Kontra - Guguran Kenangan

41 1 0
                                    

Saat kau di ujung jalan malam itu.
Kau pikirkan dirimu, kau sadari hidupmu.
Dan kau pun tahu, tinggal sepenggal sepi.
Lepas dari jemari hari-hari yang letih dan pasi.

Sebuah cermin sepasang mata rusuh.
Menyelundup ke dalam hatimu.
Dirimu terlalu terpaku.
Ada sesuatu yang mengalir lambat dan tenang di dirimu.

Seperti perjalanan sungai musim kemarau.
Menuju tempat yang sangat asing.
Yang tak kan kau kenal, barangkali laut?
Ah.. mana mungkin, karena laut terlalu luas dan gagah!

Bagai air mata yang jatuh.
Menggenang di atas sehelai kertas tanpa tulisan apapun.
Dan tak tampak sedikit pun.
Meninggalkan cuma jejak-jejak samar tak kasat mata.

Reff:
Dan kau… kini kau mengerti… artinya hidup ini…
Dalam gelap, dalam terang, kenangan berguguran…
Dan tak kan kembali kenangan yang lalu, semuanya berlalu.
Kini kau terpaku, segera kau sadari, hidupmu tinggallah separuh sepi.

Seorang petapa menemukannya.
Dibawah tong sampah di ujung jalan.
Lalu diubahnya menjadi sebuah kapal udara.
Dan diterbangkannya begitu tinggi ke angkasa.

Kapal itu melesat begitu cepat.
Layaknya pesawat tempur yang begitu hebat.
Namun jatuh ke sungai sempit dan penat.
Sepenatnya kamarmu yang begitu gelap.

Kembali kau kenang anak perempuan.
Yang berlari dan kerap berhenti di tepi sungai.
Melemparkan batu sebesar kepalan tangan.
Ke permukaan air sungai yang mengalir lamban.

Percikan air menyentuh betisnya yang telanjang.
Kau cubit pipinya dengan gemas dan riang.
Lalu hatimu didera rasa takut dan cemas.
Akan kehilangan gelak tawanya yang lepas.

Reff:

Entah kenapa tiba-tiba saja kau membenci kodok di atas batu.
Barangkali mukanya yang buruk mengingatkanmu.
Pada si cebol jahat.
Yang hobinya suka menculik anak-anak.

Tak kau jawab pertanyaannya.
Tentang mengapa katak berjalan melompat-lompat.
Kau hanya bisa terdiam tanpa kata-kata.
Kau berlalu begitu saja tanpa kau berikan jawaban yang dipinta.

Kini pagi menjemput lebih cepat.
Diam-diam hatimu semakin cemas kehilangan gelak tawanya yang lepas.
Kau kenang kembali memori anak perempuan.
Yang berlari lincah sepanjang sungai.

Sinar matahari berebut menerobos jendela kamar.
Terjebak lantai marmar.
Segera kau sadar hidupmu tinggal separuh sepi.
Tanpa suara kenangan berguguran ke dalam hati.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 20, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lirik Lagu Hiphop Indonesia.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang