Happy Reading All 😄
TOK.. TOK.. TOK..
"Wooju.. Choi Wooju??.."
TOK.. TOK..
"Wooju?"
Beberapa kali Woojun mengetuk pintu kamarnya. Tetapi tidak ada tanda-tanda Wooju yang berada di dalam kamar untuk membukanya. Pada akhirnya karena tidak segera dibukakan pintu, Woojun berinisiatif untuk membuka pintu sendiri. Karena siapa tahu pintu kamarnya itu tidak dikunci oleh Wooju. Benar saja ketika tangannya menyentuh kenop, pintu kamar terbuka. Ternyata adiknya itu tidak mengunci pintu kamar mereka.
Begitu pintu di buka, Woojun langsung dapat melihat Wooju yang tengkurap di atas kasurnya. Ia tahu jika kini sang adik kembarnya itu tengah menangis. Suara isakan tangis Wooju terdengar hingga telinganya.
"Keluar! Aku tahu appa yang menyuruhmu untuk kemari." Ucap Wooju yang menyadari kehadiran Woojun. Bocah itu masih tetap pada posisi tengkurapnya, tanpa bermaksud memutar tubuhnya untuk menatap sang kakak yang kini tengah berjalan menuju dirinya.
"Tidak. Bukan appa yang menyuruhku. Appa pergi keluar." Woojun kini telah duduk di ranjang sang adik.
"Woojun.."
Woojun terkejut ketika tiba-tiba saja Wooju memanggil namanya. Yang membuat bocah itu semakin terkejut adalah ketika Wooju memeluk tubuhnya dari belakang. Posisi duduk Woojun memang membelakangi Wooju, sehingga membuatnya tidak tahu ketika sang adik sudah duduk dibelakangnya.
"Kau kenapa Wooju?" Tanya Woojun menyuarakan kebingungannya atas apa yang dilakukan oleh sang adik. Sulung Choi itu tidak bermaksud melepaskan pelukan Wooju. Dirinya membiarkan punggungnya sebagai sandaran sang adik yang ia ketahui kini tengah menangis.
"Apakah appa dan eomma membenci kita?"
"Kenapa kau bertanya seperti itu?"
"Mereka meninggalkan kita.." Wooju menyembunyikan wajahnya pada pundak Woojun. Isakan tangisnya semakin terdengar keras. Hatinya merasa sedih sekarang. Pertengkaran kedua orang tuanya lebih tepatnya yang membuat seorang Choi Wooju sampai seperti ini.
"Choi Wooju.." Woojun melepas tangan Wooju agar melepaskan pelukan dari tubuhnya. Setelah itu dirinya memutar tubuhnya agar dapat menatap wajah sang adik yang kini terlihat basah akibat air mata yang terus jatuh. "Appa dan eomma tidak membenci kita. Mereka menyayangi kita." Tangan Woojun terulur untuk menghapus air mata sang adik yang terus jatuh.
"Tapi mereka pergi meninggalkan kita Wooju. Eomma dan appa bertengkar.. hikss.. hiks.. mereka pergi.." Wooju menutup wajah menggunakan kedua tangannya. Air matanya terus jatuh. Ia berpikir jika kedua orang tuanya pergi meninggalkannya dan sang kakak di rumah karena pertengkaran yang terjadi kemarin. Dirinya takut karena hal itu membuat Siwon dan Yoona benar-benar meninggalkannya.
"Eomma dan appa pasti pulang Wooju. Kau tenang saja." Woojun menarik sang adik ke dalam pelukannya. Berusaha memberi ketenangan. Walaupun begitu sebenarnya kini di dalam hatinya, ia dilanda kecemasan. Dirinya juga takut jika kedua orang tuanya tidak kembali ke rumah. Sama seperti yang dipikirkan oleh Wooju. Tetapi walau begitu ia tidak boleh terlihat lemah dan menangis sama seperti yang dilakukan oleh sang adik. Sekarang tugasnya adalah menjadi penguat Wooju. Ya, itulah tugas seorang kakak.
**
Apa yang dikatakan oleh Woojun jika kedua orang tua mereka akan segera pulang, ternyata tidak terjadi. Atau lebih tepatnya belum terjadi. Semua itu terbukti karena hingga sekarang. Hingga jam telah menunjukkan pukul 20.15 KST, baik Siwon maupun Yoona belum kunjung pulang. Mereka tampaknya seperti tidak peduli dengan dua putranya yang sedari tadi hanya bisa menghibur diri dengan tontonan di televisi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret of Love
FanficApa yang akan kalian lakukan jika berada di posisi Choi Siwon dan Im Yoona, sang bintang hallyu wave? Mungkin jelas kalian menginginkan menjadi mereka, karena secara jelas dua orang ini telah memiliki nama yang sangat terkenal di berbagai kalangan...