Twelve

1.2K 115 5
                                    

*

*

Malam ini sangat mencekam bagi Yerin. Isu hubungan Jisoo dan Taehyung kian memanas dimana mana setelah tadi sore Paparazzi menangkap foto mereka berdua di sebuah restoran. Yerin menimbang apakah ia harus percaya saja pada Taehyung atau harus bagaimana? Jujur perasaan Yerin tidak nyaman. Mungkin ini yang dinamakan cemburu ya. Yerin melihat ponselnya beberapa kali namun tidak ada pesan apapun dari Taehyung. Yerin membuang nafas kasar kemudian lebih memilih membaringkan tubuhnya dikasur.

Tok tok.

Yerin melirik kearah pintu kamarnya.

Tok tok tok.

Suara ketukan itu bunyi lagi tapi bukan dari arah pintu kamar yang memang tertutup.

Tok tok tok.

Yerin menatap kaca jendela kamarnya yang sedikit tertutup. Yerin tidak bisa melihat dengan jelas tapi sepertinya diluar sana ada seseorang.
Yerin bangun dari tidurannya kemudian melangkah kearah jendela kamar.
Yerin membuka perlahan jendela kamarnya dan dikejutkan oleh seseorang yang sangat tidak asing.

"Lama sekali." Ucapnya.

"Astaga, kenapa kau nekat seperti ini." Yerin menutup mulutnya karena terkejut. Taehyung memanjat tembok untuk sampai ke kamar Yerin. Tepatnya sampai jendela kamar Yerin. Kamar Yerin ada dilantai 2.

Taehyung tersenyum memandang Yerin.
"Tolong bantu aku." Ucapnya sambil mengulurkan tangan pada Yerin.

Yerin hanya memperhatikan saja uluran tangan itu.

"Sayang?" Panggil Taehyung membuat Yerin akhirnya menerima uluran tangannya.

Taehyung masuk ke dalam kamar Yerin. Wangi strawberry seketika merebak dalam hembusan nafasnya. Taehyung memperhatikan kamar Yerin.
Sama seperti Yerin, ia memperhatikan tampilan Taehyung saat ini. Baju yang dipakainya masih sama seperti yang difoto dan direkam oleh Paparazzi tadi sore -Yerin melihat diberita TV- hanya rambutnya terlihat kusut, wajahnya pun sedikit pucat dengan keringat yang mengalis dipelipis juga tengkuknya. Satu kata untuk Taehyung. Kacau.

"Maaf aku langsung datang kemari, kau marah?" Pertanyaan Taehyung menghancurkan kebisuan mereka setelah beberapa menit sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Tidak. Hanya sedikit terkejut." Jawab Yerin. Taehyung menunduk, menatap kedua kakinya yang dalam keadaan telanjang. Taehyung membuang sepatunya begitu saja saat dirasa pelariannya tadi terhambat karena sepatunya terasa berat.

Yerin mengangguk mengerti kemudian ia meraih jemari Taehyung dan dibawanya sang empu untuk duduk lesehan bersama diatas karpet beludru.
"Sebentar ya." Yerin beranjak sebentar untuk mengunci pintu kamar, kemudian berjalan kembali dan duduk disamping Taehyung.

"Kau pasti punya banyak pertanyaan untukku bukan?" Taehyung tidak berani memandang wajah manis Yerin.

"Iya. Banyak sekali. Sampai aku bingung pertanyaan mana yang harus aku tanya lebih dulu padamu."

"Silahkan tanya saja. Sedikitpun aku tidak akan berbohong."

Tiba-tiba Yerin meraih tangan Taehyung. Yerin mengusap jemari lebar nan lentik milik Taehyung dengan perlahan membuat Taehyung memandangnya dengan heran.
"Sebelum itu, aku ingin tahu apa yang terjadi padamu sekarang Oppa. Kenapa kau kusut seperti ini? Kau baik baik sajakan?"

Taehyung tidak langsung menjawab. Tanpa melepaskan tautan jemarinya dengan Yerin, Taehyung meraih kepala gadis itu dan disandarkan pada pundaknya.
"Jujur. Aku tidak baik baik saja." Ucapnya pelan.

"Wae?"

"Dulu aku pernah bilang kalau aku akan membuatmu bahagia. Menjadikanmu satu-satunya tuan putri didalam hidupku. Tapi sekarang aku malah membuatmu sedih dan terbebani kan?"

Cinta yang tersembunyi✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang