Teruntuk mereka yang kusebut JIWA.
Namaku Senja, aku penyintas bipolar disorder, sudah hampir 4 tahun aku hidup dengan bipolar.
Mungkin sebaiknya tidak tahu daripada harus tahu. Karna kenyataannya, setelah tahu, aku tidak bisa lebih bijaksana menyikapinya.
Tidak mudah untuk mengakui bahwa aku ODB (Orang Dengan Bipolar). Tapi, ketidakbijaksanaan dalam menerima kenyataan nyatanya mengajari aku untuk lebih tegar menyadari bahwa, "I'm not alone!"
Jiwa-jiwa itu, mungkin belum layak kusebut caregiver, tapi mereka layak menerima predikat terbaik! meski belum tahu bagaimana cara menghadapi (aku) sebagai ODB tapi perlahan mereka akan mengerti & memahami.
Beruntung, aku bisa terbuka dengan mereka tentang GB (Gangguan Bipolar) yang kuderita dan mereka (masih) dan akan selalu menerima aku. (Semoga).
Tapi, aku pun tidak pernah akan memaksa pada siapa saja yang bergegas meninggalkan. Tidak pula memohon kembali pada yang perlahan beranjak hilang. Siapapun yang datang aku sambut dan siapapun yang pergi aku bebaskan.
Aku tidak punya banyak rasa, tidak juga pandai beradu rayu. Hanya kata yang sekedar mampu kupersembahkan kepada mereka yang tetap tinggal, yang berusaha mendengarkan, dan kepada yang pernah menemani berjuang, TERIMA KASIH.
Dulu kecil, aku pernah berkata, "Bagaimana bisa merasa sendiri di tengah banyaknya manusia?" Dewasa kini aku mengerti rasanya. (@menjadimanusia.id)
02.45 • Depression Episode
KAMU SEDANG MEMBACA
TERUNTUK JIWA
RandomTeruntuk Jiwa adalah sebuah catatan dari jiwa seorang penyintas bipolar disorder. Baginya, mencatat setiap kata yang berperang dalam pikiran adalah satu-satunya cara untuk bersuara, cara dimana ia bisa menuangkan segala usahanya melewati setiap fase...