Runtuh

18 3 0
                                    

Setelah sampai dirumah, Allena segera masuk kamarnya. Allena sangat terpukul melihat kejadian tadi. Allena merasa bahwa ia adalah wanita yang paling bodoh, sangat bodoh. Mencintai seorang yang bahkan seorang tersebut mencintai orang lain.
Allena mengungkapkan kekesalannya dengan menulis dibuku diary nya.

"Aku pernah bercerita tentang sedih,
pernah juga merasa bersedih..
Yang seumpama hati yang hancur seperti kaca,
panas seperti api,
meleleh seperti lilin,
dan mengembun seperti air.

Sedih tidak berbicara satu rasa
sedih bercerita tentang rasa
menyiksa batin
melemahkan jiwa
dan mengalirkan sungai

Jakarta...
Ternyata sedihku berantakan."

¥¥¥¥

Sekarang pukul 7 malam, air mata Allena tak berhenti sejak 3 jam yang lalu. Hingga membuat mata Allena sembab, membuat Allena malas makan dan juga minum obat.

Dada Allena terasa sakit, karena belum makan dan juga minum obat. Namun Allena lebih memilih untuk tidur, karena obat penenang yang paling ampuh menurut Allena adalah tidur.

¥¥¥¥

"Sayang bangun, sudah pagi !!" ucap Hana membangunkan Allena sambil membuka gorden kamar Allena.

"Bun, dada Allena sesak dari semalam."

"Kamu kenapa Allena ? Ya ampun badan kamu panas sekali." ujar Hana dengan cemas.

"Mama telepon papa dulu ya, semoga aja papa masih ada di sekitar rumah. Biar bisa anter kamu kerumah sakit." mulailah perbincangan antara Hana dan suaminya.

"Mah, dada Allena semakin sesak. Allena nggak kuat lagi mah. Badan Allena seperti diikat. Nafas Allena tidak beraturan.
Mama.. Sakit sekali mah" ujar Allena kesakitan.

"Iya sebentar ya sayang. Sebentar lagi papa sampai dirumah."

Setelah sampai di rumah sakit, Allena segera memasuki ruang ICU. Saat bundanya ingin masuk kedalam, namum suster tidak mengizinkannya.

¥¥¥¥

Audrey yang dikabarkan oleh bunda Allena bahwa Allena tidak masuk sekolah dan di rawat dirumah sakit.
Audrey yakin Allena drop karena kejadian kemarin.
Rasanya Audrey ingin memberitahu kepada Nova bahwa selama Ini Allena sangat menyukai Nova. Setelah mengumpulkan tekad yang cukup kuat, Audrey yakin dia bisa memberitahukan kepada Nova.

Saat dalam perjalanan ke kelas Nova, Audrey mendengar seorang gadis sedang ghibah bersama teman-temannya.

"Iya nih, semenjak aku pacaran sama Nova,
Followers aku semakin banyak. Bisa untuk panjat nih. Sebenernya aku nggak suka sama Nova. Aku hanya ingin populer karenanya. Ya kali aku menyukai seorang berhati dingin seperti Nova. Bukan level aku banget." ujar Stevie kepada teman temannya.

Audrey yang mendengar percakapan itu sangat kaget. Ternyata selama ini Nova hanya dimanfaatkan. Untungnya Audrey telah merekam percakapan tersebut menggunakan HP nya.

"Kak Nova, aku boleh ngobrol dengan kaka ?" tanya Udrey.

"Boleh. Kenapa ? Jangan lama-lama, saya mau pergi dengan pacar saya."

"Kak, sebenarnya Allena suka dengan kak Nova. Allena benar-benar menyukai kak Nova.
Allena menyukai kak Nova dimulai saat pagi pagi kak Nova tidak sengaja menabrak punggung Allena."

"oh iya saya ingat. Tapi maaf saya sudah punya pacar." balas Nova sombong.

"Kak Nova ingin mendengar sesuatu ?" Tanya Audrey sambil memberi handphone miliknya.

"Sudah puas membanggakan pacar kak Nova yang benar benar tidak menyukai kak Nova."

Wajah Nova memerah. Dia kesal dengan Stevie. Rasanya ingin dia ajak baku hantam. Sayangnya Stevie perempuan jadi Nova tidak bisa membalas perbuatan stevie.

Hati Nova tersentak, Nova mengingat kejadian 3 bulan lalu. Dimana Allena sangat memperhatikan gerak gerik Nova. Nova menyesal kenapa dia tidak mengikuti apa kata hatinya. Malah mengikuti omongan dari teman-temannya.
Saat itu juga Nova segera minta putus kepada Stevie, karena sikap Stevie yang keterlaluan.

"Drey sekarang Allena ada dimana ?" tanya Nova.

"Di Rumah Sakit pelati kak. Dari kemarin Allena tidak ingin makan. "

"Nanti pulang sekolah anterin saya kerumah sakit ya ? "

"iya kak."

Setelah sampai dirumah sakit, Nova melihat Allena terbaring lemah. Nova tidak tega melihat Allena yang terpuruk seperti itu.

"Tante, kenalin ini Nova." ujar Audrey memperkenalkan kepada Hana.

"Oh ini yang namanya Nova. Allena banyak cerita tentang kamu." jawab Hana.

"Oh ya tante ? Saya Nova Aleandra tante. Kaka kelas Allena."

Setelah beberapa menit kemudian, Allena bangun dari tidurnya. Ia melihat ada Nova di sampingnya.

"Kok bisa ada kak Nova ?"

"Bisa dongg, kan saya calon pacar kamu."

"Hah ?" kaget Allena.

"Allena, saya minta maaf karena saya tidak menyadari itu semua. Saya menyesal tidak mendengarkan apa kata hati saya. Sekarang saya sudah tidak dengan Stevie lagi. Karena dia hanya memanfaatkan saya. Ya kan drey ?"

"Iya kak" balas Audrey.

"sekarang kamu mau maafin saya kan al ?"

"iya kak."

"Allena Wanda Amira, will you my girlfriend ?"

"Really ?"

"Iya Allena." sambil mengacak rambut Allena.

"Iya kak Allena mau." Jawab Allena sangat semangat.

"Cie ada yang udah pacaran nih !!!" jelas Audrey.

"Iya dongg." jawab Allena dan Nova serentak.

"Sekarang kamu cepat sembuh ya sayang !
Love you !!"

Kini Allena dan Nova bersatu. Membangun dan memperjuangkan cintanya. Melukis dan mewarnai harinya.
Mereka saling mengasihi dan mengisi satu sama lain. Selamat untuk Allena Wanda Amira dan Nova Aleandra !!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sebuah RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang