-Hawra Arsyella Mahraini Poetri-

8 0 0
                                    

Gadis dengan rambut diikat satu dan dikepang ini sedang berjalan menuju acara pengumuman kelulusan di sekolahnya.

Entah kenapa ia sangat bersemangat menunggu hasil kelulusan dibacakan oleh kepala sekolah.

Karena ia yakin ia akan menjadi nomor satu diantara yang lainnya.

Tapi sekarang keberuntungan sedang tak berpihak padanya.

Saat perjalanan menuju sekolah,motor dengan suara nyaring yang memekakkan telinga lewat di sebelah jalan gadis itu.

Tak hanya itu,sialnya ada kubangan lumpur bekas hujan semalam. Tentu kalian tau apa yang terjadi.

Rok gadis tersebut terciprat lumpur sebagian.

Tapi ia hanya bisa diam,dan sang pemilik motor itu melenggang pergi seperti tak melakukan kesalahan apapun.

Hawra tetap diam,ia bahkan tak berani meneriaki laki-laki tak bertanggung jawab itu.

Sesampainya di sekolah,disana ia melihat lapangan sudah sangat ramai.

Ia menyapa satpam yang memang sudah mengenalnya sejak ia pertama masuk SMP.

Semua mata tertuju padanya, bagaimana tidak hari ini jadwalnya menggunakan rok putih,sedangkan rok gadis itu ada motif coklatnya.

Tanpa rasa malu ia tetap berjalan,ia menuju kamar mandi wanita dan membasuh bagian roknya yang terkena lumpur. Setelah dirasa cukup ia pun keluar dari kamar mandi.

Di depan kamar mandi sudah ada teman-temannya yang menatapnya khawatir.

"Ra,lo gapapa?"

"Kok bisa sih Ra?"

"Lo jatoh atau ada yang sengaja nyiram?"

"Ra,kok masih bisa senyum sih?"

Teman-temannya memberi gadis itu pertanyaan bertubi-tubi sampai ia bingung menjawabnya.

"Denger ya Mira,Najwa,Liska,Dian. Aku gapapa" kata gadis itu tetap dengan senyuman tulusnya.

"Huh! Ra lo tuh terlalu baik jadi orang nanti orang jadi seenaknya sama lo" kata Najwa yang paling suka bilang 'jangan terlalu baik'. Anaknya baik,cantik, cerewet,dan ceplas ceplos.

"Iya Ra,Lo tuh ya kalau ada yang jahatin,tendang aja lo kan jago beladiri" kata Liska ia adalah yang paling kekanakan diantara mereka. Tubuhnya pendek suaranya cempreng dan rambutnya sebahu

"Makanya ya Ra,punya kemampuan beladiri tuh dipake jangan dipendam ajaa" kata Mira kesal karena ia memang orangnya gampang marah,suka bentak-bentak tapi hatinya lembut kok

"Raa lo denger kita ngomong gak sih,kesel gua lama-lama liat lo dijahatin tapi tetep senyum" ucap Dian cepat, memperlihatkan behel di giginya yang tersusun rapi,ia juga salah satu teman Hawra dan ia adalah anak paling cantik diantara mereka berlima,dan Dian adalah incaran cowo-cowo di SMP Bina Bangsa

"Udah-udah,ga udah dibahas,lagian ga penting juga,yuk ke lapangan acarnya udah mau mulai tuh" kata Hawra mengajak teman-temannya itu ke lapangan,eh ralat SAHABAT maksudnya.

Hawra adalah salah satu murid tercerdas di Bina Bangsa junior high school. Ia selalu jadi juara pertama saat ada perlombaan apapun,dan ia berhati mulia. Tak pernah sedikitpun marah terhadap orang.

"Ra,keknya lo yang bakal jadi first lagi deh" bisik Mira pada Hawra.

"Ah kamu mah becanda" elak Hawra padahal ia juga berharap apa yang dikatan Mira.

"Okey selamat siang anak-anak" sapa Kepa sekolah bertubuh gempal itu.

"Saya akan membacakan,siapa yang akan lulus dengan nilai terbaik tahun ini..." Ucapan Pak Wirno terpotong karena disengaja.

"Adalah....." Pak Wirno sengaja membuat semua murid menunggu.

"Hawra Arsyella Mahraini Poetri" semua bersok sorai mendengar nama Hawra disebut tak terkecuali sahabat-sahabat nya yang memang sudah yakin Hawra akan lulus sebagai murid terbaik.

"Kepada Hawra dipersilahkan untuk naik ke mimbar" kata Pak Wirno.

Acara pengumuman pun selesai,sekarang sudah pukul 3 sore. Satu Minggu lagi akan diadakan acara kelulusannya. Dimana semua murid akan menampilkan tampilan terakhir yang terbaik.

"Syel, acara kelulusan mau pake baju apa?" Tanya Bang Danu,kakak Hawra

"Pake baju kebaya mama yang warna putih,kayaknya udah muat sama Syella" katanya sambil memasukkan makanan ringan ke bibir mungilnya.

"Oh ya udah,Abang pikir mau beli" kata bang Danu.

"Gak,lagian Syella kasian sama papa dan bunda" kata Syella dan langsung pergi ke dapur untuk membuat coklat panas.

Sekarang sudah pukul sembilan malam,ia masih terduduk di kursi balkon kamarnya sambil menatap bintang dan meminum coklat hangat yang ia buat.

"Mama,mama apa kabar di rumah tuhan?Syella rindu mama. Bunda emang baik sama Syella,tapi sekarang bunda lagi pergi ke Bandung sama papa. Bunda juga megang amanat mama untuk jadi pengganti mama yang baik buat papa. Tapi enggak buat Syella,bagi Syella mama itu satu,ga bisa digantikan,ditukar,apalagi dihilangkan dari hati Syella. Mama semoga denger ini ya karena setiap malam Syella selalu inget sama mama,semoga mama bahagia di rumah tuhan,kalau ada yang jahat sama mama ocehin aja pasti dia takut sama suara mama. Selamat malam ma,i Miss you and i always love you' Hawra beranjak dari tempat duduknya.

Karena hari sudah semakin malam dan udara sudah dingin, ia pun menutup pintu balkon kamarnya dan pergi tidur.

Ialah Hawra Arsyella Mahraini Poetri,gadis cantik dengan rambut ikal dibagian bawah dan berwarna agak kecoklatan,tapi itu murni,bukan diwarnai. Hidung yang mancung,mata coklat dan wajah yang tirus tapi tidak kurus. Badannya seperti model,sangat ideal dan tidak terlalu pendek. Dibalik semua kesempurnaan yang ia miliki itu,ia memiliki satu kelemahan,yaitu tidak bisa dendam,marah,benci pada orang lain. Sebesar apapun kesalahanmu padanya ia akan tetap memaafkan,dan tak pernah ambil pusing masalah itu.

Mamanya meninggal sepuluh tahun lalu,ya tentu saja ia masih sangat kecil untuk hidup tanpa kasih sayang seorang ibu. Ia masih belum bisa beradaptasi untuk hidup tanpa ibu. Tapi Tuhan lebih sayang pada mamanya,Ia membawa mamanya ke pangkuan-Nya.

Saat itu gadis kecil yang besok akan merayakan ulang tahunnya yang keempat,ia sangat menanti ulang tahunnya,sangat ingin lihat mama papanya bahagia melihat ia bahagia. Tapi siapa sangka tepat di hari tiup lilinnya itu orang yang sangat berharga di hidupnya meninggalkannya untuk selama-lamanya. Ia kehilangan mamanya,sangat terpukul rasanya saat itu,ia masih berumur 4 tahun. Mana ada anak berumur 4 tahun yang tidak sedih ditinggal ibunya. Sangat sedih kala itu sampai ayahnya menikah dengan wanita pilihan ibunya saat sebelum meninggal. Ia Raina,Hawra memanggil perempuan itu Bunda Raina. Namanya sangat cantik seperti orangnya. Ayahnya menikah dengan bunda Raina setahun setelah mama pergi.

Ternyata bunda Raina adalah sahabat SMA mama,dan mama telah menitipkan Hawra dan papanya pada bunda Raina. Sebelumnya Hawra tak mau diganggu sama sekali setelah kepergian mamanya itu,sampai ia melewati bangku taman kanak-kanak dengan cara Hawra belajar di rumah,dan yang mengajar adalah bunda Raina. Entah ada ikatan apa antara Raina dan Hawra,mereka bisa langsung akrab,yang tadinya Hawra tidak mau makan sama sekali selama sebulan,akhirnya ia mau karena kehadiran Raina. Ia sangat dekat dengan Raina yang saat itu datang ke rumah sebagai guru TK bukan sebagai pengganti mamanya. Sampai suatu hari Hawra bilang "Bu Raina,kalau Ibu jadi mama baru buat Hawra,mama Erina pasti seneng. Ibu baik bisa bikin Syella ketawa terus dan ibu cantik seperti mama Erina" mendengar itupun Raina jadi sedikit gugup. Dan akhirnya saat ulang tahun Hawra yang kelima tahun,papanya dan Raina menikah. Acaranya sangat ramai,semua bahagia tak terkecuali Hawra.

Hidupnya jadi sedikit lebih baik setelah kepergian mamanya dan ayahnya menikah dengan bunda Raina itu, Bunda Raina memang baik dan sayang pada Hawra,dan ia menyayangi Hawra seperti anaknya sendiri. Karena Erina yang memberi amanah ini padanya,ia tak akan ingkar dan akan selalu ada untuk menjadi sandaran bagi Hawra,walau ia tau posisi Erina tak akan tergantikan.

Aku ArsyellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang