coklat

694 104 7
                                    

☂️☂️☂️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☂️☂️☂️

Seperti biasanya, jadwal pekerjaan Sehun cukup padat. Bahkan, ia tidak sempat beristirahat. Ia melirik Joy sebentar yang sedang makan roti sambil mengerjakan tugas. Masih bisa terlihat dari ruang kerjanya. Sehun frustasi sendiri. Ia bisa merasakan desiran darahnya yang membuatnya tiba-tiba gugup dan kaku.

Ia tahu tempat dan kondisi. Ini kantor. Tidak mungkin jika Sehun akan menunjukkan jika ia sejak tadi sangat gugup.Ia Sehun Jose William, orang yang dingin dan tegas di mata publik. Mana ada orang menilainya seru, asik atau ramah? Sekalipun itu sekretarisnya yang menilai.

Baginya, kata maaf dan terima kasih masih kurang untuk orang seperti Joy. Ia berdiri, berniat keluar sebentar sambil mencari ide lain yang bisa membantunya tanpa merusak harga dirinya sebagai Sehun Jose William. Ia memang orang yang gengsian. Namun, apa yang terjadi adalah Joy langsung berdiri menyapa Sehun dan basa-basi seperti biasanya. Sehun salah tingkah. Ia melirik Joy sebentar lalu memberi kode 'bukan apa-apa' kepada Joy. Ia pergi melewati Joy, tapi kembali lagi.

"Joy" panggil Sehun.

"Iya, Pak?" Joy langsung berdiri dan meletakkan rotinya.

"Tolong kerjakan pekerjaan saya yang ada di atas meja. Saya harus pergi sebentar"

"Oh, baik, Pak"

"Kalau ada yang gak paham, tunggu saya aja"

"Baik, Pak"

Sehun keluar. Ia ingin mencari sesuatu. Di tengah perjalanannya, ia memikirkan sesuatu.

Joy terlihat tidak pernah peduli kepada urusan pribadinya atau menanyakan urusannya. Tapi kenapa, Joy bisa tahu kalau ia ingin bunuh diri waktu itu?

Masih menjadi pertanyaan baginya. Ia lupa bertanya. Tidak lupa saja, dia juga masih berpegang pada gengsinya.

👑👑👑

Selesai rapat, Joy akan segera pulang. Niatnya sih tidak ingin pamit dulu kepada atasannya. Tapi, melihat Sehun berada tepat di sampingnya, ia mengurungkan niat awalnya. Maaf, bukan samping. Namun, rasanya seperti tepat di samping Joy. Karena dari sampingnya ia bisa melihat langsung Sehun Jose William. Ia masuk ke dalam ruang kerja, mau-tidak mau.

"Saya pulang dulu, Pak"

"Eh"

Joy menoleh waktu Sehun menawarkan sesuatu. "Eumm, mau sekalian aja bareng? Kayaknya rumahmu searah dengan rumah saya"

'Searah apanya?' batin Joy.

"Gak usah, Pak. Terima kasih atas tawarannya"

"Tapi, ada yang perlu saya bicarakan. Sekalian saja" ujar Sehun.

"Soal apa, ya?—oh, apa soal proyek baru itu, Pak? Tapi kan, itu diun--"

"Iya" jawab Sehun cepat. "Ikut saya"

Me and YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang