C h a p t e r 〘 2.1 〙

509 77 56
                                    

A/n: AKU POTONG DUA NIH PARTNYA SOALNYA KEPANJANGAN SJSJSJSJSJ

Aku sampe baca ulang harry potter loh. Terharu g? 😍

☔️

Baiklah, ayo berpikir.

Berhentilah menjadi Gryffindor sejati yang bertindak dulu baru berpikir, Guanlin.

Tiga hari telah berlalu, dan Guanlin masih juga belum menemukan solusi dari masalahnya ini sepanjang akhir pekan.

Guanlin tidak ingin memberi Jihoon amortentia—ramuan cinta.

Sangat tidak ingin, untuk 3 alasan:

1. Ia baru saja mempelajari cara membuat amortentia kemarin, dan amat sangat tidak ahli dalam membuatnya—Ia nyaris saja meledakkan seluruh kelas, yang menyebabkan akhirnya Profesor Kyuhyun, guru ramuan mereka harus mengusirnya dari kelas.

2. Ia tak ingin perasaan palsu dan semu. Amortentia memang ramuan cinta terkuat yang pernah ada, namun bagimanapun, ramuan itu hanya membuat cinta yang palsu—lagipula, untuk mempertahankan efeknya, Guanlin harus mencekoki Jihoon dengan Amortentia terus-menerus. Demi Tuhan, darimana dia akan mendapat bahan-bahannya? Profesor Kyuhyun pasti lama-kelamaan akan menyadari hilangnya bahan-bahan dari ruangannya.

Ya, bukan sekali dua kali Guanlin mencuri bahan ramuan. Ia pernah mencuri bahan untuk ramuan polyjuice dan menyamar menjadi Seongwu untuk masuk ke asrama Slytherin, dan itu bukan pengalaman yang indah karena Ia sempat berpapasan dengan Daniel yang benar-benar percaya bahwa Ia Seongwu, dan— ah, sudahlah. Guanlin tak ingin mengingatnya.

3. Amortentia menimbulkan efek "tergila-gila" bagi si pemakai—secara harafiah. Si pemakai tak memiliki akal sehat lagi, dan hanya mengejar-ngejar, cenderung terobsesi pada si pembuat ramuan, dan Guanlin yakin, Jihoon akan membunuhnya kalau sampai Ia tahu.

Dan itu berarti, Guanlin harus mengubah perasaan Jihoon secara alami—tanpa sihir.

Yang mana, menurutnya jauh lebih tidak mungkin daripada mencekoki Jihoon dengan amortentia.

Oh, ayolah! Jihoon saja bisa dengan santainya mengganti pakaiannya di hadapan Guanlin, merangkul Guanlin, dengan bangga mengatakan "ah, adikku memang yang paling mengerti aku!". Apa itu terdengar seperti tindakan seseorang yang menganggapnya sebagai lebih dari seorang adik?

Dan jangan lupakan fakta bahwa Jihoon juga sering sekali mengajaknya mandi bersama selama liburan ketika salah satu dari mereka menginap di rumah satu sama lain—seolah itu adalah hal yang wajar dilakukan kakak beradik pada umumnya.

Guanlin saja tidak pernah—dan tidak mau mandi bersama Daniel, kakak kandungnya??

Lain ceritanya kalau Jihoon kakak kandung Guanlin. Mungkin mandi bersama memang ide yang bagus.

Astaga, apa yang kau pikirkan, Lai Guanlin?

Ia melangkah mengelilingi kamarnya seraya menggigit ibu jarinya—berusaha memikirkan solusinya, saat matanya tertuju pada sebuah buku bersampul merah dengan gembok kecil yang menguncinya di atas meja nakas di samping ranjang Jinyoung.

Guanlin mengernyitkan dahinya. Seingatnya, Ia tak pernah melihat buku ini di tahun-tahun sebelumnya—well, setidaknya, Ia tidak pernah melihat Jinyoung meninggalkan buku ini sendiri, dan Guanlin selalu berpikir bahwa mungkin, itu buku harian Jinyoung.

Selama bertahun-tahun, Ia tak pernah memiliki niatan sama sekali untuk mengintip isi buku tersebut, mengingat persahabatan bukan berarti Jinyoung tak boleh memiliki privasi.

Raining Spell For LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang