Seminggu, Awal bertemu

19 0 0
                                    

"Ini udah tengah malam, Tidurlah dulu. Aku masih punya beberapa berkas yang perlu diperiksa lagi"
"Yaudah, jangan malam-malam kamu tidur dit ❤️"
Adelia menutup teleponku, dan hatiku merasa adem ayem.
Sudah seminggu sejak ia memasuki hidupku, sejak malam yang kami habiskan bersama, sejak itu pula ia tidak pernah lepas dari pikiranku.
Padahal aku belum bisa bertemu lagi dengannya setelah malam pernikahan selvia, karna disibukan dengan perizinan untuk pindah dari kantor cabang New york ke cabang Jakarta.
Tiba-tiba dering telepon kembali berbunyi, orang yang menelepon adalah Joni.
"Dit, kamu beneran mau pindah ke indonesia?"
"Masa aku bo'ong sama kamu jon? Inget ya bukan cuma Adelia yang bikin aku pulkam. Aku juga rindu ayah ibunda di Depok"
Diatas meja, foto mereka selalu tersenyum seakan mendoakanku.
"Gimana sama pekerjaanmu? Gelar milikmu itu sangat sulit di dapetin lo Dit"
"Gelar hanya sebuah gelar, Skill yang kupunya udah setajam Pedang samurai jepang bung!"
"Dasar Enginer sialan, suka-suka ajalah. Yang penting, kalau ke sini bilang, jangan cuma ngapel tapi mampir kerumah"
Tanpa basa-basi, Joni menutup panggilannya.
Sekarang aku berada di Jakarta, di kantor cabang Samsung Corporation. Karna kepindahan ini beberapa kawan memberikanku bingkisan kado, yang belum kubuka dan masih tergeletak di lantai kantor.
Aku sebenarnya jauh lebih suka berada di New york, setidaknya disana tidak ada macet dan kadar oksigen lumayan bersih ketimbang kota Jakarta. Tapi apalah dayaku, yang selalu merindukan masakan Padang kesukaanku. Kemarin aku sudah berjanji dengan ibunda, untuk pulkam akhir pekan ini.
Dengan sedikit kejutan tentunya.
Rencananya aku mau mengajak si cewek tengil satu itu, sekalian nanti mengantarnya ke rumah orangtuanya yang sama sama di kawasan depok.
Sekalian perkenalan diri ke Camer, begitulah alasanku padanya.
Maka pada saat Sunrise baru saja tersenyum, aku sudah didepan rumah Adelia. Dengan seikat karangan bunga, bau parfum yang menyengat, dan model rambut khas oppa korea.
"Assalamualikum, anybody in home?'
Samar terdengar bunyi kaki berlari ke depan pintu, sedetik kemudian pintu terbuka, si wanita itu tersenyum lebar dan berkomentar.
"Kepagian mas, aku belum siap-siap"
Ia menggerutu sambil memperbaiki dasternya yang compang-camping
"Ini kubawain bunga, sama coklat di bingkisan. Jangan lupa dimakan besok kalau pulang, buruan ganti baju nanti kesiangan berangkat"
Ia mesem-mesem kaya ulat bulu, lalu menarikku masuk ke dalam rumahnya.
Untuk orang pertama kali masuk rumahnya, kesan pertamaku adalah... Berantakan banget, mirip kapal pecah. Itu wajar sih, soalnya ia juga bilang jarang ada dirumah dan males bersih-bersih.
Lantainya emang nggak kotor, tapi interior dipenuhi sama spiderman. Jadi selagi menunggu Adelia mandi, aku putusin membersihkan tempat ini.
Setidaknya supaya lebih mendingan dari sebelumnya, ku lepas jaket bomberku dan mulai bersih-bersih.
Ketika Adit sibuk dengan laba-laba.
Adelia yang sejak tadi memperhatikan Adit, dalam hatinya meraung-raung tanpa suara, mungkin kalian menyebutnya dengan baper kan? Tubuhnya terasa ringan dan ia melompat-lompat di kamarnya.
Perlahan potongan film memasuki ingatannya, ia kembali mengingat awal pertama kali semesta mempertemukannya dengan Adit.
Pagi itu, di awal bulan April semester dua kelas satu. Tiga orang dihukum membersihkan kamar mandi, karna terlambat datang kesekolah.
"Heh! Sudah kubilang jangan sibuk sama merpati di taman, kan kita jadi terlambat bodoh!" Cewek yang sedang marah besar ini adalah selvia, ia sibuk membersihkan gentong air bekas menampung air hujan, yang sudah dihuni ratusan bibit nyamuk.
"Memang siapa yang tadi malah mampir ke toko Dvd? Sibuk nyari film baru, aku sampai harus menyeretnya keluar dari toko itu, abis itu ia memukulku di pipi karna kesal"
Cowok yang tubuhnya basah karna menggosok lantai toilet itu Adit.
Aku yang baru masuk hari itu, tidak tau mau komentar darimana. Sejak tadi mereka terus bertengkar sambil mengerjakan hukuman.
"Hei... Kalian berdua bisa berhenti bertengkar, atau alat-alat itu bakalan harus kita ganti kalau patah"
Mata keduanya langsung tertuju kepadaku, aku yang mengetahuinya langsung gugup.
"Iya... Udah jangan berkelahi"
"Maaf, aku kira nggak ada orang lain selain kami berdua yang kena hukuman"
Selvia mendekatiku dengan tersenyum.
"Maaf, boleh kami tahu namamu?"
"Aku Adelia, murid pindahan kelas 1-C ini hari pertamaku"
"Apa? Baru hari pertamamu, dan kamu dihukum bersihin WC"
"Hahaha, kasihan banget anak satu ini Dit"
Keduanya pun tertawa dengan seterah hati, aku yang mendengar tawa keras mereka menjadi kesal melihat hal itu.
Maka tanpa banyak bicara, aku siramkan air dari ember di tanganku ke arah keduanya.
Tapi karna aku tidak memperhatikan sekitar, aku malah menginjak sapu lantai dan tubuhku terpleset jatuh ke bawah.
Penglihatanku menjadi buram, lalu perlahan menghitam, dunia terasa melambat dan aku pun jatuh pingsan.
Beberapa saat kemudian walau samar kulihat, aku merasakan Punggung Adit menggendongku menuju ke suatu ruangan...

THE WEDDING PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang