Krriiinggg...!!! Kriinggg...!!! Kriingg... !!!
Terdengar suara telepon dari teras dekat kolam renang, membuat sosok tampan bertubuh tegap, dengan mata yang sipit, alis yang hitam, hidung yang mancung dan bibir tipis merah muda itu muncul dari dasar kolam renang, menghentikan alunan tangannya, dan bergegas menghampiri sumber bunyi dari telepon tersebut.
Deg!!!
"Tumben pagi-pagi ada yang telpon" gumamnya dalam hati
"Halloo dengan siapa ini" angkat Anan
"Iya hallo apakah ini dengan Anan Alvero?"
"Iya dengan saya sendirii, ada apa?" tanya Anan
"Begini kami dari pihak rumah sakit ingin menyampaikan sesuatu" jelas petugas rumah sakitMendengar kata rumah sakit seketika itu juga membuat hati Anan cemas dan khawatir. Bagaimana tidak, seseorang yang tak dikenalnya tiba-tiba memberitahukan kabar buruk mengenai ayahnya yang tiba-tiba masuk rumah sakit tanpa alasan.
"Ap....apaa rumah sakit?" jawab Anan dengan terbata-bataSontak mendengar suara Anan, seorang wanita paruh baya dengan rambut yang tergerai rapi, berwajah cantik, dengan beberapa perhiasan di beberapa anggota tubuhnya dan pakaian sutra yang dikenakannya saat itu, tiba-tiba terdiam. Tanpa disadarinya sebilah pisau tajam sudah tergeletak di atas tumpukan sayur yang akan ia potong.
"Anan" gumamnya lirih
Tanpa berkata kata Saras, mama Anan langsung menghampiri asal suara tersebut, kemudian diikuti sosok wanita yang satu tahun lebih tua darinya dengan gelungan rapi di bagian rambutnya dan pakaian adat jawa yang melekat anggun di tubuhnya.
"Kenapa, ada apa dengan papa saya?" potong Anan tiba-tiba pada petugas rumah sakit
"Anan...." sapa Saras yang tiba-tiba sudah berdiri tepat di samping kiri Anan
"Den.... apa yang terjadi?" tanya Inah tiba-tibaWanita paruh baya itu ikut cemas menatap putranya yang gelisah dan kebingungan tanpa alasan.
"Dari rumah sakit mana ini?" tanya Anan yang masih tidak menghiraukan sapaan mamanya
"Dari Rumah Sakit Rama" jawab petugas Rumah Sakit
"Iya baik saya akan kesana" tegas Anan
"Anan ada apa?" tanya Saras sekali lagi dengan wajah yang diselimuti kecemasan
"Papa maa papa ada di rumah sakit"
"Apa rumah sakit?" jawab Saras kaget
"Bagaimana bisa kemarin papamu masih baik baik saja." jelas Saras sekali lagi
"Aku nggak tau ma.... Yang jelas papa ada di rumah sakit" jawab Anan
"Coba dulu nyonya ikut den Anan pergi ke rumah sakit untuk mengecek keadaan Tuan" celetuk Bi Inah
"Yaudah mama ambil tas dulu, Anan kamu siapin mobil!" suruh Saras kepada Anan cepat.Dengan perasaan yang diliputi kecemasan dan kebingungan Saras pun akhirnya pergi menuju kamarnya untuk mengambil tasnya dan menghilang dari hadapan Anan, begitupun dengan Anan yang langsung melaksanakan perintah mamanya untuk menyiapkan mobil.
Diikuti oleh Bi Inah yang juga pergi menghilang dari tempat berdirinya, hanya untuk sekedar memberitahukan berita yang sama kepada pembantu lainnya. Orang pertama yang dijumpainnya saat itu adalah Tirto suaminya kemudian Jayu tukang kebun tampan sekaligus asisten pribadi Anan yang selalu menemani kemanapun Anan pergi namun sepertinya kali ini ia tidak akan menemani majikannya itu karena sebuah perintah yang telah ia dapatkan.
Kemudian berita itu meluncur ke telinga gadis cantik dengan rambut hitam sebahu yang terkepang rapi ke bawah, ditambah lagi rok mini hitam dan kaos orange yang melekat khas di tubuh gadis muda tersebut.
****
Bruuaaakk....
Sebuah tabrakan ringan kini mulai mendarat mulus pada sebuah meja kayu berwarna coklat berbentuk persegi panjang itu. Membuatnya sedikit bergeser dari tempatnya, hingga tak sengaja secara langsung membuyarkan Tara gadis cantik dengan kaos orange dan rok mini hitam selututnya, geram dengan tingkah teman sepekerjanya. Tara mau tidak mau harus menghentikan pekerjaannya membersihkan meja makan itu dan meletakkan kemocengnya tepat diatas meja."Bisa hati-hati tidak!" Ketus Tara kesal
"Aduh udah deh percuma orang rumah pasti nggak ada yang makan disini" jawab Jayu
"Maksudmu?" tanya Tara tidak mengerti
"Huh dasar kudet" ledek Jayu
"Apa maksud perkataanmu itu?" kesal Tara
"Tuan Anan, Nyonya semuanya pada ke rumah sakit." jelas Jayu
"Kenapaa ada apa dengan mereka?" tanya Tara penasaranTak sempat terjawab tiba-tiba suara mobil Anan membuyarkan perbincangan mereka, penasaran dengan apa yang terjadi Tara pun kemudian bergegas keluar dari dalam rumah diikuti Jayu yang sedikit berlari kecil menyamai langkah Tara seketika itu, tepat berada di samping Tara Jayu berucap lirih.
"Yaa Tuhaan semoga semuannya baik-baik saja"
"Heey apa yang kau lakukan kenapa kau masih disini, cepat susul Tuan Anan!" perintah Tara yang tiba-tiba memukul pelan pundak kiri Jayu kemudian menunjuk ke arah mobil Anan
"Biasa aja dong...." balas Jayu
"Semoga semuannya baik-baik saja" terdengar suara lirih Inah yang berjalan mondar mandir di depan Jayu dan Tara
"Mari kita masuk!" ajak Tirto yang sudah melihat mobil Anan mulai menghilang dari pandangannya.Ajakan Tirto disambut baik dengan anggukan dari Inah dan kemudian diikuti Jayu juga Tara yang sesekali masih saja berdebat menggerutu saling mengejek satu sama lain.
Memang Jayu dan Tara adalah teman SMA waktu itu, dan dari dulu mereka sangat senang meledek satu sama lain, kini ledekan-ledekan itu semakin menjadi saat mereka tiba-tiba dipertemuakan dalam satu pekerjaan yang sama, membuat keduannya bergidik ngeri tak terbayang bisa satu atap serumah dengan majikan yang sama pula
Tara dan Jayu sama-sama melakukan pekerjaan paruh waktu, disisi lain mereka harus menyelesaikan kuliah mereka yang bisa dikatakan kurang satu tahun. Jayu harus berpisah dengan kedua orang tuannya yang kaya hanya karena ingin memenuhi egonya menjadi pribadi mandiri yang sukses tanpa campur tangan dari kedua orang tuannya.
Begitupun dengan Tara yang juga ingin membahagiakan kedua orang tuannya dan tidak ingin menyusahkannya lagi.
Ia juga bercita cita ingin membangun karier nya sendiri dari nol untuk membahagiakan kedua orang tuanya dan membantu pendidikan adiknya, yang kini masih duduk di bangku SMA. Tara harus benar-benar menjaga komunikasi antar kedua orang tuannya dan sanak saudarannya yang berada di kampung. Dengan ponsel pintarnya kini sudah cukup membuat kerinduannya kepada sanak saudaranya terobati meskipun hanya bersifat sementara.
Hy suka ceritanyya langsung tap next yuk👍
Dan coba kita lihat apa ya yang kiranya terjadi pada papa Anan tap-tap next....✌🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Dairy Analyn
Teen FictionDairy ini mungkin berbeda dengan dairy-dairy yang lain. Kenapa tidak! Kisah cinta yang tertuang dalam buku kecil dan pena seorang pemuda pemudi ini cukup membingungkan. Keduanya saling mencintai namun harus terkalahkan dengan ego masing-masing dan...