mama baru?

16.8K 2K 1.1K
                                    

"NA RENJUN CEPAT! MAU DADDY TINGGAL?" teriak jaemin dari luar.

Renjun itu kebangetan sekali, hari ini mereka mau belanja bulanan, tapi renjun masih menonton kartun kesayangannya. Katanya tanggung.

Renjun datang sambil tersenyum lebar seperti biasa, merasa tak bersalah pada daddy nya yang sudah menunggu 15 menit.

"Nanti, makan diluar?" tanya jaemin. Sebenarnya jaemin juga berencana mengenalkan renjun dengan seseorang.

"Uh? Makan ayam tepung?" tanya renjun balik.

"Boleh"


Jaemin dan renjun berkeliling mencari bahan yang perlu di stok dirumah. Sesekali renjun akan menunjuk sesuatu yang menarik dimatanya, sekali pun itu bukan makanan. Tapi sekalinya dia menunjuk makanan pasti juga tak akan dibelikan jaemin, kalo kata jaemin sih banyak micinnya.

"Daddy cokat mau" rengek renjun.

Jaemin berhenti, tak masalah juga kan membeli makanan ringan sedikit. Jaemin mengambil wafer coklat kesukaan renjun, dan beberapa lainnya.

"Itu aja ya? Nanti giginya sakit"

"Daddy, susu injun juga"

Jaemin hampir melewatkan rak susu anak anak, untung renjun ingat. Kalo tidak, pasti sudah rewel nanti malam, susah tidur.

"Semuanya 471 ribu" kata sang kasir.

"Daddy?" renjun menarik kaos jaemin.

"Oh? Maaf, berapa tadi?" jaemin langsung menyimpan hapenya kesaku.

"471 ribu pak" kata sang kasir ramah.












"Maaf telat. Lama menunggu?" jaemin mendudukkan renjun dikursi sebelahnya.

"Gak apa jaem, gak lama kok" katanya sambil tersenyum. Cantik sekali, jaemin saja sempat terpukau.

"Daddy, lapar"

Jaemin mengelus kepala renjun, lalu memanggil sang pelayan untuk memesan.

"Ini anakmu jaem?" kata sang wanita tersenyum. Dia ingin mencubit pipi renjun, sangat menggemaskan.

"Ah iya, namanya renjun" jaemin menatap renjun yang hanya diam, bingung dia.

"Renjun, ini tante lami"

"Hai renjun, kau imut sekali" lami mencubit kedua pipi renjun gemas.

Renjun tersenyum saja, dipikirannya hanya makanan, dia sudah sangat lapar.

Mereka makan dengan tenang, sesekali membicarakan kegiatan sehari hari mereka. Yah tidak banyak sih, karna jaemin dan lami satu kantor, sering bertemu juga.

Tapi mereka jadi sibuk sendiri, melupakan anak kecil yang sudah sangat bosan mendengarkan pembicaraan mereka. Renjun sudah siap makan sedari tadi, dia mengantuk ingin pulang saja, tapi daddynya masih asik dengan perempuan tadi.

"Ah, sini aku bersihkan" jaemin mengusap lembut bibir lami yang terkena saus ayam. Dan itu tak lepas dari pandangan renjun.

"Ugh daddy pulang"

"Sebentar ya sayang. Gak mau kenalan sama tante lami?"

"Ndak mau, mau pulang" jawab renjun sedikit berteriak.

"Ey jangan begitu. Maaf ya, mungkin dia mengantuk jadi sedikit rewel"

"Mau pulang hiks, injun mau pulang"

"Gak papa jaem, kita pulang aja. Mungkin renjun sudah mengantuk"

"Okey, aku antar ya?" lami hanya tersenyum lalu mengangguk.











"Katanya mengantuk" jaemin memberi dot susu renjun.

"Udah enggak, mau main gem" renjun sibuk menekan nekan layar hape jaemin.

"Kenapa tadi teriak? Tante lami baik loh"

"Tapi injun mau pulang" jawab renjun tanpa melihat jaemin.

Ternyata susah juga, jaemin pikir akan mudah. Karna dia sempat menanyakan mamanya, dan jaemin pikir, renjun butuh sosok ibu.

"Injun mau mama gak?"

Renjun menatap jaemin lama.

"Mama? Ndak. Daddy saja, injun udah senang"

"Yakin? Kalau tante lami bagaimana?"

"Ndak mau" mata renjun sudah berkaca kaca. Dia hanya ingin jaemin. Tidak butuh mama. Nanti kalau ada mama, jaemin tidak akan menyayangi nya lagi. Tadi saja dia diabaikan, dia tidak suka.

"Kenapa tidak mau?"

"Hiks injun ndak mau mama"

Renjun malah menangis. Jaemin jadi merasa bersalah menanyakannya. Tapi kan dia juga butuh pendamping hidup. Tidak mungkin kan dia tidak menikah.

"Daddy minta maaf ya?" jaemin memeluk renjun, menepuk nepuk punggungnya agar tangisnya redah.

"Daddy mau pergi hiks? Dengan tante lami?" tanya renjun, suaranya bergetar.

"Daddy gak pergi, tetap sama injun selamanya" jaemin mengusap pipi renjun yang basah.

"Iya sama injun aja. Daddy sayang injun kan?" renjun menatap jaemin dengan matanya yang berair.

Ah bodohnya jaemin. Untuk apa dia mencarikan renjun mama? Kalau renjun bisa menjadi istrinya kelak? Lagi pula dia memang menyukai renjun kan? Bahkan dia mencintai anak angkatnya ini.

Jaemin tersenyum, lalu mencium kedua pipi renjun yang memerah karna menangis.

"Daddy mencintai injun"














































































































































































































"Apa renjun mau?" haechan mengelus kepala renjun yang tertidur dipangkuannya.

"Pasti chan, kemarin aja dia nanya mama nya kan?"

"Tapi jaem, coba tanya dulu" saran lucas. Dia meletakkan segelas kopi dihadapan jaemin.

"Iya hyung. Makasih kopinya"














jadi ini tuh lanjutan pas renjun nanya mamanya, masih ingat gak?

kelen gak mau gitu bekawan amaku?:( yok lah we biar seru wkwk









05.04.20

Baby Injun | Tamat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang