TINGG !!
Tasya membuka ponselnya yang berdering . Mendapati pesan Whatsapp dari ayahnya yang bertuliskan ia tidak bisa menjemput putrinya ke sekolah .
" Sya.. ayah lembur hari ini . Coba minta antar temen kamu dulu ya sayang atau enggak naik taksi aja . Take care baby ❤️ "
Tasya duduk dihalte depan sekolah lalu menatapnya kembali isi pesan dari ayahnya . Cobaan apalagi ini dalam hati Tasya yang mati ketakutan ditambah cuaca semakin gelap dan gerimis .
" Lo ngapain disitu " ucap Abim yang membuat Tasya gugup dan memeluk tasnya erat .
" Lagi.. ttunggu jemput "
Abim turun dari motornya lalu menghampiri Tasya yang sendirian duduk dihalte . Abim membuka jaketnya yang sudah basah kuyup . Abim duduk disamping Tasya membuat Tasya sedikit menghindar darinya . Abim yang sadar membuatnya kekeh kecil .
" Lo jijik ya sama orang ? Apa karena gue keliatan orang jahat ? " ucap Abim menatap Tasya yang pucat lalu menggeleng kepala enggan menjawab
" Bukannya tadi udah pulang ya ? " ucap Tasya lembut membuat Abim terpaku menatapnya .
" Lo ? Lo gak gagap ? "
" Enggak kok "
" Lama-lama nih cewek tingkahnya makin kayak patung " ucap Abim dalam hati yang menatap Tasya .
" Apa disini ada taksi ? " ucap Tasya membuat Abim sontak kaget
" Ngapain naik taksi ? Katanya dijemput ? "
" Harusnya.. tapi ternyata gak dijemput "
" Yaudah balik sama gue aja " ucap Abim membuat Tasya membulatkan matanya gugup
" Ttapii.. "
" Ayo naik "
Tasya menatap ke kanan dan ke kiri lalu menaiki motor Abim dengan hati-hati . Abim melirik ke arah kaca spion motornya dengan senyum sumringah, ada perasaan yang aneh pada dirinya saat membonceng Tasya .
Sepanjang jalan Tasya terdiam dan melihat ke kanan dan ke kiri jalan raya . Ada rasa senang karena ia baru kali ini menghirup udara Jakarta sore hari usai hujan, sedikit sejuk dan dingin membuatnya merasakan udara dibandung walau sesaat .
Beda dengan Abim yang selalu melirik Tasya lewat kaca spionnya, wajah senyum manis Abim terlihat sedikit merona saat melihat Tasya dengan wajah cantik nan lugu .
" Komplek permai ya.. " ucap Tasya membuat Abim mengangguk kepala mengiyakan .
Sampai dirumah Tasya turun dari motor Abim dengan hati-hati .
" Terima kasih ya.. " ucap Tasya dengan wajah senyum manisnya membuat Abim menatap kagum
" Eee.. iii.ya eh, gue Abim " ucap Abim sembari menyodorkan tangannya pada Tasya .
Tasya terdiam dan menatap tangan Abim . Tasya mengangguk kepala lalu tersenyum manis kembali " Tasya " ucap Tasya yang lagi lagi harus mengeluarkan senyum manisnya membuat Abim terpaku dan ikut tersenyum .
" Nak Tasya ! " teriaki Bi Ijah membuat Abim dan Tasya menoleh ke arah Bi Ijah yang tengah menghampirinya sembari membawa payung untuk Tasya .
" Duh.. nak Tasya kok ujan-ujanan sih . Nanti kalo kamu sakit Bi Ijah yang dimarahin bapak " ucap Bi Ijah membuat Tasya terkekeh kecil akan sikapnya yang sedikit bawel .
" Temennya nak Tasya ya ? Makasih ya udah antar nak Tasya mas . Mau mampir dulu ? " ucap Bi Ijah pada Abim yang didapati gelengan kepala enggan dari Abim .
" Kalo gitu saya pulang ya Bi,Sya " ucap Abim dan menyalakan motornya
" Hati-hati ya Bim " ucap Tasya lembut ditambah dengan senyum manisnya .
" Nak Tasya ayo masuk, tuh kan mulai badannya demam aduh pasti Bibi dimarahin sama bapak " ucap Bi Ijah
" Hehe, enggak kok Bi nanti Tasya bilang sama ayah " ucap Tasya yang berlalu pergi ke kamarnya
Sepulang sekolah Abim sampai dirumahnya . Abim memarkirkan motor dibagasinya, ia menatap tajam kedua karyawan kedua orang tuanya yang tengah asik bermesraan dihalaman rumahnya .
" Pepet terus John... jangan kasih kendor, ntar kalo udah jebol jangan nangis nangis disini ya " celetuk Abim membuat Johny dan Bunga terdiam .
Abim melempar tasnya disofa dan meneguk segelas air sambil membuka ponselnya .
" Bim..udah pulang ? " ucap Anisa mamah Abim yang sedang menghampiri putranya yang sedang duduk .
" Bim.. besok ayah pulang " tambah Anisa yang membuat Abim terdiam
" Pulang ? Inget sama rumah ? "
" Kenapa sih kamu kayak gitu ? Udah ya pokoknya besok harus akur ya mamah gak mau tau titik " ucap Anisa pada putranya yang sejak dulu tidak pernah bisa akur dengan ayahnya .
Merasa bete Abim memilih untuk diam dan pergi ke kamarnya . Abim merebahkan badan di kasurnya, membuka ponsel dan membaca pesan di Whatsapp .
Abim menatap teras kamarnya yang sedang dihujani awan . Ia masih mengingat jelas momen rahasianya tadi, mengantar Tasya pulang itu sangat disengaja olehnya . Ia juga masih jelas kata perkata yang Tasya ucap padanya bicaranya yang lembut membuat hatinya dirasakan tenang . Seringkali ia juga tersenyum saat membonceng Tasya dibenaknya hati Abim pasti akan selalu tenang saat bersama Tasya .
Hanya satu yang masih ia pertanyakan untuk perempuan seperti Tasya terlalu kaku saat diajak berbicara dan berkenalan . Dipikirnya mungkin masih baru untuknya beradaptasi namun dipikirnya juga sekedar bersalaman pun Tasya enggan membalas hanya sebuah senyum manis yang bisa ia balas saat berkenalan dengan orang lain .
Abim masih berpikir keras untuk ini sekedar mengobrol pun Tasya menghindar walau hanya beberapa jarak darinya . Dipikirnya lagi mungkin ia hanya sedang berjaga jarak karena tidak terbiasa . Terlalu banyak berpikir Abim sampai tertidur pulas .
KAMU SEDANG MEMBACA
TASYA [ SHE IS COLD GIRL ]
Teen FictionTasya anak gadis belia yang baru saja memasuki kelas 2 di SMA Pertiwi Jakarta . ia berasal dari kota Bandung hanya saja ia selalu berpindah-pindah tempat karena ada tuntutan pekerjaan ayahnya yakni seorang manajemen di perusahaan terbesar di Jakarta...