🌻8🌻

3K 446 109
                                    

Siapa yang sudah menunggu ff ini update? Adakah?










🌻🌻🌻

"Kalian berdua tunggu disini, ya? Chae, tolong jaga lalice. Aku akan keluar sebentar" Ucap jungkook, lalu setelah menghilang kepergiannya. Chaeyeon menatap lalice sehingga gadis itu pun membalas tatapannya.

Mereka saling bertatapan dengan tatapan yang berbeda, chaeyeon menatap lalice dengan penuh rasa iri dan sakit hati yang begitu dalam. Sementara lalice menatap chaeyeon dengan tatapan yang tak bisa diartikan. Namun sorot matanya sarat akan kekhawatiran yang ia rasakan saat itu juga.

"Kau tahu? Jungkook menyukaimu, lice. Dia sudah menyukaimu sejak pertemuan pertamanya denganmu, tujuanku mengatakan ini hanya untuk sekedar memberitahumu saja sebelum dia terlambat menyatakan perasaannya. Aku pun tahu kau menyukainya juga, iya'kan?" Ujar chaeyeon yang membuat lalice membulatkan matanya terkejut bukan main.

Jungkook menyukainya? Sangat tidak mungkin.

Lalice masih berusaha untuk mencerna kata-kata yang keluar dari mulut chaeyeon, memahami setiap katanya. Mengalihkan pandangannya pada hadiah pemberian jungkook beberapa waktu lalu, apakah benar jungkook menyukainya? Atau itu hanya omong kosong saja?

"Kau serius?" Lisa bertanya dengan memastikan, ia hanya takut salah dengar atau indra pendengarnya yang memang kurang baik.

Chaeyeon mengangguk disana.

"Kau menyukai jungkook'kan?"

Bukannya menjawab, lalice justru menggelengkan kepalanya dengan setetes air mata yang lolos begitu saja. Bibirnya bergetar hebat, sorot matanya sendu, pikirannya melayang entah kemana.

"Kau baik-baik saja, lice?" Chaeyeon yang melihatnya pun khawatir, lalu memegang pundak lalice lembut. "Lice, ada apa denganmu? Apa ada kata-kataku yang menyinggung perasaanmu?"

Lalice tersenyum menjawabnya, matanya sudah memerah. Bibirnya semakin memucat, deru nafasnya terdengar memburu. Itu semakin membuat chaeyeon khawatir.

Beberapa menit kemudian, jungkook datang sembari membawa satu kotak makanan yang berisi kimbab dan dua botol minuman dingin, melihat wajah lisa yang sangat pucat serta air matanya yang mengalir. Refleks, jungkook menjatuhkannya dan segera menghampiri lalice, lalu memeluknya dari samping.

"Chae, lalice kenapa?" Jungkook mengusap kedua pipi lalice.

Chaeyeon hanya diam.

"Jawab aku, chae!" Nada suara jungkook meninggi, membuat chaeyeon terkejut mendengarnya. Ini adalah pertama kalinya jungkook membentaknya seperti itu.

"A-aku tak tahu, jung. Sungguh.."

Chaeyeon berkata dengan gugup, ia berjalan keluar untuk mencari dokter dan kedua orang tua lalice karena mereka lebih tahu apa yang terjadi dengan lalice.

"Tenangkan dirimu, kenapa kau menangis, hm? " Jungkook mendudukkan dirinya disamping lalice, berusaha untuk menenangkan gadis itu. Pasalnya wajah lalice sangat pucat dan tubuhnya yang gemetaran.

"Jung.." Lirihnya.

"Apa? Katakan padaku, lice"

Lelaki itu mengusap puncak kepala lisa dan punggung gadis itu lembut, jujur. Membuat lalice merasa lebih tenang dari sebelumnya, gadis itu menyandarkan kepalanya ke dada bidang milik jungkook.

"Apa chaeyeon menyakitimu?" Lalice menggelengkan kepalanya pelan.

"Apa kau benar menyukaiku, jung?"

Jungkook menarik nafasnya panjang, lalu menjawab dengan nada serendah mungkin, "Dulu suka, tapi sekarang berubah menjadi cinta"

"Sejak kapan?"

Lalice berniat untuk mendengarnya langsung dari bibir jungkook sendiri, ia hanya ingin memastikan apakah jungkook benar-benar menaruh perasaan padanya atau tidak?

"Aku juga tak tahu sejak kapan perasaan ini datang. Mungkin sejak pertemuan pertama kita, kau adalah gadis satu-satunya yang membuatku merasakan hal itu. Namanya jatuh cinta dan merasa ingin memilikimu seutuhnya, lice" Ucap jungkook panjang lebar. Disana lalice mendengarnya dengan seksama.

"Biarkan aku mencintaimu, menyayangimu dan menjagamu sepenuh hatiku, Tuhan mempertemukan aku dengan gadis  cantik dan baik sepertimu. Aku berharap kau mempunyai perasaan yang sama denganku" Lanjutnya.

Lalice menengadahkan kepalanya, menatap kedua mata itu dengan sangat lama. Ia bisa melihat ketulusan didalamnya, bukan hanya sekedar lelucon belaka, itu adalah kesungguhan.

"Bukan karena kau kasihan padaku'kan? Kau tahu aku ini adalah gadis yang sangat berbanding jauh dengan chaeyeon. Kau lebih pantas dengannya, dia lebih baik dariku, jung"

Tapi lalice merasa dirinya memang tidak pantas jika harus bersama jungkook, dia bukanlah tipe lelaki itu. Bukan karena itu saja, meskipun ia sudah sembuh total dari penyakitnya, bukan berarti hal itu tidak menutup kemungkinan bahwa kematian ada di depannya. Bisa saja dua hari atau seminggu setelahnya malaikat pencabut nyawa itu akan merenggut nyawanya, bisa saja bukan?

Jungkook menarik tengkuk lalice, membiarkan mereka bertatapan dengan jarak yang sangat dekat. Menghantarkan lalice jatuh lebih dalam ke hatinya, mengatakan lewat tatapan matanya jika dirinya sangat mencintai lalice sepenuhnya.

Gadis itu menggelengkan kepalanya untuk kesekian kalinya.

"Tidak, jung.. "

Tanpa berfikir panjang, jungkook memajukan wajahnya hingga bibir mereka menyatu. Merasakan hangat bibir masing-masing dari keduanya.

Jungkook dan lalice memejamkan mata mereka secara bersamaan, ia kira lalice akan memberontak, tapi ternyata lalice mulai memberikan lumatan-lumatan yang membuat jungkook membalas lumatannya.

Suasana memanas tatkala jungkook memainkan lidahnya untuk menjelajahi setiap isi didalam mulut jungkook. Sementara gadis itu pun mendesah tertahan. "Hmpph.. Jung.."

Mengingat bahwa lalice baru selesai melakukan operasi, lantas jungkook melepaskan ciuman itu. Lalu berkata, "M-mianhae, aku tidak bermaksud.."

"Lupakan saja, buang jauh-jauh perasaanmu padaku karena aku tidak menaruh perasaan apapun padamu, chaeyeon. Ya, dia yang pantas denganmu, bukan aku"

Setelah menyelesaikan kalimatnya, lalice mengecup bibir jungkook sekilas, "Aku bukanlah gadis yang tepat untukmu"

"Kumohon pergi dari sini, jung" Ujarnya.

Tanpa membantah perkataan lalice sedikitpun, jungkook berjalan keluar dengan langkah yang seperti kehilangan harapan. Apapun itu keputusan lalice akan ia terima, meski saat ini hatinya benar-benar hancur bagaikan cermin pecah yang sudah tidak berbentuk lagi.

Jangan lupa untuk vote dan komentar disetiap chapter yang kalian baca ya❣

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa untuk vote dan komentar disetiap chapter yang kalian baca ya

Beautifull [Lizkook]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang