Tangan Pemberi Mawar Dihari Itu

9 1 0
                                    

   Tiba ku temui, Mawar itu mekar diterangi cahaya matahari yang menembus jendela kamar ku. Mawar itu merah merona bagai mahkota dewi penghuni khayangan merekah sendiri di antara hamparan rumput ilalan. Tak hanya kumbang dan kupu-kupu yang datang dan pergi bahkan burung dan belalangpun mencoba untuk mendekati bunga mawar nan cantik namun sayang penuh dengan duri beribu tangan dan hati yang luruh karna t'lah tersakiti

Aku tak melihat siapa dibalik itu, yang kutahu apakah kau memberikanya untukku?

    Adzan shubuh berkumandang, akupun bangun sedikit sadar karna mimpi itu, aku ingin melanjutkan tidurku untuk mimpi indah itu, sosok pria yang begitu manis tapi aku tak sempat melihat wajahnya. yang ku tahu, dia amat tinggi hingga aku harus mengadahkan kepala ku untuk melihatnya dan wajahku tepat berada di dada pria itu hingga rasanya, aku ingin menyandarkan kepala ku di dadanya hingga terbangun dengan sendirinya.. huhu.. aku masih membayangkannya.

   Walau sedikit tersadar, aku tetap harus bergegas mengambil air wudhu untuk sholat shubuh berjamaah dirumah bersama kedua orang tuaku. Selepas sholat aku berdoa dengan perasaan yang tidak enak, "Ya Allah yang rob, yang maha pengasih lagi maha penyayang, jauhkanlah hamba dari perasaan hati yang berlebihan tetapi dekatkanlah hamba dengan orang orang yang bernar2 peduli,, Aminn"

  Sebelumnya,,

Namaku Mawar Sekarwangi, teman teman memanggilku Mawar. Aku adalah mahasiswa berprestasi di kampus, aku Kuliah disalah satu kampus terbesar dan ternama dikotaku dan mengambil jurusan S1 Manajemen Bisnis Syariah. Aku termasuk mahasiswa berprestasi di kampus, banyak yang memintaku untuk belajar bersama.

  Sebelum pergi ke kampus, aku selalu membantu ibuku untuk memebersihkan rumah dan menyiapkan sarapan. Ibuku hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa, yang terspesial darinya adalah masakannya yang lezat luarbiasa. aku banyak belajar darinya, kata ibuku "menjadi perempuan dewasa butuh banyak pembelajaran seperti memasak, melakukan pekerjaan rumah, dan yang terpenting adlah bagaimana menjadi perempuan yang sabar, belum lagi menjadi seorang istri dan ibu", itu adlah kalimat yang akan ku ingat sampai kapanpun.

  Kemudian, ayahku adalah seorang karyawan biasa di sebuah perusahaan dekat rumah kami. penghasilannya pun hanya cukup untuk di makan dan membiayaiku kuliah. Ayahku adalah orang yang sabar, dia tak pernah mengeluh tentang rezeki yang didapatnya. Kami hidup ditengah keramaiaan dengan kesederhanaan. Karna aku adalah anak tunggal, orang tuaku selalu memenuhi kebutuhanku dan untung saja aku terhindar dari perbuatan yang boros.

       Jam 10 teng,,, waktunya aku untuk berangkat kekampus. Setiap langkah kaki ku menuju kempus untuk menuntut ilmu itu sangat aku hargai karna usaha orang tuaku untuk menguliahkanku. Aku selalu melihat jerih payah mereka merawatku hingga membesarkanku, setiap tetesan keringatnya adalah anugrah buatku. Janjiku adalah aku harus belajar dengan benar dan membahagiakan mereka, aku harus bahagia setiap hari.

    Keesokan harinya adlah waktu dimana kampus ku akan mengadakan wisuda tahunan untuk angkatanku. Alhamdulillah,, aku akan lulus kuliah,, tak terasa selama ini perjuanganku tak sia sia ,, ujarku dalam hati.. Aku memberikan hadiah orang tua ku dengan nilai IPK tertinggi.

"Ibu, Ayah, aku menjahit baju ini untuk kalian kenakan saat acara wisudaku nanti, aku akan memberikan hadiah buat kali"

   Tiba dimana aku acara berlangsung, aku memandang bola mata mereka yang berkaca kaca melihatku berdiri di depan seluruh orang dengan pidato yang ku sampaikan bahwa aku bersyukur atas hidupku di dunia ini, dan aku sangat bahagia.

   Setelah acara selesai, sosok pria tinggi nan tampan datang menghampiriku,Namanya Reza Anugrah, biasa di panggil Reza, ia adalah mahasiswa terpintar di jurusanya. selain pintar dia tampan dan baik, tak heran banyak mahasiswi lainya yang tertarik denganya.

       "Selamat mawar, selain pintar kau juga cantik" sambil menyodongkan bunga mawar yang kuliaht dalam mimpiku. Dalam hati aku berkata "Apakah dia lelaki yang ingin ku bersandar di dadanya".     

        Tersentak " Astagfirullah" godaan syaiton yang membuatku terpana akan dirinya. |Ku ambil bunga indah dan harum itu, sambil berkata "terima Kasih Reza"

"maukah kau menikah denganku? aku menyukaimu telah lama, karna pendidikan yang harus ku tempuh demi orang tuaku, aku harus bisa menyelesaikannya hingga aku berani untuk memperkenalkanmu dengan orang tua ku". Tiba tiba jantungku berdegup kencng, dan rasanya nafasku berhentik di tenggorokan. Mataku yang tak bisa tenang mengarah keseluruh sisi yang berada di depanku untuk menghindari pandangannya yang membuatku jatuh tersentak girang. tak menyangka ia menyukaiku, selama ini aku menyukainya dalam dia, karna alasan yang sama. Akupun harus menyelesaikan pendidikanku agar tak menggangu proses belajarku.


    "Aku Mawar, lamaranmu datanglah kerumah ku untuk bertemu orqang tuaku, dan selanjutnya aku bersedia dibawa untuk bertemu orang tuamu" ujarku dengan lantang.

   Malam dingin ditemani secangkir cappucino hangat, aku berdiri depan jendela yang disampingnya kuletakan bunga mawar pemberian Reza untuk menghias kamarku. Sambil menghadap kelangit yang dipenuhi bintang dan tersenyum, aku bersyukur kepada Allah swt. "Terima kasih untuk hidup yang indah ini, hari ini ada;lah kebahagiaan ganda yang kudapat. Aku harap kebahagiaan ini selalu bersamaku dan mempengaruhi hal positif untuk orang orang yang berada di dekatku, amin ya rob"

Mawar BernafasWhere stories live. Discover now