"Kamu lebih cocok jadi pacarku, daripada cuma jadi temanku"
- Ansel Daffin Quinn
Ansel merencanakan usaha keduanya kepada Bella agar mereka bisa lebih dekat lagi, tetapi sudah banyak orang yang tahu kalau Ansel ingin mendekati Bella. Itu menjadi sebuah rintangan untuk Ansel karena jika Bella tahu bahwa Ansel sedang mendekati Bella dari orang lain, yang ditakutkannya akan terjadi. Ia merasa jika Ansel belum dapat mengambil hatinya Bella tetapi Bella tahu bahwa Ansel akan mendekati Bella, Bella pasti bakalan illfeel dan risih dengan Ansel.
Suatu saat Bella disekolah hanya diam saja sedikit berbicara dengan siapapun bahkan sahabtanya sendiri yang bernama Fira, Ansel pun yang kebingungan karena Bella yang biasanya asik selalu ngobrol dengan siapapun kin hari itu hanya diam saja. Ansel pun bertanya pada Fira sahabatnya Bella.
"Fir, itu Bella kenapa? kok tumben sih hari ini diem doang?" Tanya Ansel pada Fira.
"Ngga tau gw juga coba lu tanya gih kenapa, kan lu mau ngedeketin jadi sekalian" Jawab Fira.
Ansel yang bingung sekaligus penasaran dengan apa yang salah dengan Bella itu pun mulai bersiap diri untuk bertanya pada Bella.
"Bella, lu kenapa? kok tumben hari ini gw perhatiin lu diem aja? Tanya Ansel pada Bella.
"Ngg...ngga kok gapapa cuman lagi ngga mood aja" Jawab Bella seperti menutup tutpi.
"serius nih? cerita aja sini sama gw soalnya lu keliatan beda banget hari ini" Ujar Ansel dengan meyakinkan Bella.
"Iya udah gapapa gw" Jawab Bella dengan tegasnya tuk meyakinkan Ansel.
Dari jawaban Bella Ansel yakin pasti ada yang ditutup-tutupi oleh Bella, Ansel pun mengakhiri pertanyaanya terhadap Bella karena jika terus ditanya nanti akan membuat Bella jadi bad mood. Ansel yang terus kepikiran Bella itu pun mencari kemungkinan-kemungkinan kenapa Bella bisa diam.
Ansel yang tadinya ingin menembak Bella itupun mesti ditunda dulu karena ngga akan mungkin dengan mood Bella yang seperti ini di tembak oleh Ansel, bisa bisa hanya tolakan yang akan diterima oleh Ansel. Dan mulai saat itu Ansel terhadap Bella terasa canggung mereka hanya diam saja tidak bercanda ataupun ngobrol seperti biasanya.
"Situasi dan suasana sekitar dapat mempengaruhi perasaan hati kita sendiri"
- Ansel Daffin Quinn
*****
Beberapa hari setelahnya saat perasaan Bella sedang baik baik saja Ansel merasa kalo sekarang adalah waktu yang pas buat nembak Bella. Ia meminta bantuan kepada teman-temannya untuk menjalankan rencana ini.
Jadi rencananya adalah Fira mencoba untuk menahan Bella agar Bella bisa pulang bareng Ansel lalu Ansel bertanya pada Bintang, Herma, Ahmad, dan Tyas tempat yang bagus untuk menembak Bella di luar sekolah. Mereka menyarankan di taman dekat sekolah. Di dekat sekolah memang ada taman yang indah ada danaunya ada lapangan larinya biasanya taman itu selalu rame oleh pengunjung hanya untuk bermain.
Ansel pun berjanji jika ia diterima oleh Bella selebrasinya ia akan mentraktir teman-temannya itu. Waktu yang menunjukan sebentar lagi waktu pulang yang berarti ia sebentar lagi akan menembak Bella, ia pun merasa deg-degan selama jam pelajaran ia selalu berlatih untuk mempersiapkannya agar lancar ngomongnya dan ia selalu berdoa agar diberi kelancaran.
"TENGG.. TENGG.. TENGG.." Bel sekolah berbunyi untuk menunjukan bahwa jam pelajaran sekolah telah usai.
Waktunya pun tiba, Ansel yang sedang menunggu Bella untuk pulang bersama sedang deg-degan tidak karuan untuk menunggu hasilnya nanti. Sesaat di motor bersama Bella Ansel pun menikmati dan ngobrol bersama Bella untuk mengurangi rasa groginya itu. Sesampainya di taman Bella pun bingung kenapa Ansel ke taman bukannya kerumah Bella.
"Ansel kok kita ke taman sih?" Tanya Bella dengan raut muka bingung.
"Iya, sebentar aja kok yaa kita mampir dulu disini kita ngobrol-ngobrol dulu, soalnya aku mau ngomong sesuatu nih ke kamu" Jawab Ansel.
Akhirnya mereka mencari tempat yang enak untuk membicarakannya mereka duduk di sebelah danau yang sunyi penuh dengan ketenangan, Ansel yang duduk sebelah kanan Bella itupun akhirnya mempersiapkan diri untuk mengungkapkannya.
"Bella aku mau ngomong sesuatu nih sama kamu" Ujar Ansel.
"Mau ngomong apa?" Jawab Bella dengan rasa ingin tahu apa yang akan dibicarakan oleh Ansel.
"Sebenernya beberapa minggu sebelumnya dalam diri aku ada timbul rasa sama kamu, aku ngerasa nyaman kalo sama kamu ngobrol sama kamu, bercanda sama kamu. Jadi sekarang aku mau nanya sama kamu, kamu mau ngga jadian sama aku?" Ujar Ansel dengan penuh keyakinannya.
"Kadang realita tidak akan pernah sesuai dengan apa yang kita harapkan"
- Bimbang
---TAMAT---
KAMU SEDANG MEMBACA
Bimbang
Teen FictionSebuah kisah seorang remaja laki-laki yang merasa bimbang dengan situasi yang ia alami dengan seorang remaja perempuan yang cantik.