Beberapa hari ini, aku merasa sangat bahagia, bagaimana tidak? Baru kali ini aku mendapatkan sahabat yang benar-benar realfriends, bukan karena ingin memanfaatkan aku. Aku terus berjalan di koridor yang sangat sepi, padahal jam sudah menunjukkan pukul 07:05. Dari kejauhan aku melihat banyak yang berkumpul di depan kelasku. Aku benar-benar sangat penasaran apa yang terjadi.
Aku merangsak masuk ke kelas dan melihat Alina memukul pacar kak Azka dengan membabi buta. Aku hanya terpaku di tempatku berdiri.
"Lu pacarin Azka, tapi gak usah ngefitnah sahabat-sahabat gue Anj*ng" teriak Alina menjambak rambut gadis itu dengan keras.
"ALINA!NAINA!" teriak kak Azka merangsak masuk lalu memisahkan Alina dan pacarnya, yang di panggilnya Naina.
"Kamu terlalu urakan Lin!" teriak kak Azka saat melihat wajah pacarnya babak belur, seketika pipi Alina memerah akibat tamparan kak Azka. Namun sedetik kemudian Kak Azka menyesal.
"Astaga, Alina maafkan aku" ujar kak Azka berusaha memegang pipi Alina. Namun di tepisnya dengan kasar.
"Lu nampar gue demi gadis matre kayak dia?" tanya Alina marah menunjuk Naina. Tak ada tangisan di matanya.
"Aku gak sengaja" jawab Kak Azka ketakutan.
"Sakit di pipi gue gak berasa. Tapi membekas di dada, lo lupa sama masalalu lo? INGAT JANJI LO ANJ*NG!" teriak Alina menendang perut kak Azka dengan keras lalu menyerangnya sampai Kak Azka tak bisa bangun, berlanjut dengan Naina yang dibuatnya juga tak bisa berdiri.
"Dia gadis tunggal keluarga Syahputra " ujar seorang gadis berbisik pada temannya.
"Dia sama Azka sepupuan, tapi kayak saudara kandung. Tapi dia lebih berkuasa di banding Azka" sahut temannya.
"Alina Syahputra, gue pengen deket sama dia tapi dia susah banget di akrab sama orang lain" katanya lagi.
"Gue denger dia punya 3 sahabat yang dibawah lindungannya, gak ada yang berani nyentuh apalagi ngatain 3 sahabatnya" kata gadis itu.
"Kak Naina berani banget ngefitnah sahabat Alina" kata temannya.
Aku berhenti mendengarkan pembicaraan mereka an fokus pada Syahida dan Maisa yang menangkap Alina yang sudah Kalap.
"Alina, istigfar" kata Syahida menahan tubuh Alina.
"KALIAN ANJ*NG" teriak Alina, Rahayu segera menarik kerah baju Alina dan membawanya keluar kelas.
"Nova, kamu ikut kami" kata Maisa yang menarik tanganku.
Aku mengikuti mereka hingga sampai di taman, disana Alina langsung membalikkan kursi taman dan memukuli pohon.
"Biarkan dia kayak gitu" kata Rahayu melipat tangannya di dada.
"Apa dia tak apa-apa seperti itu?"tanyaku.
" dia di didik keras sejak umur 3 tahun diperguruan silat. Luka di tangan baginya bukan apa-apa"kata Syahida membenarkan hijabnya.
"Dia sangat mengerikan" kataku melihat tangan Alina berlumuran darah.
"Memang, kadang demi membela kita, dia menyakiti dirinya" kata Maisa.
"Ya, aku bersyukur Kak Naina dan Kak Azka tak meninggal di tempat" sahut Rahayu terkekeh pelan.
"Dan dia tak menerima hukuman"lanjut Maisa tertawa.
" gue kesakitan kalian penuh kebahagian. Apa ini yang namanya persahabatan"kata Alina mendelik kesal. Rahayu dan Maisa tertawa terbahak-bahak sedangkan Aku dan Syahida hanya terkekeh.
"Terus ketawa sampai gue kehabisan darah" kata Alina membebat tangannya menggunakan perban yang ada di kantong bajunya. Akhirnya Syahida membantu Alina mengobati tangannya.
"Sebenarnya ada masalah apa?" tanyaku penarasan membuat semuanya menatapku.
"Maaf kalau aku kepo" kataku tak enak.
"Sebenarnya..."TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Story My Love
ChickLitDia adalah lelaki yang ku cintai. Dia merupakan kakak kelas ku,mungkin cerita ku ini agak mainstream.Namun ku ingin menuangkannya disini.Di temani 4 sahabat yang selalu berada di sisiku,aku berjuang mendapatkan cintanya...