Semakin hari Ansel terus memperhatikan Bella, tetapi ia tidak bercerita kepada teman-temannya. Pada saat jam kosong Ansel pun menghampiri meja Bella untuk dapat ngbrol dengannya, lama kelamaan obrolan mereka semakin seru dan terlihat asik berdua.
Pada hari itu pengocokan tempat duduk, Ansel pun berharap agar ia bisa duduk bersebelahan dengan Bella, dan dengan rasa cemas Ansel menunggu nomer 17 karena ia mendapatkan nomer 16 yang akan bersebelahan dengannya. Dan begitu senangnya Ansel saat ia tau kalo yang mendapatkan nomer 17 itu adalah Bella.
Ansel pun dengan Bella selalu belajar bersama dan selalu ngobrol berdua bahkan sekarang lebih sering ngobrol dengan Bella daripada teman-temannya,karena ini adalah salah satu usaha untuk mendekati Bella.
Bintang dan Herma merasa kalo ada yang tidak biasa dengan Ansel, karena yang biasanya Ansel selalu ngobrol bersama teman-temannya dan bercanda ini malah betah di kursinya ia.
"Ma, lu ngerasa ngga sih kayanya ada yang beda deh sama Ansel" Tanya Bintang dengan penuh penasaran.
"Aneh gimana maksud lu?" Sanggah Herma dengan rasa bingung.
"Ya Ansel sekarang semenjak tempat duduknya jauh sama kita, beda aja gitu dia jadi jarang ngobrol sama kita lebih sering ngobrol sama Bella" Bintang mencoba menjelaskan apa yang ia rasakan terhadap Ansel.
"Gw rasa kayanya Ansel itu mau deketin Bella,soalnya dari kemarin gw perhatiin dia selalu merhatiin Bella, inget nga yang di kantin?" Ucap Herma.
"Wah kayanya ini harus kita kasih tau Ahmad dan Tyas" Ucap Bintang yang menawarkan tuk memberitahu temannya.
Makin hari Ansel semakin serius dengan Bella mereka tampak sering bercanda bareng dan Ansel sudah meyakinkan hatinya untuk mencintai Bella. Pada keesokan harinya Sekolah SMA 1 Berlin mengadakan suatu acara di luar sekolah, Ansel pun datang bersama Bella mereka pun terlihat selalu nempel berdua.
*****
Dimalam yang sunyi Ansel selalu memikirkan Bella sebelum tidurnya ia selalu memandangi foto Bella yang memesona itu, iya sempat terlintas dipikarannya bahwa ia akan menembak Bella dan mulai serius dengannya.
Keesokan harinya saat disekolah seperti biasa Ansel selalu memandangi Bella ia selalu menempel dengannya. Tetapi Ansel merasa cemburu pada Bella padahal Bella bukanlah pacarnya, karena ada 1 cowo yang selalu mengodai Bella ia bernama Tommy, Tommy anak kelas XI IPS 4 ia selalu menghampiri Bella pada jam istirahat, Ansel pun yang selalu melihatnya itu pun merasa kesal terhadapnya Bella tampak asik bercanda dengan Tommy.
Bella memang begitu orangnya gampang dekat dengan orang, tetapi ansel mengkhawatirkannya karena Bella akan lebih nyaman dengan Tommy, terkadang sesaat dia sedang melihat itu Ansel merasa bahwa usahanya tuk mendekati Bella terasa sia-sia.
Teman-temannya sekarang sudah mulai tahu dari gerak-gerik Ansel bahwa Ansel akan mendekati Bella, suatu saat teman-teman Ansel menyemangati Ansel tuk mendekatinya. Karena teman-teman Ansel yang lain sudah memiliki pacar kecuali Bintang dan Ahmad mereka selalu menggodai para cewe cantik yang berada disekolah.
Makin hari makin terus terulang kejadian yang sama yang membuat Ansel berpikiran untuk mudur, situasi inilah yang membuat Ansel merasa bimbang, bertindak untuk mundur bagaikan pengecut atau tetap lanjutkan apapun hasilnya nanti.
"Yang terindah akan didapatkan dari bagaimana kamu berusaha bukan darimana kamu hanya menunggu berdiam diri saja"
- Ansel Daffin Quinn
Ansel yang mempunyai sifat yang pantang menyerah terus terbiasa dengan kelakuan Tommy, ia hanya fokus tidak ada bisa yang mengganggunya, Ansel hanya butuh waktu yang tepat tuk mengungkapkannya. Ia tidak mau terburu-buru dan tidak mau juga terlalu lama karena jika terburu-buru Bella akan menjadi illfeel terhadap Ansel tetapi jika terlalu lama maka akan tertikung oleh orang lain, hanya itu yang ditakutkan Ansel.
Rasa bimbang yang selalu mengikuti Ansel akan menjadi sebuah rintangan untuk ansel tetapi bisa juga untuk menjadi pacuan semangatnya. Ansel akan mwncoba tuk menggombalin Bella dengan memberanikan dirinya, ia ingin tahu respon apa yang akan dikeluarkan oleh Bella.
"Bellaa.." Panggil Ansel.
"Iyaa??" Jawab Bella dengan rasa penasaran.
"Boleh ngga aku pinjem tangan kamu?" Minta Ansel.
"Boleh.. buat apaa?" Bella yang mengizinkan tangannya di pegang oleh ansel.
"Kamu tau ngga fungsi ruas-ruas jari tangan ini buat apa? Ansel yang mulai merayu Bella sambil menunjuk kearah ruas-ruas jari tangan Bella.
"Sebagai rangka anggota gerak?" Bella mencoba menjawab rayuan Ansel.
"Ruas-ruas jari tangan ini fungsinya untukk" Jawab rayuan Ansel sambil mencontohkan bahwa fungsinya itu untuk mengenggam tangan Bella.
Ansel pun merasa deg-degan karenanya. Dan setelah rayuan ansel terhadap Bella, Bella terlihat baper karenanya. Ansel pun merasa usaha pertamanya yang ia rencanakan berhasil telah membuat Bella baper tersipu malu.
"Ah bisa aeeee lu Sel, cieeee" Teriak Bintang dan Herma yang menyambar begitu saja bagaikan petir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bimbang
Teen FictionSebuah kisah seorang remaja laki-laki yang merasa bimbang dengan situasi yang ia alami dengan seorang remaja perempuan yang cantik.