🌻5🌻

3.2K 435 69
                                    

Lalice tersenyum saat melihat ayah dan ibunya sedang tertidur nyenyak disofa, pasti mereka sangat lelah. Batinnya. Semalam ia tidak bisa tidur, entah kenapa sejak kejadian kemarin saat jungkook menggenggam tangannya dan memberinya semangat penuh. Sampai saat ini momen itu masih bersarang dikepalanya, seketika kedua pipinya memerah. Duh, ada apa denganmu lalice?

Ia bersusah payah mengambil benda berbentuk kotak pemberian dari jungkook dan mengambil isinya. Ternyata lelaki itu menuliskan kata-kata motivasi dan yang semakin membuatnya terkesan adalah jungkook sangat niat sampai menggambarkan dirinya, walau tidak begitu mirip. Jujur, ini adalah barang yang sederhana namun terkesan sangat manis baginya.

Ia memandang kertas berwarna biru muda itu, dihiasi dengan emoji bunga matahari, bintang dan love. Kenapa lalice senyum-senyum sendiri melihatnya, ya?

Beberapa menit kemudian, dara terbangun dari tidurnya, lalu menghampiri lalice yang terlihat sibuk dengan kegiatannya sendiri. Ia bertanya sembari mengangkat alisnya sebelah, "Woah, pemberian siapa? Teman lelakimu itu bukan?"

Lisa mengalihkan pandangannya pada ibunya yang menatapnya dengan penuh kecurigaan, "Ya, ini adalah pemberian jungkook. Dia sangat baik padaku, bu"

Dara mengelus dagu lalice, berusaha untuk menggoda putrinya itu, "Sepertinya kau sangat senang sekali, apa kau menyukainya?"

Lalice terkekeh pelan, "Aku menyukai pemberian hadiahnya, bukan orangnya. Lagipula jungkook tidak akan menyukai gadis yang mempunyai penyakit sepertiku, bu" Awalnya senyum gadis cantik itu terukir lebar akan godaan Sang ibu, namun beberapa saat kemudian senyuman itu memudar.

Dara mengecup kening lalice sekilas, lalu berkata, "Jika dia juga menyukaimu dan kau menyukainya, kenapa tidak? Cinta itu bukan hanya saling memiliki. Tetapi saling menerima apa adanya. Ibu yakin dia menyukaimu, nak"

"Kenapa ibu berkata seperti itu? Bagaimana bisa kita saling menyukai jika aku baru mengenalnya dua hari yang lalu. Apakah ibu bisa mengetahui perasaanku dan jungkook?" Ujar lalice.

"Hati ibu berkata dia memang lelaki yang pantas untukmu, dia anak baik dan sopan, ibu akan merestui jika kau berpacaran dengannya"  Dara mengatakan yang sejujurnya tentang presensi jungkook kemarin, saat pertama kali melihatnya-- ia sudah yakin jungkook memang anak baik-baik dan bisa menjaga lalice saat dirinya dengan suaminya sedang ada urusan mendadak.

"Kalian berdua sedang membicarakan apa?" Tanya sunghoon yang baru saja terbangun.

"Aniya, anak kita sedang jatuh cinta" Ucap dara sembari merendahkan suaranya, namun lalice masih bisa mendengarnya.

Sunghoon tersenyum mendengarnya, "Bagus, ayah akan sangat setuju jika kau bisa lebih dekat dengannya. Lelaki yang kemarin kesini bukan?"

Lalice menganggukkan kepalanya.

Sementara dara terus menggodanya sampai kedia pipinya memerah seperti kepiting rebus.








*****

Pukul setengah tujuh pagi ini sangat sejuk, cuacanya sangat cocok untuk lari pagi dihari libur seperti ini. Agaknya berbeda dengan jungkook yang masih bergelut diranjangnya dengan nyenyak.

Bahkan bunyi alarm di ponselnya tidak bisa membangunkannya, bantal dan gulingnya berserakan dimana-mana, Diruang kamarnya saat ini sangatlah berantakan, seperti kapal pecah. Sungguh.

"Jeon Jungkook! Bangun!" Teriak chaeyeon sembari menggoyangkan tubuh jungkook agar lelaki itu bangun.

"Ayo kita lari pagi, jung" Chaeyeon masih berusaha sabar membangunkan singa yang sangat sulit dibangunkan itu.

Ia mempunyai satu-satunya cara untuk membangunkan jungkook, yaitu dengan mencium kedua pipinya secara bergantian.

"Yayaya, kenapa kau menciumku, huh?" Ucap jungkook dengan suara khas bangun tidur.

"Agar kau bangun, hehe" Jawab chaeyeon.

Jungkook bangun dari ranjangnya, berjalan malas menuju kamar mandi. Sebelum jungkook menutup pintu kamar mandinya, chaeyeon bertanya dengan melontarkan pertanyaan yang membuatnya bingung untuk menjawabnya.

"Jung, kemarin setelah sepulang sekolah kau pergi kemana dulu? Aku tunggu sampai pukul delapan malam kau belum pulang juga, memangnya kau bertemu siapa sih?"

"Bukan urusanmu!" Jungkook menjawabnya sembari menutup pintu kamar mandinya cukup keras.

Disana chaeyeon bergumam pelan, "Siapa sih seseorang yang jungkook maksud? Sepertinya dia merahasiakan sesuatu dariku"

Sembari menghilangkan rasa bosannya menunggu jungkook selesai mandi, ia bermain game di ponselnya-- tetapi yang menarik perhatiannya adalah dibawah bantal milik jungkook terlihat ada secarik kertas yang disana bertuliskan nama seseorang.

"🌻Kim Lalice🌻"

Chaeyeon mengerutkan dahinya, berfikir keras untuk mengingat siapa gadis itu? Seperti yang sudah ia ketahui, sebelumnya jungkook tidak mempunyai teman yang namanya lalice.

Apakah gadis itu yang jungkook maksud? Yang kemarin lelaki itu temui? Secantik apakah dia? Sampai jungkook begitu memperhatikannya, kenapa rasanya tidak rela saat mengetahui ada gadis lain yang masuk ke dalam kisah persahabatan mereka.

Atau karena ia memang menyukai jungkook? Sejujurnya ia sangat tidak rela dan akan sangat kecewa mengetahui jika jungkook memang menyukai gadis itu.

Okay, jadi lalice yang sudah membuat jungkook berubah, ada dua perubahan yang ia rasakan, lelaki itu sudah tidak selalu mengikuti setiap keinginannya dan tidak peduli padanya lagi.

Lantas ia berujar, "Secepatnya aku akan mengetahui seperti apa sih dirimu lalice.."

Jangan lupa untuk vote dan komentar disetiap chapter yang kalian baca ya❣

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa untuk vote dan komentar disetiap chapter yang kalian baca ya❣

Beautifull [Lizkook]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang