4

9 3 4
                                    

"Hahhhhhh, emang susah klo punya temen yg galaknya ngkalahin guru kiler, apa² diintrogasi bikin puyeng tau ngk..." Desah Lara sesampai dirumah setelah mencoba berbohong kepada ke2 sahabatnya akan kejadian disekolah tadi. Ia hanya mengatakan bahwa tadi ia berhalusinasi melihat bias mereka disekolah. Tapi tentu saja Milliera tidak percaya dgn alasan tak masuk akal Lara, ia yakin Lara pasti menyembunyikan sesuatu.

"Jangan pernah bohongin gua, Ra. Gua ngk sebodoh yg lo kira, liat aja nanti" Itulah yg dikatakan Milliera setelah mendengar alasan Lara yg dianggapnya hanyalah bacotan semata.

"Ngapainsih lo, baru pulang udah marah², ganggu orang ngegame aja.." Theo mulai angkat suara karena konsentrasinya terganggu dengan desahan Lara. "Udah deh, sekarang lo naik kekamar, ganti baju, bersih², dari pada ngebacot mulu disini, yah... gua lgi males cekcok ama lo"

"Gitu amat sih lo jadi adek, dengerin gua curhat kek sekali², mana tau otak lo lebih nyambung dari pada bang farel." Lara sudah benar² lelah karena perjalanan mereka tadi.

"Hehh.. gua.. denger curhat lo.... ihh... jan ngarep.. hahaha" Theo masih tetap fokus dengan permainannya.

"Huh... emang dasar ngk bisa diharepin" Lara naik kekamarnya dilantay 2 rumah dengan meninggalkan Theo yg sama sekali tidak bisa diharapkan.

*Dikamar Lara

Tringgggg

Lara keluar darikamar mandi dan memdapati hpnya sedang berdering pertanda ada sebuah pesan yg masuk. Dengan rambut yg masih srdikit basah danduk yg tergantung dilehernya lara lamgsung duduk ditempat tidurnya sambil menyambar hpnya yg berada diatas nakas.

"Hy ra.. gua denger lo bakal sekolah didaerah gua, semoga aja kita bisa ketemu dan satu sekolah lagi yah, gua rindu sama lo, gua rindu segalanya dari lo, dan gua yakin pasti lo juga gitu ke gue, gua akan tetap niunggu lo, bahkan sampe titik darah penghabisan gua,I miss you babe.bye 😘" Lara langsung mengerutkan kening membaca pesan tersebut, sebab pesan itu berasal dari nomor yang tidak ia kenal dan si pengirim tidak memberikan petunjuk tentang dirinya.

"Siapa yah?." Ia langsung bertanya karena memang iya sangat penasaran dengan sipengirim. Ia yakin pengirimnya pasti orang yg ia kenal karena ia tau nama Lara, dan katanya dulu dia teman satu sekolah Lara. Tapi siapa?

Lara masih dipenuhi rasa penasaran, bahkan ia masih senantiasa menatap layar hpnya jika kembali berdering, namun setelah sekitar 5 menit ia memunggu pesan jawaban dari orang tadi belum juga datang, yg datang malah Farel yg masuk tanpa memgetuk pintu dan langsung duduk disamping Lara.

"Kenapa?, Kok mukanya aneh gitu?, lagi mikirin apa sih?" Tanya Farel sembari memgusap lembut pucuk kepala Lara disertai dengan senyuman khasnya.

"Ngk, ngk papa" Lara menjawab begitu antusias.
"Klo gitu turun yuk, makan. Udah laper nih" Farel menarik narik tangan Lara da bertingkah layaknya balita sambil memegangi perutnya yg keroncongan.

"Ihh... apaan sih ngk usah sok imut tau, lebay deh" Lara mengejek Farel yg sepertinya memang sudah sangat lapar.

Mereka berdua berjalan bersamaan menuruni anak tangga dan menuju dapur untuk bergabung dengan anggota keluarga lainnya.

"Night pap, mah. Tumben jam segini papa udah dirumah, bos papa lagi ngk masuk yahhh?" Sapa Lara begitu sampai diruang makan dan langsung memeluk ayah dan ibunya bergantian.

"Tau aja kamu ra" Mr.Weasley hanya tertawa kecil mendengar tebakan putri semata wayangnya itu.

"Night sayang, gimana persiapan masuk sekolahnya, tadi udah ambil seragamkan, besok kamu diaantar ama Farel aja ngkpapakan." Mama menyapa sambil menyendokkan makanan ke piring papa.

"Ngkpapa kok mah, emang aku juga pengennya diaanter bang Farel."

Farel dan Lara tersenyum sambil bertatapan penuh kasih sayang.

"Ngk usah tatap²an gitu keles, jatuh cinta baru tau!". Ledek Theo membuyarkan tatapan mereka.

"Itu otak bisa dipake buat mikir yg bener ngk? Heran gue dari lahir bikin sebel mulu kerjanya". Lara berkutat.

"Udah ra... titisan miper ngk perlu diladenin." Farel berusaha meledek Theo.

"Sialan, mam pap, liat tuh kesayangankalian, bisanya cuma ngucilin dedek yg kiyot ini, padahal dedek kan juga pengen disayang, hiks, dan yg titisan miper itu kan Lara, hiks." Theo membuat buat wajah sedih yg sama sekali tidah nampak sedih.

"Heh, lo rindu tinju gue, kita tanding komite sekarang boleh tuh, mumpung ada bang Farel jadi wasitnya." Lara mulai mengepal gepalkan tangannya didepan dada, sambil meninju ninju telapak tangannya.

"Heh, siapa takut." Theo berdiri dan langsung memasang kuda².

"Kyay......."

"Ahhhhhhhhhh....."

Tbc

Maaf guys lama banget ngk update, soalnya ngk pernah ada waktu, tpi insyaallah untuk selanjutnya bakal diseringin upnya.

Jan lupa voment....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 02, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

All About You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang