Sekarang Rifa dan fathan sudah sampai di sebuah ruangan yang gelap, pengap, dan sepertinya tak pernah dibersihkan. Mungkin kalian bisa menebak. Ruangan tersebut adalah gudang. Ruangan yang satu ini tak pernah dikunjungi oleh siswa-siswi. Karena apa? Karena gudang jauh dari bangunan yang lain. Bisa dibilang tersisihkan atau terasingkan.
"Nah kita udah sampe. Cepet bersihin"perintah Rifa dengan menyilangkan tangannya. Mau tak mau fathan harus membersihkannya sebagai hukuman.
"Hukumannya kaga ada yang lebih elit gitu? Selain nih bersihin gudang. Udah tau pengap, banyak debu, kotor lagi. Perasaan setiap dapet hukuman pasti bersihin gudang muluu. Bosen gue, jodoh kali gue sama nih gudang"cerocos Fathan tanpa henti sedangkan gadis yang tengah mengawasinya hanya memutar bola matanya malas.
"Jangan banyak bacot. Udah bersihin. Yang bersih, yang rapi, dan jangan ada debu sedikit pun. Awas kalau masih kotor. Gue patahin tuh tangan. Dan satu lagi jangan harap lo bisa kabur atau keluar dari sini, gue bakal awasin lo setiap detik dan menit. Kalau lo mau coba-coba kabur? Hmm.. Tunggu aja akibatnya."ucap Rifa dengan nada yang tak bersahabat.
Fathan, pria itu masih saja mengomel bak ibu-ibu yang tengah menagih uang kontrakan. Mulutnya komat-kamit kayak baca mantra.
"Nih cowo mulutnya kaga bisa diem apa? Nyerocos mulu. Gue sumpelin pakek kaos kaki baru tau rasa lu."batin Rifa
"Yang kerja tuh tangan sama kaki, bukan sama mulut. Kalau mau protes sana sama bu utami bukan sama gue. Gue cuma ngejalanin tugas apa yang diperitahin sama bu utami. Ngertikan lo?"ucap Rifa dengan tegas
"Iya-iya gue ngerti"
"Bagus, gitu dong makannya. Dah kerjain jangan banyak nyerocos mulu mulutnya"ucap Rifa dengan nada yang bisa dibilang cuek lah.
Keringat sudah membasahi tubuh fathan yang masih membersihkan gudang yang luas ini. Peluh mulai berjatuhan, tangan yang tadinya kering sekarang basah karena keringat yang mengalir di tubuhnya tak bisa berhenti.
"Ahhh capek gue, berhenti dulu yak. Iyain dah fa."tawar fathan dan rifa hanya menaikkan alisnya sebelah.
"Aelah gitu aja capek, mana nih most wanted yang katanya cool, cakep, kuat, nggak lemah, suka berantem, suka bolos, dan selalu dipuji-puji sama cewe sekolah! Suruh bersihin gudang aja pake nawar. Lucu lo."ucap Rifa sambil geleng-geleng kepala.
Dan fathan hanya memutar bola matanya malas.
"Beda cerita kalau itu mah, itukan gue kalau nggak kena hukuman aja. Nah sekarang kan gue kena hukuman nih, suruh bersihin ruang terlaknat ini yang luasnya tiada tara. Dan sekarang gue butuh istirahat, capek nih. Dari tadi nyapu, ngepel, bersihin meja, kursi, bla bla bla..."ucap fathan panjang kali lebar kali tinggi."Buset dah, banyak omong banget nih cowo. Ngidam apa ibunya coba? Ini yang disebut most wanted sekolah? Gila-gila"batin Rifa
"Banyak bacot banget sih lo, udah bersihin lagi. Nanggung tinggal dikit noh"ucap Rifa, sedangkan fathan kesal setengah mati dengan cewe yang ada di depannya.
"Untung lu cewe fa, kalau cowo dah gue tonjok sampe babak belur lu"batin fathan berdialog.
Dan fathan pun melanjutkan aktivitasnya sampai selesai dengan pengawasan cewe yang super galak siapa lagi kalu bukan rifa.
Hampir satu jam fathan membersihkan gudang dan tugasnya sekarang sudah selesai. Akhirnyaa apa yang ia inginkan terkabul. Bebas dari ruangan terlaknat disekolah ini.
"Huhh selesai juga akhirnya"gumam fathan. Rifa masih mengawasi gerak-gerik pria satu ini.
"Udah jangan diliatin kaya gitu. Gue tau kalau gue itu cakep. Udah jangan diliatin mulu nerpes kan jadinya."ucap fathan dengan pd-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fathan
Random"Untung lo cantik fa, kalau nggak dah gue penyek-penyek lo kaya tempe mendoan"batin Fathan, menatap gadis didepannya serasa bahwa dunianya hanya dia dan gadis itu saja. Hmm, memang susah. "Apa lo liat-liat? mau gue colok tuh mata"ujar gadis itu. "...