Prolog.

15 2 0
                                    

"Lo yang namanya Rifa kan? Ketua kelas XI ipa 2?"tanya seorang gadis yang baru saja keluar dari ruang guru. "Iya gue. Kenapa?"tanya Riri dengan heran. "Lo di panggil bu utami"jawab gadis tersebut. "Dipanggil bu utami? Ngapain?"Riri mengerutkan dahinya tak mengerti."Gue juga nggak tau. Bu Utami bilang suruh manggil lo aja." Riri hanya mengangguk dengan artian dia mengerti.

"Dimana?"tanya Riri. "Di ruang BP, ehh gue kesana dulu ya, udah laper daritadi nihh"pamit gadis tersebut. "Owh oke. Thanks ya lan"gadis tersebut mengacungkan jempolnya.

Dengan perasaan yang campur aduk, Riri melangkahkan kakinya menuju ruang BP. Seumur-umur dia tak pernah melangkahkan kakinya ke ruang tersebut. Selama perjalanan riri terus-terusan berpikir, ada apakah dengan dirinya? Mengapa bu Utami memanggilnya? Apakah dirinya buat masalah? Atau yang lainnya.

Ahhh... Sudahlah, akhirnya dirinya sudah sampai di depan pintu ruang tersebut. Baru saja mau mengetok pintu, namun ia urungkan karena mendengar bu Utami sedang marah-marah ntah itu ke siapa.

"Sudah beberapa kali ibu bilang jangan tawuran Fathann!! Apakah dengan kamu tawuran, kamu bisa menunjukkan bahwa dirimu hebat? Apakah kamu ingin mencoreng nama baik sekolah? Dan kenapa kamu tidak kapok-kapok Fathan? Ibu sudah lelah menghadapimu. Catatan kamu itu sudah banyak. Apakah ibu harus manggil orang tuamu kesini?"ucap bu Utami.

Mendengar ucapan bu Utami tadi, Fathan langsung membelalakan matanya dan memohon agar orang tuanya tidak mengetahui bahwa dia tawuran.

"Jangan dong bu, ibu nggak kasian sama saya? Nanti saya dimarahin sama bunda saya gimana? Ibu yang tanggung jawab?"ujar Fathan memohon.

"Itukan derita kamu bukan derita saya. Ya tanggung sendiri lah akibatnya. Siapa suruh tawuran mulu? Nggak capek apa kamu? Saya aja ngurusin masalahmu disekolah aja capek. Apalagi orang tua kamu coba!!"ujar bu Utami dengan nafas yang tak teratur alias  ngos-ngosan.

"Santai bu santai kayak dipantai. Gak usah sampek ngos-ngosan. Saya gini-gini juga bela sekolah saya loh bu"ujar fathan membela.

"Membela ndasmu. Kamu pikir ini zaman penjajahan apa? Helloww fathan, buka mata kamu yang lebar. Lihat, sekarang itu dizaman apa? Gak salah kamu bela sekolah?"ucap bu Utami.

"iiiss ibu mah dibilangin nggak percaya. Ya jelas saya bela sekolah saya lah bu. Nggak liat nih muka saya? Sampe jadi sasaran empuk masa"ucap fathan sambil menunjuk luka dimukanya.

"Hmm.. Yaudah seterah kamu. Ibu capek ngurusin kamu. Bela-bela sekolah? Malu-maluin iya, fathan fathan sampai kapan kamu kayak gini le le?"ucap bu utami dengan logat jawanya

"Sampai dia tahu bu kalau saya itu sayang sama dia. Eaakkk"fathan dengan gaya gombalannya membuat bu Utami tak habis fikir dengan anak didiknya yang satu ini.

"Maaf ya fathan ibu gak punya uang recehan"ucap bu Utami dengan ekspresi menahan tawa.

"Yaelah bu dikira pengamen apa"ucap fathan.

Gadis yang sedari tadi menguping pembicaraan fathan dengan bu Utami akhirnya mengetok pintu dengan tidak sabar.

tok... tok... tok...

Mendengar ada yang mengetuk pintu akhirnya bu Utami berucap "silahkan masuk". Dan gadis yang mengetuk pintu tadi masuk atas ijin bu Utami tentunya.

"Ehhh ternyata kamu fa"ucap bu Utami ramah. Gadis tersebut hanya tersenyum ramah untuk membalas sapaan bu Utami tadi.

"Silahkan duduk"ucap bu Utami mempersilakan riri duduk. "Terima kasih bu"ucap riri dengan ramah. Kemudian gadis itu duduk dan mencari posisi nyaman.

"Maaf bu sebelumnya, kenapa ibu manggil saya ya?"tanya riri yang sedari tadi sudah penasaran.

"Ooohh iya, ibu sampai lupa ingin mengatakan ini. Jadi begini fa, kamu kan tau dikelasmu ada salah satu murid yang nakalnya ngalahin maling. Nah--"belum selesai berkata, fathan menyela ucapan bu Utami dengan nada tak terima.

"Ibu ngatain saya maling? Wahhh ini keterlaluan bu. Kan saya cuma tawuran bukan ngambil barang orang bu"ucap fathan dengan nada nyolot plus sewot.
-Apa bedanya bambank?-_-

"Kamu ngerasa?"dengan nada yang sewot pula bu Utami berucap sambil melirik dengan tatapan tajam.

"Ya jelas ngerasa dong bu.. Kan cuma saya yang nakalnya sampai ke paru-paru"ucap fathan dengan wajah yang watados.

"Ke ubun-ubun kali fathan"ucap bu Utami dengan ekspresi datar.

"Ya itu maksud saya bu"fathan mengangguk membenarkan ucapan bu Utami tadi.

"Ya ya ya seterah kamu fathan. Oke back to topic rifa. Jadi gini ibu mau minta tolong sama kamu, tolong kamu hukum anak satu ini sampai kapok. Kamu kan ketua kelas sebelas ipa 2 jadi kamu bebas melakukan hukuman apapun ke hama satu ini."ucap bu Utami sambil melirik fathan. Dan yang ditatap sekarang, malah fokus dengan game yang ada di handphonenya.

"Ibu sudah lelah ngadepin ni anak. Nggak ada kapok-kapoknya malah. Tawuran mulu kerjaannya. Sekali-kali kek ngerjain yang bermanfaat kan lebih enak."ucap bu Utami yang sekarang menghadap ke riri. Sedangkan Riri kaget bukan kepayang. Dia harus ngasih hukuman sama cowok nyebelin itu. O my god... Apakah dunia sesempit ini?

Kenapa harus cowok nyebelin itu coba? Kagak ada yang laen apa? Perasaan apa-apa dia mulu. Bosen kan gue jadinya.

"Gimana rifa? Apakah kamu mau?"tanya bu Utami memastikan. Dengan ragu Riri mengangguk menyetujui perintah bu Utami.

Senyum merekah di bibir bu Utami. "Oke, ibu senang sekali mendengar keputusan kamu. Sekarang kamu boleh pergi dan boleh ngasih hukuman semaumu"ucap bu Utami dengan senyuman masih menempel di bibirnya.

"Dan kamu fathan, sekarang kamu ikut sama Rifa. Dia sekarang menggantikan posisi ibu yang ngasih hukuman ke kamu" dengan ogah-ogahan fathan melangkahkan kakinya keluar.

Namun sesampainya di depan pintu, fathan membalikan badanya menghadap ke bu Utami dan berkata "kenapa nggak ibu aja sih yang ngasih hukuman? Biasanya juga paling gencer ngasih saya hukuman."fathan menaikan sebelah alisnya.

"Ibu udah bosen ngasih kamu hukuman. Percuma, pasti nanti diulangi lagi. Ibu udah capek. Udah, sekarang kamu ikutin apa aja hukuman yang rifa kasih. Ibu jarang lo baik sama kamu. Itung-itung refreshing mata kamu biar gak katarak. Ibu juga tau kamu udah bosen sama ibu. Sehari gak ketemu sama kamu itu hal yang mustahil."ucap bu Utami dengan nada becanda.

Riri yang mendengar ucapan bu Utami tadi melototkan matanya lebar. "Astaga, mimpi apa gue semalem? Untung bu Utami guru kalau nggak? Beda cerita kalau gitu."batin Riri berdialog sendiri.  Sedangkan yang diceramahin hanya tersenyum lebar.

"Tau aja nih ibu. Tapi gak refreshing aja bu pdktan juga. Biar idup saya nggak keliatan jomblo."ucap fathan dengan muka yang bisa dilihat menjijikkan.

-*-*-*-*-

Ini cerita kedua❤
Jangan lupa voment yaa:))
Sebanyak-banyaknya juga boleh kok. hehehe
Harus banyak donggg.

FathanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang