B

3 0 0
                                    

Hari ini aku libur, sebenarnya tidak libur tapi entahlah pak manajer menyuruhku libur. Aku tak banyak tanya dan hanya mengiyakan asal gajiku tak dipotong.

Aku membantu Mami memasak, meski hanya tinggal berdua aku selalu makan dirumah karena Mami selalu memasak. Jadi aku bukan anak hits yang tau makanan-makanan unik yang sedang booming dan pastinya berharga mahal. Aku hanya tahu namanya saja :)
Tidak apa-apa, aku mensyukuri hidupku.

"Kau libur?"

Aku mengangguk dan fokus memotong daun bawang. Aku hanya bertugas menggoreng saja sedangkan Mami yang membuat sayurnya. Sayur sop 😙 aaaa aku suka sekaliiii. Dan oh jangan lupakan telur dadar. Tabeqi suka 😙

"Kau tak ada acara? Ini malming loh."

Aku reflek mengembungkan pipi. Baru sadar hari ini malam minggu.

"Aku lupa hari ini hari sabtu."

"Jomblo sih jadi begitu."

Aku diam saja, malas menggubris Mami karena Mami benar aku jomblo jadi sabtu sama saja dengan hari lain bagiku. Hahaha

Tak lama kemudian masakan Mami sudah siap lengkap dengan perkedel, telur dadar, dan tahu goreng. Aku tak terlalu suka perkedel jadi kupastikan perkedel itu bisa awet sampai besok.

Aku dan Mami makan sambil sesekali mengobrol. Obrolan kita sangat random, aku dan Mami benar-benar terlihat seperti sahabat daripada ibu-anak. Dan beberapa temanku setuju, apalagi Mami awet muda sekali huhu kadang ada orang yang mengira Mami adikku :) astaga.

Masih muda banget kan :) ya iya sih karena Mami dulu nikah muda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masih muda banget kan :) ya iya sih karena Mami dulu nikah muda. Lalu cerai dengan Papi saat aku baru umur 5 tahun.

"SELAMAT PAGI MENJELANG SIANG! APA ADA ORANG DIDALAM?"

Aku menoleh menatap pintu yang memang dari meja makan lurus searah dengan pintu. Aku melihat jam dinding memang sudah pukul 09.30 sekarang.

"Siapa yang bertamu? Tumben sekali. Kau lanjut makan saja biar Mami yang buka pintu. Mungkin si Jubed nagih uang pkk."

Aku mengangguk lalu lanjut makan lagi. Karena jarak meja makan dengan pintu lumayan dekat aku jadi bisa dengar Mami bertanya pada tamu itu.

"Siapa ya?" suara Mami lembut sekali. Biasanya hanya dengan lelaki tampan Mami bersuara selembut itu.

"Saya Bindra, Mami. Apa Tabeq ada?"

Aku reflek tersedak karena ternyata si Bindra-lah si tamu itu. Aku menoleh dan tepat sekali dia tengah melambaikan tangan padaku. Aku kaget sekali kenapa dia bisa ada disini 😭

Dan juga, kenapa dia senyum-senyum begitu :) kan tidak baik untuk jantungku :(

Dan juga, kenapa dia senyum-senyum begitu :) kan tidak baik untuk jantungku :(

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RabindraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang