Wanita dengan tinggi semampai menjulurkan tangan panjangnya meraih novel klasik yang berada pada rak buku bagian atas
IN-TU-I-CION eja nya pelan
Emila Hedwar Aditama. Manusia ceroboh nan santai, tanpa memikirkan konsekuensi yang akan didapat nya. Ini sudah pembolosan nya yang ketiga dalam minggu ini, ia lebih memilih untuk mengkhatamkan novel novel perpustakaan dibandingkan menyetor hafalan Farmakognosi didalam kelas
Seorang pria jangkung memasuki perpustakaan, tak lupa dengan headphone putih yang bertengger manis dipuncak kepala nya, mendekati rak bagian novel dan memilih judul novel yang akan diselesaikan nya
Emila yang sejak tadi memperhatikan pria tersebut mengukir senyum meski tak berbalas. "Ar-mond Sal-fa-no G" emila mengeja nama yang terbordir rapi pada name tag seragam putih Armond -pria jangkung- tersebut, berdiri didepan Armond dengan spontan lalu menjulurkan tangannya
"Emila!"cengirnya memperkenalkan diri
Armond tak menggubris sapaan emila, berjalan ke arah meja baca tanpa menoleh sedikitpun kearah nya
Emila ikut mendaratkan badan nya tepat di kursi yang ada di depan Armond, menopang dagu dengan kedua tangannya, menatap Armond yang sedang fokus pada bacaannya
"Nikmat Allah mana lagi yang engkau dustakan" ujarnya menggelengkan kepala
Armond menatap Emila, memutar kepalanya ke kiri dan ke kanan, mencari sosok yang sedang dibicarakan Emila. Tak dapat sosok yang dicari, pria itu membuka suara "Siapa?"
Emila sontak terkejut, melebarkan dan mengerjap ngerjapkan mata nya beberapa kali, senyum kembali terukir dibibir nya yang agak tebal itu
"SUBHANALLAH, lo nanya gue?? Mm kenalin gue Emila Hedwar Aditama anak kelas X.Farmasi.1" Emila berdiri memperkenalkan diri, menjulurkan kembali jemarinya seakan hendak berjabat tangan
"Terlalu percaya diri itu tidak baik Emila" Emil. Kembaran Emila yang ntah datang dari mana menurunkan tangan Emila dan mendudukkan Emila kembali pada kursi nya
Armond yang sempat terkejut dengan teriakan Emila kembali mengayun kan matanya pada bait bait kata dalam novel
"Apa sih kak apa??" Kepala gadis itu mendongak melihat Emil yang segera mengambil posisi disebelah Armond
"Suara lo kaya di hutan, mila. Gue jadinya ditegur sama yang jaga perpus" Rutuk Emil
"Hehehe ya maap" Emila memperhatikan sekitarnya yang sepi, karena memang belum menunjukkan waktu istirahat
"Lo bolos lagi??" Sadar Emil saat Emila kembali memperhatikan Armond dengan kepala nya yg dibiarkan bertengger dimeja
Emila tidak ambil pusing dengan pertanyaan kembaran nya itu, ia menaikkan alis kanan nya pertanda jawaban dari pertanyaan Emil adalah "iya"
"Gue ke kelas duluan bro" Armond menepuk pelan pundak Emil dan beranjak dari tempatnya, melihat sekilas ke arah Emila, mata nya seakan mengatakan "Siapa sih lo"
"Oh oke oke" Emil mengangguk. Emila terkejut melihat keakraban kembarannya dan gebetan baru nya itu
"Gila gila gil-"
"Lo yang gila, bolos mulu gue kaduin bokap ntar lo" Emil melayangkan pelan buku saku kimia nya di kening Emila. Adik beda 10 menit kesayangan nya itu.
"Akh! Sakit kak, iya iya ini yang terakhir gue bolos" saut nya memanyunkan bibir, tangan kanan Emila bergerak memperbaiki poni depan nya yang sedikit berantakan
"Semoga aja" mata Emil melengos, membuang nafas pasrah, pasalnya kalimat barusan sudah Emila ucap sebanyak lebih dari sepuluh kali
***
Gimana readers masih pada semangat kan nihh??
Jangan lupa tinggalkan jejak. Vote dan komen nya biar aku semangat buat ngelanjutin cerita gantung ini o((*^▽^*))o

KAMU SEDANG MEMBACA
Intuicion
Novela JuvenilHappy reading readers 🌻 Cerita tentang Emila yang selalu menyukai Armond. Dan Armond yang tak pernah membuka hati pada Emila Akan kah hati Armond dapat ditaklukkan Emila (?) Aku, kamu, kita ga ada yang tau Biar Armond dan Emila menentukan jalan cer...