Tinggal

16.2K 2.2K 254
                                    

Jaemin memarkirkan mobilnya. Turun dan menuju belakang mobil untuk menurunkan barangnya dan renjun.

Jaemin terdiam sebentar, rasanya sudah lama sekali dia tidak datang kesini. Menghirup udara segar yang sudah lama tak ia hirup lagi selama merantau ke kota.

Dia membawa kopernya kedepan pintu dan kembali ke mobil untuk menggendong renjun yang tertidur.

tok tok

Jaemin menunggu pintu dibukakan. Salahnya sendiri yang pergi sore dan akhirnya sampai jam 3 dini hari yang membuat orang rumah masih tidur.

"Ibu, bukakan pintunya"

Kriet (anggap aja suara pintu dibuka)

"Astaga jaemin, ayo masuk"

Ibu jaemin mengambil alih renjun, sedangkan jaemin sibuk membawa barangnya kedalam.

"Jaemin pulang bu" jaemin mencium tangan ibunya.

"Tidur dulu sana, biar ibu yang beresin barangmu"

"Makasih ya bu, ibu yang terbaik"

Jaemin membawa renjun kekamar lamanya. Ah rindu sekali dirinya dengan kamar ini. Sudah bersih, pasti ibu sudah membersihkannya karna tau anak lelakinya ini pulang. Jaemin tersenyum dan membaringkan renjun, lalu ikut berbaring dan memeluk renjun.




























Jaemin keluar dari kamar dengan menggendong renjun yang sesegukan, baby nya menangis karna haus.

"Jaemin hyung udah bangun?"

Jaemin menatap adiknya yang sangat mirip dengannya. Rindu sekali, sudah berapa lama dia tidak pulang kesini?

"Iya, renjun nangis karna haus"

"Ibu sama Ayah didapur, kesana aja"

"Belum masak?"

"Daddy~" renjun merengek.

"Buat susu sana" minhee mendorong pundak jaemin agar cepat kedapur.

"Jaemin? Kapan pulang nak?"

Ah suara ini, jaemin sangat merindukan suara tegas ini. Dulu dia sering dinasehati dengan suara ini semasa smp.

"Jam 3 yah" jaemin tersenyum dan menyalam ayahnya.

"Ini yang namanya renjun?" ayah jaemin mencoba mengambil alih renjun dari jaemin, tapi-

"Hueeeee" renjun malah menangis dan semakin menyembunyikan kepala di dada jaemin.

"Ssstt baby diam ya?" jaemin mempuk puk pantat renjun dan mengambil dot yang sudah terisi susu diatas meja.

"Minhee sarapan dulu" panggil sang ibu yang sudah menata banyak makanan diatas meja.

Jaemin jadi teringat saat masih tinggal disini. Dulu dia dan mimhee sering berkelahi karna masakan sang ibu.

"Udah lama ya, jaemin gak pernah makan bareng lagi"

"Makanya selagi disini dinikmati dong hyung, jangan nostalgia terus" jawab minhee tersenyum.













Sudah 4 hari jaemin dan renjun menetap, dan renjun sudah sangat akrab dengan orang rumah. Terutama minhee, mungkin karna minhee sering mengajaknya bermain. Tapi akhir akhir ini, minhee suka sekali menjahili renjun. Berawal dari kata tinggal yang membuat renjun menangis dan entah kenapa itu sangat lucu dimata minhee.

Minhee ingin menjahili renjun sekarang juga karna renjun kelihatan sangat senang setelah dikasih apel kecil dan pear.

"Injun, hyung minta boleh?"

"Ndak, punya njun" renjun membawa kedua buah itu kebelakang tubuhnya bermaksud melindungi.

Minhee dengan mudahnya memegang buah apel dibelakang tubuh renjun.

"Ugh punya injun" mata renjun sudah berkaca kaca.

"Kasih ke hyung, kalo nggak nanti tinggal disini"

"Ndak mau"

"Mau tinggal?"

"Daddy~" renjun sudah hampir menangis.

"Minhee, jangan dibuat nangis" jaemin sudah terbiasa melihat minhee menjahili renjun.

"Kasih ke hyung biar gak tinggal"

"Hiks daddy, njun tinggal?"

"Gak sayang, injun ikut pulang"

Minhee memegang buah apel ditangan kecil renjun, sedikit menariknya agar renjun bereaksi.

"Punya injun!" renjun menarik apelnya kuat.

"Kasih ke hyung"

Renjun melemparkan pear kearah minhee, dan menyembunyikan apelnya dikaki lalu menutup kakinya.

"Itu"

Minhee hampir tertawa, tapi dia ingin apel bukan pear.

"Ini pear bukan apel, masih tinggal"

"Ndak" renjun menggelengkan kepalanya ribut.

"Yaudah tinggal disini"

"Hiks daddy" jaemin memukul belakang kepala minhee.

"Jahil sekali"

"Maaf hyung, tapi lucu sekali"

Renjun berhenti menangis dan mendekati minhee, memberikan apel tadi dan berlari ke jaemin.

Minhee tertawa kencang, renjun lucu sekali. Dia rela memberikan apel asal tidak tinggal.

"Ini sama injun aja" minhee memberikan kembali pear dan apelnya.

"Ndak. Ama hyung aja, njun ndak mau tinggal"

"Iya gak tinggal kok, hyung becanda"

Renjun tetap menggeleng, memeluk jaemin dan duduk dipaha daddy nya. Mungkin mulai mengantuk karna sedari tadi sering sekali dibuat nangis sama minhee.

"Injun ngantuk? Mau susu?" jaemin mengelus rambut renjun yang halus.
























Jaemin sudah siap memasukkan semua barang bawaan dan oleh oleh kedalam mobil. Hari ini dia dan renjun pulang setelah seminggu menetap. Maunya sih berlama lama tapi dia juga harus kerja.

"Bu keluar dulu, anakmu mau pulang ke kota"

Jaemin tersenyum mendengarnya, merasa berdosa sekali karna tak bisa lebih lama disini.

"Jaemin pulang ya"

"Halah hyung gak usah sok sedih" ucap minhee.

"Merusak suana" cebik jaemin kesal.

"Injun gak tinggal?" tanya minhee.

"Ndak!" minhee tertawa lalu mencubit kedua pipi renjun.

Jaemin menghidupkan mobilnya, tersenyum menatap keluarganya, lalu mulai menjalankan mobilnya keluar dari pekarangan rumah. Renjun melambaikan tangannya sambil bergumama dadah.

"DAH TINGGAL TINGGAL"

Ibu dan ayah hanya menggeleng melihat anak mereka yang satu ini.




















weh 00L mau lulus😭 belum siap aku dengan kenyataan ini:'(









22.11.19

Baby Injun | Tamat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang