendudukkan dirinya di meja. Yoongi tersenyum miring sambil meletakkan kedua tangannya di meja diantara tubuh gadis itu, Jennie hanya menatap Yoongi setengah takut ketika pria itu menatapnya intens.
"Selamat datang," ujar pria itu santai lalu mengecup pelan bibir tipis Jennie.
Tangannya mengusap lembut leher Jennie membuat tubuh gadis itu menegang tanpa sadar. Yoongi terkekeh kecil, Jennie lemah tanpa sadar. Tawanya lucu, terdengar lembut dan manis, Jennie tak pernah melihat hal itu sebelumnya. "Aku takkan memulainya sekarang baby, jangan setegang itu," ujarnya membuat wajah Jennie memanas seketika.
Yoongi mengabaikannya sekaligus menahan gemas dan memilih berbalik untuk fokus pada supnya lagi. "Kau pernah melakukan seks sebelumnya?" bukanya tanpa memperdulikan wajah Jennie yang kini sudah seperti kepiting rebus.
"Ti—ti-dak," ujarnya tergugup entah mengapa.
"Kissing?"
"Tidak."
"More than kissing of course not, right?" Jennie hanya mengiyakan.
Dalam hati pria yang sudah berkepala tiga itu bersorak senang. Dia mendapatkan yang polos, yang tak pernah disentuh oleh siapa pun, bahkan dia adalah pria pertama yang memulai kissing dengan gadis polos itu.
Baiklah Yoongi, mari bentuk gaya seks yang menyenangkan untuk gadis manis nan polos itu.
"Kau bisa kembali ke kursi," ucapnya yang langsung Jennie turuti dengan cepat. Yoongi lantas kembali menyibukkan diri dengan menyiapkan makanan tanpa ingin dibantu oleh boneka kecilnya itu. "Bagaimana rasanya? Ketika aku menciummu kemarin?"
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️Sugar Daddy [YOONNIE]
Romance[ Complete ; mature ] Ini hanyalah sebuah masalah pilihan. "Ahjus-" "Call me Daddy or I'll kill you." Start : 21 November 2019 End : 07 Mei 2020 ©2019, baejennie_ & kamelzy1