cinta pertama (tak pernah berhasil)

609 75 15
                                    

Terdengar suara pintu terbanting yang nyaring. Hangyul yang tadinya tengah tertidur lelap kini terjaga. Matanya terbelalak dengan terpaksa, menunjukan warna kemerahan.

Tidak, ini bukan suara hantu. Hantu tak pernah seberisik ini. Pasti ada penyusup dalam apartmentnya.

Jantungnya berdegup kencang. Pemuda berpiyama itu tak ingin keluar dari kamarnya, tak ingin mengambil resiko. Bisa saja sang penyusup membawa senjata api yang bisa melenyapkannya kapan saja.

Tak ada waktu lagi bagi Hangyul untuk berpikir bagaimana si penyusup dapat masuk ke apartmentnya dengan mudah. Ia hanya mengikuti instingnya, mengunci pintu kamarnya rapat - rapat, dan hanya bisa berharap untuk tak ditemukan. Masa bodoh dengan televisi dan pajangan mahalnya yang akan digasak habis. Ia lebih memedulikan nyawanya sendiri.

Tak lama, kenop pintu kamarnya bergerak - gerak. Ada yang berusaha membukanya dari luar. Suara ketukan terdengar beberapa kali. Semakin lama, semakin intens.

Hangyul berlari ke seberang ruang kamarnya yang luas, mengambil sebuah tongkat baseball dari bawah kasurnya, kemudian menggenggamnya erat. Berusaha untuk tetap tenang meski detak jantungnya telah memburu.

Ketukan berubah menjadi gedoran. Rasa waswas berubah menjadi rasa ngeri.

Hangyul tak ingin mati.

Setidaknya, untuk sekarang.

Masih ada adiknya, Dohyon yang harus ia urusi. Belum juga ia sempat membahagiakan orang tuanya.

Tak lama setelahnya, terdengar sebuah suara isakan kecil.

Anehnya, bukan dari Hangyul.

Penyusup itu, menangis?

"Gyuuuul, buka pintunyaaaa,"

Astaga.

Ternyata cuma Kim Yohan.

Ah, sebenarnya Yohan tidak bisa dibilang 'cuma'.


===============


Yohan tidak bisa dibilang 'cuma'. Nyatanya, ia dan Yohan pernah menjalin hubungan selama hampir 4 tahun.

Yohan adalah cinta pertamanya.

Ia adalah cinta pertama Yohan.

Tetapi mereka terlalu naif.

Karena cinta pertama tidak pernah berhasil.

Jika boleh memilih, Hangyul lebih ingin dibunuh psikopat gila saja tadi malam ketimbang harus menampung seorang Kim Yohan yang mabuk.

Hangyul pikir, Yohan terlalu tidak tahu diri. Jelas - jelas mereka telah putus sejak empat bulan yang lalu. Mengapa saat mau merepotkan orang saja baru berkunjung?

Sekarang mantan kekasihnya itu tengah tidur dengan posisi tengkurap sambil mendengkur. Dulu Hangyul menganggap hal itu lucu. Kalau sekarang ia malah benci.

Ia membenci semua hal tentang Yohan. Mulai dari kebiasannya untuk tidak menutup kembali botol pasta gigi yang ada di kamar mandi, hingga ketidakpeduliannya sampai si lelaki yang lebih muda tidak mengetahui bahwa Yohan menerima pekerjaan di luar kota diam - diam.

Ya, tapi rasa benci yang ada dalam hatinya tak menghalangi Hangyul untuk tetap menjadi manusia yang sewajarnya, yang tetap membantu manusia lain.

Membiarkan Yohan tidur di atas kasurnya (yang dulunya kasur mereka) menurutnya sudah merupakan kebaikan paling besar yang bisa ia lakukan. Namun wajah Yohan yang terlihat lelah dan matanya yang sembab memberinya rasa iba. Terpaksa ia membuatkan si lelaki yang sedang teler itu secangkir teh hangat dan semangkuk sup ayam saat pagi.

ENCHANT [Yohangyul]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang