Bagian 6

16 1 0
                                    

Elvin keluar dari kamarnya dengan keadaan yang lebih fresh, dengan menggunakan t-shirt hitam, celana Levis pendek dan dengan membawa handuk kecil sambil mengusap-usap kepalanya untuk mengeringkan rambutnya.

Anika terdiam sambil menatap Elvin, sungguh Elvin sangat tampan walau hanya dengan pakaian simpel seperti sekarang ini. Anika melihat penampilan Elvin dari bawah sampai atas terus seperti itu.

Elvin sedikit risih dengan tatapan Anika padanya "lo ngapain natap gue gitu? Naksir?" Tanya Elvin seenaknya sambil berjalan dan duduk di kursi yang ada di seberang Anika.

"Mimpi" jawab Anika kesal

"Udah makan?" Tanya Elvin sambil mengambil satu roti tawar dan memasukkannya ke dalam mulutnya

Anika mengangguk

"Minum udah?"

"Banyak tanya ih" kesal Anika

Elvin tersenyum geli

Melihat Elvin tersenyum sontak membuat Anika membulatkan matanya

"Elvin? Lo senyum???" Tanya Anika tidak percaya

Elvin kembali memasang wajah dinginnya "ya jelas, gue manusia! bisa senyum bodoh!"

"Eh santai aja dong"

"Siap-siap gih gue anterin pulang" ucap Elvin sambil kembali ke dalam kamarnya untuk mengambil jaket dan kunci mobilnya.

___

"Vin masakan bi nina enak banget sumpah" ucap Anika dengan semangat yang hanya dijawab Elvin dengan deheman

"Orang ngomong tuh dijawab" gerutu Anika sangat kecil namun masih bisa didengar Elvin

Tanpa Anika sadari senyuman manis tengah bertengger di wajah tampan milik Elvin

"Hoammmm"

"Ngantuk?" Tanya Elvin

Anika mengangguk

"Tidur aja"

"Ogah ntar lu ngapa-ngapain gue"

"Yah gede rasa lu! Tipis gitu gue mana napsu" ucap Elvin sedikit vulgar sambil melirik tubuh Anika

Anika menutupi bagian dadanya dengan kedua lengannya

"Tuh kan! Ihhh ngeri gue" Anika bergedik ngeri

Anika memang mengatakan jika ia tak ingin tidur namun lain halnya dengan tubuhnya, karena rasa kantuknya begitu besar ia akhirnya tertidur juga.

"Dasar cewek aneh" gumam Elvin sembari merapikan rambut Anika yang menutupi separuh wajahnya

Waktu sudah menunjukkan pukul 18:30 akhirnya mereka sampai di depan rumah Anika. Elvin segera turun dari mobilnya beralih ke pintu mobil Anika. Iya menggendong Anika bridal style masuk ke dalam rumah Anika.

"Eh Elvin. Sherly kenapa?" Tanya ibu Anika saat melihat putra teman suaminya menggendong putrinya yang sedang terpejam

"Dia ketiduran di mobil saya" jawab Elvin

"Bisa tolong antarkan Sherly ke kamarnya? Soalnya Tante ga sanggup ngangkat dia"

Elvin hanya mengangguk

Sampai di kamar Anika, Elvin segera menurunkan Anika di atas ranjangnya. Saat ingin pergi Anika mencekal lengan Elvin. Dengan gerakan pelan Elvin melepaskan cekalan Anika.

Elvin ingin keluar kamar Anika namun ia berbalik lagi menuju Anika, dipandanginya wajah polos Anika. Tanpa ia sadari lengannya menuju ke arah pipi Anika dan mengelusnya lembut. Tidak hanya itu, bahkan Elvin memberikan kecupan di dahi Anika.

Beberapa saat kemudian ia tersadar dan tersenyum "apa yang barusan aku lakukan" batinnya

Elvin berjalan menjauh

"Mau kemana Vin?" Tanya ibu Anika

"Saya pulang dulu Tante" jawab Elvin sopan

"Kamu sudah makan?" Tanya ibu Anika

"Sudah"

"Yasudah hati-hati dijalan ya jangan ngebut bawa mobilnya"

"Iya Tante"

____

Keesokan harinya dengan wajah ceria Anika memasuki gerbang sekolah, tak lupa ia sempatkan untuk menyapa satpam sekolahnya "pagi pak Maman" sapanya ramah

"Eh pagi neng Anika"

Sepanjang jalan ia terus memberikan senyuman manisnya pada teman sekolahnya. Tak sedikit pria di sekolahnya yang naksir padanya bahkan ada geng ala ala anak sekolahan yang anggotanya rata-rata menyukai Anika.

"Hai Anika" sapa Ryan, Ryan adalah senior Anika sekaligus ketua OSIS di sekolah ini

"Hai kak" jawab Anika ramah

"Ceria banget pagi ini"

"Masih pagi kak hehe" jawab Anika dengan sedikit tertawa

"Mau ke kelas ya?"

Anika mengangguk

"Yuk kakak anterin" ajaknya

"Boleh" jawab Anika dengan senang hati, sekali kali kan dianterin sama cogan

Sesampainya di depan pintu kelas Anika
"Dah kakak ke kelas dulu ya" ucap Ryan sambil mengusap lembut kepala Anika

Orang-orang yang melihat pemandangan itu langsung memasang wajah kaget dan ada juga tatapan iri yang di arahkan ke Anika

Anika berbalik memasuki kelasnya dan duduk di tempat duduknya. Ada seseorang yang sedari tadi menatapnya tajam, Anika menyadari itu tapi ia menghiraukan orang tersebut.

"Tadi pacar Lo?" Tanya Elvin dingin

"Bukan urusan Lo" jawab Anika ketus

Tanpa menjawab ucapan Anika, Elvin memunggungi Anika ia lebih memilih tidur daripada emosinya semakin menjadi.

Elvin pun tak tau mengapa ia sangat marah melihat Anika berdekatan dengan pria lain. Jangan kalian pikir dia cemburu, dia hanya menganggap bahwa Anika adalah mainannya dan ia suka mengganggu Anika tapi ia tak akan membiarkan orang lain mengambil Anika darinya.











💓

Next

STALKERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang