KW 20

36 5 4
                                    

Mudah membuat kenangan, terlalu kejam untuk melupakan.

***

Kaka bersandar pada sofa di ruang keluarganya. Lyn dan Ely sibuk dengan Es krimnya sesekali Jungkook dan Taehyung juga ikut menikmati Es krimnya.

Disebelah Kaka ada Sasa yang tengah asik dengan gamenya. Kaka melirik adik bungsunya dan melirik Jin yang tengah memperhatikan Sasa. Kaka tahu bahwa Sasa sangat peka. Pasti Sasa tahu bahwa Jin tengah memperhatikannya.

Lalu pandangannya beralih pada manusia yang duduk di sebelah Jin. Dia tengah seru dengan ponselnya. Sepertinya sedang chatingan.

Namjoon dan Hoseok telah pamit dua puluh menit yang lalu. Ada urusan pribadi katanya.

Kaka mengalihkan pandangannya pada Jimin yang duduk di bawahnya. Tengah fokus dengan film upin ipin di layar televisi.

"Bang ! Serius amat !"-ledek Kaka saat Jimin bahkan tidak berkedip sama sekali.

"Abang kasian sama mereka dek."-ucapnya Iba dan melirik Kaka sekilas.

Kaka hanya diam dan ikut melihat ke layar televisi. Matanya tak sengaja menangkap bayangan Suga yang memperhatikannya. Hanya sekilas, karena dia mengalihkan matanya ke arah depan.

"Kasian banget mereka, udah ga punya orang tua. Ga gede gede lagi masih aja duduk di bangku TK. Makanya dek jangan suka makan Ayam goreng !"-nasihat Jimin

Sasa yang memang menyukai ayam goreng melihat Jimin dengan penuh protes.

"Kenapa ayam goreng diikutsertakan? "-balasnya setelah mematikan ponselnya.

Kaka hanya diam dan ikut mengangguk. Pasalnya semua saudaranya suka dengan ayam goreng.

" Lihat aja mereka Sa. Ga bisa tumbuh besar dan tetep aja TK. Karena apa ? Karena kebanyakan makan Ayam goreng !"-Jimin melirik Sasa dan fokus kembali ke depan.

"Abang juga ga kuat gede. Masih aja kecil."-cibir Sasa yang membuat Jimin melotot.

"APA KAMU BILANG?"-suara Jimin menggelegar memenuhi ruangan.

"Jimin jangan teriak teriak ! Mau tante lempar pake piso?"-ancem Irene dari arah dapur.

"Ampun tante cantik !"-balasnya bergidik membayangkannya.

Jimin kembali menatap Sasa sinis. Dia paling sensi jika sudah dikatai kecil.

"Emang bener abang kecil !"-tambah Jungkook tersenyum.

"Bully aja terus. Ga peduli !"-Jimin ngedumel dan melipat tangannya di depan dada, tandanya lagi ngambek.

Ely yang berada di sebelah Taehyung mendengus.
"Abang udah tua juga ngambekan. Ga tau diri !"-cibirnya

PAK

Jimin menyentil mulut Ely.
"Kamu belajar sama siapa ngomong kasar begitu hah? "

Ely mengelus bibirnya yang lumayan sakit di sentil Jimin.

Baru saja mau membalas perkataan Jimin, Dari arah pintu muncul Tante Suran dan Dek Sarang.

"Itu abang disini dek. Kamu main sama abang ya?"-tante Suran mengelus surai hitam panjang Sarang.

Mata hitam Sarang meneliti setiap orang, dan matanya memicing ke arah abangnya sendiri.

"Aku ngga mau sama abang Bun, abang jahat !"-tuding sarang ke Jimin. Jimin hanya mendengus.

"Dek sini sama bang Jin aja !"-jin menawarkan diri. Sarang malu malu menatap Jin, namun tetap menggeleng.

"Aku maunya sama bang Suga bun."- Sarang memelas menatap Bundanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 27, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

🍁Keluarga Wijaya 🍁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang