Author's point of views
Nura tidak bisa memejamkan matanya sama sekali, bagaimana bisa ia tidur? ia harus memikirkan siapa orang yang akan ia kenalkan pada ayahnya sebagai kekasihnya besok,
Jam sudah menunjukkan pukul 12 tepat, tapi ia masih belum juga menutup matanya.
Ia mengambil handphone disebelahnya lalu mengirim pesan pada temannya.From: Nura
To: fikriFik.. kamu udah tidur?
Sent→
Lama ia menunggu balasan dari fikri, temannya dulu dari tk sampai kuliah,
Meskipun Nura tidak pernah bertemu fikri lima tahun belakangan, tapi ia tidak pernah kehilangan kontak, karena mereka selalu saling mengirim pesan, dan terkadang melakukan panggilan video.Drrt..
Nura langsung membuka handphone nya dan benar saja, fikri belum tidur dan membalas pesannya.
From: fikri
To: NuraIya.. aku belum tidur, kenapa?
Nura merasa lega, ia langsung menelepon fikri yang langsung fikri angkat.
"Apaan ra? Ganggu banget deh.."
"Ganggu banget ya fik?"
"Iya lah.. ini aku lagi nongkrong sama temen"
"Oh gitu .. bentar aja kok fik.. hmm.. fik.."
"Apaan sih? Cepetan lah ngomongnya.."
"Kamu sibuk banget ya, gak bisa banget di ganggu?"
"Iya aku enggak bisa diganggu"
"Fik.. aku butuh banget cerita ke kamu.."
"Besok aja deh ya.."
"Fikri.. tapi aku nggak bisa tidur kalo belum cerita ke kamu"
"Udah.. besok aja deh, kamu tidur aja, besok bangun pagi kan, buka cafe? Aku janji besok kita ngomong panjang ya.."
"Tapi fik--"
Tut.. tut..
Panggilan terputus..
Tumben sekali ia tidak mau mendengarkan Nura, biasanya ia selalu ada untuk Nura, apalagi di saat Nura ingin mencurahkan hatinya.
Nura bertanya - tanya dalam hatinya, apakah fikri sedang dihadapkan kepada sebuah masalah.
Ia benar ingin tahu, sepertinya mood fikri sangat buruk tak seperti biasanya.Fikri setelah kuliah, pergi ke bandung meneruskan bisnis orang tuanya, itulah sebabnya Nura tidak pernah bertemu Fikri lima tahun belakangan,
Nura hanya pasrah menerima ketika Fikri memohon padanya waktu itu "aku mau ke bandung ra.. nerusin bisnis papa, ini kemauan orang tua aku, kita bakal jarang ketemu, please kamu jangan nangis gini dong""Tapi kan kamu bakal sering ke jakarta kan? Papa mama kamu juga di jakarta"
Timpal nura saat itu"Enggak ra, kalau pun aku ke sini, aku enggak bakal sempet ketemu kamu, tapi kita akan tetep terhubung" ucap Fikri sambil menunjukkan handphonenya.
Nura rindu sahabatnya itu, yang selalu ada untuknya, yang dulu selalu tertawa bersamanya, disaat bahagia maupun duka.
Ia rindu..
Ah, sudahlah, sebaiknya ia tidur, besok ia harus bangun pagi.
Sesaat kemudian, Nura tetap tidak bisa memejamkan mata, ia memutuskan turun ke dapur, mungkin segelas susu hangat akan membuatnya mengantuk.
Nura membuka kulkas, mengeluarkan susu, meletakkannya di panci, dan menghangatkannya sebentar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sepucuk Rasa Abadi
Romance[ON GOING & REVISI] Sebagaimana tak ada sembuh sebelum luka, Tak ada pula bahagia sebelum sengsara. _______________ Nura, usianya sudah menginjak 30 tahun, namun enggan menikah juga, hingga ia dijodohkan dengan pria yang tidak ia kenal sebelumnya, b...