PART II

2 0 0
                                    

TINGG !!

Tasya membuka ponselnya yang berdering . Mendapati pesan Whatsapp dari ayahnya yang bertuliskan ia tidak bisa menjemput putrinya ke sekolah .

" Sya.. ayah lembur hari  ini . Coba minta antar temen kamu dulu ya sayang atau enggak naik taksi aja . Take care baby ❤️ "

Tasya duduk dihalte depan sekolah lalu menatapnya kembali isi pesan dari ayahnya . Cobaan apalagi ini dalam hati Tasya yang mati ketakutan ditambah cuaca semakin gelap dan gerimis .

" Lo ngapain disitu " ucap Abim yang membuat Tasya gugup dan memeluk tasnya erat .

" Lagi.. ttunggu jemput "

Abim turun dari motornya lalu menghampiri Tasya yang sendirian duduk dihalte . Abim membuka jaketnya yang sudah basah kuyup . Abim duduk disamping Tasya membuat Tasya sedikit menghindar darinya . Abim yang sadar membuatnya kekeh kecil .

" Lo jijik ya sama orang ? Apa karena gue keliatan orang jahat ? " ucap Abim menatap Tasya yang pucat lalu menggeleng kepala enggan menjawab

" Bukannya tadi udah pulang ya ? " ucap Tasya lembut membuat Abim terpaku menatapnya .

" Lo ? Lo gak gagap ? "

" Enggak kok "

" Lama-lama nih cewek tingkahnya makin kayak patung " ucap Abim dalam hati yang menatap Tasya .

" Apa disini ada taksi ? " ucap Tasya membuat Abim sontak kaget

" Ngapain naik taksi ? Katanya dijemput ? "

" Harusnya.. tapi ternyata gak dijemput "

" Yaudah balik sama gue aja " ucap Abim membuat Tasya membulatkan matanya gugup

" Ttapii.. "

" Ayo naik "

Tasya menatap ke kanan dan ke kiri lalu menaiki motor Abim dengan hati-hati . Abim melirik ke arah kaca spion motornya dengan senyum sumringah, ada perasaan yang aneh pada dirinya saat membonceng Tasya .

Sepanjang jalan Tasya terdiam dan melihat ke kanan dan ke kiri jalan raya . Ada rasa senang karena ia baru kali ini menghirup udara Jakarta sore hari usai hujan, sedikit sejuk dan dingin membuatnya merasakan udara dibandung walau sesaat .

Beda dengan Abim yang selalu melirik Tasya lewat kaca spionnya, wajah senyum manis Abim terlihat sedikit merona saat melihat Tasya dengan wajah cantik nan lugu .

" Komplek permai ya.. " ucap Tasya membuat Abim mengangguk kepala mengiyakan .

Sampai dirumah Tasya turun dari motor Abim dengan hati-hati .

" Terima kasih ya.. " ucap Tasya dengan wajah senyum manisnya membuat Abim menatap kagum

" Eee.. iii.ya eh, gue Abim " ucap Abim sembari menyodorkan tangannya pada Tasya .

Tasya terdiam dan menatap tangan Abim . Tasya mengangguk kepala lalu tersenyum manis kembali " Tasya " ucap Tasya yang lagi lagi harus mengeluarkan senyum manisnya membuat Abim terpaku dan ikut tersenyum .

" Nak Tasya ! " teriaki Bi Ijah membuat Abim dan Tasya menoleh ke arah Bi Ijah yang tengah menghampirinya sembari membawa payung untuk Tasya .

" Duh.. nak Tasya kok ujan-ujanan sih . Nanti kalo kamu sakit Bi Ijah yang dimarahin bapak " ucap Bi Ijah membuat Tasya terkekeh kecil akan sikapnya yang sedikit bawel .

" Temennya nak Tasya ya ? Makasih ya udah antar nak Tasya mas . Mau mampir dulu ? " ucap Bi Ijah pada Abim yang didapati gelengan kepala enggan dari Abim .

" Kalo gitu saya pulang ya Bi,Sya " ucap Abim dan menyalakan motornya

" Hati-hati ya Bim " ucap Tasya lembut ditambah dengan senyum manisnya .

" Nak Tasya ayo masuk, tuh kan mulai badannya demam aduh pasti Bibi dimarahin sama bapak " ucap Bi Ijah

" Hehe, enggak kok Bi nanti Tasya bilang sama ayah " ucap Tasya yang berlalu pergi ke kamarnya

Sepulang sekolah Abim sampai dirumahnya . Abim memarkirkan motor dibagasinya, ia menatap tajam kedua karyawan kedua orang tuanya yang tengah asik bermesraan dihalaman rumahnya .

" Pepet terus John... jangan kasih kendor, ntar kalo udah jebol jangan nangis nangis disini ya " celetuk Abim membuat Johny dan Bunga terdiam .

Abim melempar tasnya disofa dan meneguk segelas air sambil membuka ponselnya .

" Bim..udah pulang ? " ucap Anisa mamah Abim yang sedang menghampiri putranya yang sedang duduk .

" Bim.. besok ayah pulang " tambah Anisa yang membuat Abim terdiam

" Pulang ? Inget sama rumah ? "

" Kenapa sih kamu kayak gitu ? Udah ya pokoknya besok harus akur ya mamah gak mau tau titik " ucap Anisa pada putranya yang sejak dulu tidak pernah bisa akur dengan ayahnya .

Merasa bete Abim memilih untuk diam dan pergi ke kamarnya . Abim merebahkan badan di kasurnya, membuka ponsel dan membaca pesan di Whatsapp .

Abim menatap teras kamarnya yang sedang dihujani awan . Ia masih mengingat jelas momen rahasianya tadi, mengantar Tasya pulang itu sangat disengaja olehnya . Ia juga masih jelas kata perkata yang Tasya ucap padanya bicaranya yang lembut membuat hatinya dirasakan tenang . Seringkali ia juga tersenyum saat membonceng Tasya dibenaknya hati Abim pasti akan selalu tenang saat bersama Tasya .

Hanya satu yang masih ia pertanyakan untuk perempuan seperti Tasya terlalu kaku saat diajak berbicara dan berkenalan . Dipikirnya mungkin masih baru untuknya beradaptasi namun dipikirnya juga sekedar bersalaman pun Tasya enggan membalas hanya sebuah senyum manis yang bisa ia balas saat berkenalan dengan orang lain .

Abim masih berpikir keras untuk ini sekedar mengobrol pun Tasya menghindar walau hanya beberapa jarak darinya . Dipikirnya lagi mungkin ia hanya sedang berjaga jarak karena tidak terbiasa . Terlalu banyak berpikir Abim sampai tertidur pulas .

TASYA [ SHE IS COLD GIRL ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang