"Kenapa kau lama sekali, sih?" Tanya chaeyeon kesal. Karena apa? Lima belas menit ia menunggu jungkook, namun lelaki itu tak kunjung datang juga, sampai-sampai dirinya merasakan panas pada bagian bokongnya.
Jungkook pun melontarkan 'Maaf' beberapa kali, "Maaf, sudah menungguku lama. Tadi aku membantu kakek-kakek dulu yang kesulitan menyebrang"
Lelaki itu menyodorkan botol minumnya pada chaeyeon, namun gadis itu terlihat masih kesal. "Tidak jadi minumnya, aku ingin pulang saja!"
Jungkook menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "Sekali lagi aku minta maaf, chae.."
Gadis itu tidak menanggapinya sama sekali, sementara jungkook menghembuskan nafasnya kasar. Lalu mulai membantu chaeyeon berjalan dengan mengaitkan tangan kanan gadis itu ke lehernya, tanpa melakukan percakapan sedikitpun, hanya tatapan sinis yang chaeyeon berikan pada jungkook.
Jungkook sudah meminta maaf beberapa kali, namun chaeyeon belum menjawab apapun, membuatnya semakin merasa bersalah.
"Sungguh aku minta maaf. Aku tidak akan mengulanginya lagi" Ucap jungkook lelah, sudah kesekian kalinya ia terus melontarkan kata 'Maaf' dan chaeyeon belum memaafkannya.
Hingga tiga detik berikutnya, chaeyeon menjawab dengan singkat, "Aku maafkan"
"Ayolah.. Aku tidak ingin kau terus mendiamiku seperti ini, sampai kapan, chae?" Ujar jungkook, menatap chaeyeon dari samping, sementara pandangan gadis itu lurus ke depan.
"Aku sudah memaafkanmu, jung. Maunya kau seperti apa?" Chaeyeon berkata tanpa melihat lawan bicaranya.
"Aku tidak ingin chaeyeon yang seperti ini, berubahlah menjadi chaeyeon yang ku kenal"
Gadis itu menatap jungkook sekilas, lalu kembali menatap lurus ke depan, "Aku hanya kesal saja, tidak biasanya kau membuatku menunggumu lama"
"Ya sudah, sekarang jangan cemberut terus"
Lantas chaeyeon terpaksa mengukir senyum selebar-lebarnya, membuat jungkook terkekeh pelan, "Begitu dong!"
Sesampainya dirumah chaeyeon, Jungkook membungkukkan tubuhnya pada ayah dan ibu chaeyeon yang kebetulan sedang bersantai-santai diruang tamu.
"Mohon maaf, bi. Aku belum bisa menjaga chaeyeon dengan baik sampai dia tersenggol motor" Ucap jungkook dengan meminta maaf tulus dari dalam dirinya.
Jung Sohyun dan Park Junghwan menghampiri mereka berdua, lalu tatapan mereka langsung jatuh pada lutut putrinya yang terlilit perban.
"Apakah pengedara motor itu bertanggung jawab?" Tanya junghwan.
Jungkook menggelengkan kepalanya.
"Sial!" Umpatnya.
"Tapi tidak apa-apa, ini musibah. Kau sudah menjaga chaeyeon dengan baik, hanya hari ini mungkin hari yang kurang beruntung untuk kalian berdua" Ucap sohyun sembari mengelus pundak jungkook.
"Besok, kau pergi sekolah sendiri saja. Kami ingin chaeyeon beristirahat untuk beberapa hari, sampai lututnya benar-benar sembuh" Sohyun berkata dengan nadanya yang sangat lembut.
"Pulanglah, nak. Lain kali kalian harus lebih berhati-hati lagi, ne?" Junghwan menatap chaeyeon dan jungkook secara bergantian.
Mereka berdua mengangguk secara bersamaan.
"Kalau begitu saya pergi, paman..bibi.." Sebelum menghilang dari rumah milik chaeyeon, jungkook membungkukkan tubuhnya sopan dan memberikan senyuman manis pada gadis itu, sehingga chaeyeon pun ikut tersenyum, seketika rasa kesal itu hilang.
*****
Malam pun tiba, kini sudah pukul sembilan malam. Namun jungkook belum juga bisa menutup matanya rapat-rapat karena ada sesuatu yang menganggu pikirannya.
Gadis itu, gadis yang ia temui diruangan VIP dengan tubuhnya dipasang beberapa alat penunjang kehidupan. Sepertinya sakit, ia bisa merasakannya meski hanya dengan melihatnya saja.
Apakah gadis itu menderita penyakit yang sangat parah? Kenapa sampai sebanyak itu alat yang terpasang dibeberapa bagian tubuhnya.
Selain itu, yang masih terbayang-bayang adalah wajahnya yang cantik. Ya, meski wajahnya pucat pasi, mata dan hatinya tak bisa berbohong bahwa gadis yang bernama Lalice itu sangat, sangat cantik.
Duh, rasanya ingin sekali ia menghampiri gadis itu, namun tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Dan sudah saatnya jungkook tidur karena besok ia harus sekolah.
"Kau belum tidur, nak?" Tanya Sang ibu, dibalik pintu yang sedikit terbuka.
"Sekarang aku akan tidur, bu" Jawab jungkook.
"Cepat tidur, besok kau harus sekolah" Sementara jungkook menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
Setelah pintu kamarnya tertutup, ia menghempaskan tubuhnya ke ranjang empuknya, entah kenapa gadis itu masih saja setia berputar dikepalanya, Arghh! Ia jadi tidak bisa tidur begini.
Lantas ia pergi ke kamar mandi didekat kamarnya untuk membasuh wajahnya, ia berharap bisa tidur karena ini sudah larut malam.
Lalu menidurkan dirinya dengan mencari posisi senyaman mungkin, setelah mendapatkan posisi yang membuatnya merasa nyaman, lelaki itu menarik nafasnya dalam, lalu menghembuskannya pelan. Sebelum memejamkan matanya, ia sempat bergumam dengan yakin. "Aku akan menemuimu besok, lalice..."
Dengan memberikan sebuah apresiasi kalian terhadapku dengan vote dan komentar disetiap chapter yang kalian baca, itu akan membuat aku semangat untuk melanjutkan ceritanya:)
Terkadang aku bingung, kenapa untuk klik bintang dipojok kiri aja kaya susah banget. Apalagi komentar, setidaknya kalian komen next/lanjut saja aku sudah merasa bahwa orang itu sudah menghargai karyaku yang masih banyak kekurangan ini, maaf aku hanya ingin meluapkan sedikit rasa kesal sekaligus bingung sama kalian yang seperti itu.
I love you❣ - Widy
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautifull [Lizkook]✔
FanfictionGadis muda yang cantik bernama Kim lalice berumur tujuh belas tahun itu harus tersiksa karena penyakit yang dialaminya itu bereaksi yang bisa mengancam nyawanya. Suatu ketika seorang lelaki yang seumuran dengannya yang bernama Kim jungkook itu menja...