📍PROLOG📍

286 16 3
                                    

Happy Reading 📖
Udah tekan tombol Vote-nyabelum?

🎶 Played Now ( Maudy Ayunda - Aku & Kenangan )
×

Gadis dengan iris Caramel itu menatap sedih frame foto yang menampilkan sepasang kekasih yang tersenyum bahagia. Sesekali air mata jatuh membasahi pipinya, tapi dengan cepat ia menyekanya.

Tangannya berganti meraih album dengan sampul merah muda itu, tangannya bergerak membalik halaman demi halaman dengan sesekali sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman saat meneliti foto-foto tersebut. Bagai potongan vidio, kenangan mereka seolah berputar memenuhi pikirannya.

Kembali ia meraih buku sketsa yang ada disampingnya, semua sketsanya menampilkan gambar dirinya diberbagai gaya. Ini adalah pertama kalinya, ia dicintai oleh seseorang sampai dibuatkan sketsa.

Senyumnya berubah menjadi kecut, saat kenyataan pahit itu kembali berputar membuatnya seolah sesak.

Sudah satu tahun, tapi kejadian itu seolah baru kemarin terjadi.

" Non, mana barang yang mau ditaruh di gudang? "

Seolah sadar wanita tersebut dengan cepat menghapus air matanya kasar dan menutup buku sketsanya dan menaruh semua foto dan album ke dalam kardus.

" Yang ini aja, Bi. "

" Baik, biar saya taruh di gudang. "

Matanya mengikuti kardus yang dibawa Asisten rumah tanggannya, seolah ia tak rela berpisah dengan barang-barang tersebut.

Tapi ia harus tetap melakukannya, bagaimanapun kehidupannya harus berjalan.

Sekarang, esok, dan seterusnya. Hanya ada satu nama yang selalu menempati posisi tertinggi dihatinya, karena kenangan-nya dan luka yang dia torehkan menjadikan seorang Arsea kuat perihal melepas orang yang disayang.

Tak selamanya melepaskan adalah akhir, tapi ini adalah caraku tetap mencintaimu, disaat takdir tak memihak untuk menjadikan kita sejalan.

Ia menatap langit-langit kamarnya dengan sendu.

" Sam, Terimakasih. Terimakasih untuk semuanya. " Dengan menangis sesenggukan.

Sekarang yang tersisa bagi kita hanyalah kenangan, kenangan yang kita lukis bersama dan akan menjadi senjata kita untuk menghapus rindu yang menggenang.

" Arse. " Panggil seorang wanita paruh baya diambang Pintu.

Sea, gadis itu dengan cepat menghapus air matanya dan memberikan senyum cerah untuk Bundanya.

" Ayo berangkat, yang lain udah nungguin di bawah. " Suruhnya.

Sea mengangguk lalu menghampiri Bundanya, sesaat ia kembali berbalik untuk merekam setiap sudut kamarnya dan matanya jatuh kepada Boneka Taddy bear besar yang ada di atas kasurnya.

" See you!. " Pamitnya sambil melambaikan tangan kepada bonekanya, lalu ia berjalan menyusul Bundanya yang sudah ada di lantai bawah.

" Sea, elah, lama banget jalannya. " Sungut salah satu sahabatnya yang tak sabaran.

" Lo kalau gak ikhlas gak usah ikut nganterin gue, ya! " Ketus Sea menanggapi.

" Dih, entar lo kangen. " Saut Rian.

Sea mendengus sebal, " Gue cuma pergi empat tahun, bukan tinggal di sana selamanya. " Cibirnya.

" Udah. Kalian sepupuan, dari kecil udah barengan. Masih aja berantem mulu. " Omel wanita paruh baya di samping Rian, yang tak lain adalah Tante-nya.

" Dia! " Tunjuk Atasya dan Rian barengan.

Semuanya menggeleng-geleng sudah tidak tau lagi.

" Kita berangkat sekarang, sebelum ketinggalan pesawat. " Seru Galaksi menengahi.

Semuanya mengangguk setuju, lalu sama-sama pergi ke depan dan naik ke mobil masing-masing.

" Se, lo semobil sama kita, boleh? " Pinta Galaksi.

Sea mengangguk setuju, lalu masuk ke dalam mobil milik Galaksi. Setelah siap, Galaksi mengemudikan mobilnya ke Bandara, sesekali matanya menatap Sea yang duduk di sampingnya dari kaca spion depan.

" Jaga diri lo baik-baik disana, jangan makan sembarangan, jangan sampai lupa istirahat sama ibadahnya, jangan minum alkohol dan ikut pergaulan bebas, jangan pacaran sama orang Eropa, cari aja yang indo tulen. Trus-- "

Galaksi menatap telunjuk Sea yang menempel di bibirnya, agar ia berhenti berbicara.

" Gue akan inget semua larangannya, jadi Relax. "

" Lo malah kelihatan lebih tegang daripada gue yang mau pergi. " Lanjut Sea dengan kekehannya.

" Ekhem-, Masa, sih? " tanyanya sambil membenarkan posisi duduknya yang tidak nyaman.

Sea mengangguk cepat, lalu tangannya meraih puncak kepala Galaksi.

" Galaksi-ku yang manis, jaga dirimu baik-baik. Oke?! "

" Apa kalian sudah selesai romantis-romantisannya? Kalau udah, bantuin gue nurunin barang bawaannya oke? " Suruh Rian dengan sarkas.

" Salah gue ikut mobil ini, jatuhnya malah gangguin orang pacaran gue. " Gerutunya lagi.

©©©©©©©©©

Jangan lupa tulis komentar di setiap bab.
Thank's for all
Tetap stay healthy sahabat 😊

KETIKA JATUH & CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang