Sebagian besar orang bekerja untuk mendapatkan gaji. Tidak bisa dipungkiri sebagai makhluk hidup sekaligus makhluk sosial, manusia memiliki banyak kebutuhan yang harus dipenuhi. Selain memenuhi kebutuhan pribadi, manusia memiliki kecenderungan untuk berbagi. Tidak heran orang-orang bekerja, mencari peluang agar bisa menghasilkan uang. Walau harus bekerja dengan cara yang dilarang.
Beradu nasib menjadi pegawai pemerintah, sesuatu yang selalu menarik dan juga menantang. Tiap kali pendaftaran CPNS dibuka, ribuan orang ikut mendaftar. Mangadu nasib, kalaupun tidak lolos setidaknya sudah mencoba.
Sah-sah saja, toh hak ini telah di atur dalam undang-undang. Sebagai warga negara berhak mendapatkan pelayanan dari negara.
Masalah kemudian gaji yang di dapatkan apakah membawa kita ke surga atau ke neraka.
Betapa banyak orang yang tidak menyadari, ternyata gaji bisa menjadi sumber ketidaktaatan seorang hamba. Bahkan mampu membawa pelaku pada kufur nikmat dan mengingkari keberadaan pemberi nikmat.Bukan hanya nominal gaji, tapi bagaimana memperoleh gaji tersebut. Buat kita yang baru berhijrah, lalu berupaya agar tetap istiqamah. Maka perhatikan cara kita memperoleh gaji.
Tidak akan sejalan, kita rajin ikut kajian, kerja malah tak karuan. Masuk kantor harusnya kerja laporan, malah nonton ceramah ustadz yang lagi live siaran. Kerja berantakan, shalatpun tak tenang.
Gaji bisa menjadi sumber masalah dalam hidup kita. Seberapa banyak pun gaji, jika tidak ada berkah percayalah hidup kita tidak akan bahagia.
Sebagian orang malah sibuk memperbanyak sumber rezeki, meski sudah terdaftar jadi pegawai masih juga sibuk bekerja ditempat lain. Walhasil, kerja asal kerja gajipun tak berkah.