SECOND STORY

14 1 0
                                    

Cerita kedua ini berawal ketika gue mulai kenal dengan Febri dan Karin. Sahabat dari Jennifer, kekasih gue.

Karin adalah orang yang sukanya main atau ngumpul bareng sama anak laki-laki di kelas, meskipun dianya sih nggak tomboi-tomboi amat. Mungkin si Karin juga menaruh perasaan kepada sahabat gue yang bernama Rendi. Tapi mungkin kenyataan yang dirasakan oleh Karin tidak semanis ekspetasinya, karena cintanya bertepuk sebelah tangan. Rendi kini mulai mendekati seorang adik kelas.

Beda cerita dengan cerita Karin, kalau Febri lebih dikenal dengan orang yang tegas. Ia juga sangat dekat dengan Jennifer. Febri menurut gue bisa menjadi orang yang menyebalkan sekaligus mengasikkan. Ia memiliki sifat acuh tak acuh kepada semua orang dan juga salah satu orang terpandai di kelas gue.

Meskipun mereka berdua terlihat dekat tapi sebenernya mereka punya sedikit masalah yang membuat gue tak habis pikir.

Karin menurut gue orangnya cukup sabar untuk menyikapi permasalahan tersebut. Entah masalah itu sejak kapan tapi yang jelas gue baru tau mereka berdua memiliki masalah sejak gue deket dengan Jennifer. Dan sekarang posisi gue sebagai tempat curhat bagi Karin, meskipun nggak selalu bisa ngasih solusi yang tepat, tapi gue orangnya bisa jaga rahasia serapet-rapetnya.

Kalau gue sukanya curhat seluruhnya ke Febri, karena gue percaya kepada Febri kalau dia bisa menjaga rahasia, meskipun rasa-rasa curiga sering muncul saat ingin curhat kepada Febri.

Sekarang gue beruntung dapat ketemu dengan Mas Hakim, yaitu orang yang sering ngajar di kelas gue waktu pelajaran PPK. Menurut gue Mas Hakim itu orangnya baik dan mudah mengerti apa yang sering gue dan temen-temen gue curhatin.

Pernah pada suatu hari gue curhat kepada Mas Hakim bagaimana rasanya LDR dan bagaimana harus menyikapinya, di kala itu Mas Hakim menjawab bahwa LDR sesungguhnya itu memang berat baginya tapi baginya bahwa LDR itu membuat seseorang lebih bisa bersabar dan cara menyikapi menurutnya adalah bahwa jika hanya memberikan sekedar cinta itu kurang, harus ada perjuangan dan pembuktian.

Dan saat ini gue mulai berpikir apakah Jennifer yakin dengan hubungan ini atau hanya untuk tempatnya menghilangkan rasa kesepian.

Gue sempat curhat kepada Febri sahabat dekatnya tentang siapakah gue dimata Jennifer yang sekarang. Dan disaat itu juga si Febri tidak bisa memberi jawaban pasti. Alasan kenapa gue menanyakan hal tersebut kepada Febri dan tidak langsung kepada Jennifer adalah yang pertama gue tidak ingin menyakiti perasaan Jennifer ketika mendengar pertanyan tersebut, yang kedua agar gue bisa memposisikan diri gue dengan benar seperti apa gue di mata Jennifer.

Mungkin saat ini gue belum bisa menceritakan masalah yang terjadi diantara Karin dan Febri karena gue yakin mereka dapat menyelesaikan permasalahan ini dengan damai.

Kini gue udah mulai jarang ngomong pada Jennifer baik secara langsung atau lewat WhatsApp karena udah nggak ada lagi yang mau diomongin lagi kepadanya, tapi sekarang gue masih tetap berharap kita masih bisa seperti dulu lagi.

Dan rasa tidak ingin kehilangan masih ada dan mungkin tambah kuat terasa di hati ini.

Catatan Penulis:
Mungkin cerita kedua ini tidak panjang-panjang seperti cerita pertama dan gue harap semua pembaca dapat mengambil hikmah dari cerita diatas atau mungkin cerita diatas gak ada hikmahnya >_<

SCHOOL : Where We Met For The First TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang