Ini tempat aku menuai kata. ini tempat aku menuai puji
ini tempat aku menuang Isi.
Berharap ada yang sama hati, karena aku ingin di pahami.Sebenarnya. dia sudah kembali.
lima tahun lalu aku bertemu dengannya, dan kami terus berkomunikasi sampai sekarang. beberapa kali dia berkata suka. tapi selalu aku tahu itu hanya bualan semata.minggu lalu dia berkata cinta, tapi tetap saja aku berpikir itu hanya iseng semata.
terlalu sering bercanda dengannya, membuatku takut dia juga akan bercanda masalah rasa.tapi walaupun dia serius sekalipun. disini aku yang ketakutan. berdiri disampingnya aku takut menjadi beban.
tidak melihatnya rasanya aku lebih takut dia mungkin menemukan wanita lain yang lebih percaya diri berada disampingnya.
Aku tidak tahu, bagaimana dia menyakinkan hati ku, dia selalu bisa membuatku nyaman. tapi saat dia mencoba masuk terlalu dalam. kenapa aku malah mendorongnya keluar.
Katanya dia mengerti aku. aku tahu itu. buktinya hanya dia yang bisa mengatakan bagaimana aku dengan benar.
tapi ini tidak semudah itu. aku hanya mengenalnya. tanpa aku tahu semua cerita tentang dia. sedangkan dia. tahu terlalu banyak tentang aku, mungkin.
dia pantas mendapatkan yang terbaik.
tapi bayangan dia yang berdiri dengan wanita lain. sukses membuatku sakit.
Aku tidak mrngerti dengan pikiranku sendiri.
aku egois karena berharap dia benar-benar menyukaiku tanpa syarat.
Aku menutup mata. tentang dia yang menerima aku selama ini untuk menjadi temannya.
empat tahun lalu dia pergi kuliah keluar pulau. kami terpisah. bahkan sempat tidak berkomunikasi selama 2 tahun.
tapi sekalinya bertemu. kami tahu tidak ada yang berubah. kami tetap masih dalam hubungan baik-baik saja
apa boleh aku berharap. saat dia berkata dia menyukai ku sekarang. atau apa boleh aku berharap saat dia berkata dia akan melamar ku.
sebuah status hubungan yang dia janjikan lebih tinggi dari pada sekedar status pacaran.
tapi tetap saja. kepercayaan diri ku langsung jatuh. saat berpikir kenapa dia menyukai ku.
apa karena dia tahu aku menyukainya.
atau karena dia sedang marahan dengan wanita yang benar-benar dia suka.
karena itu sekarang dengan mudahnya dia berkata nikah.
padahal aku yakin. dia pun belum tentu mampu mempertanggung jawabkan semuanya.
Dia itu bagaikan magnet penarik yang begitu kuat.
sekuat apapun dia menarikku semakin dekat.
tetap saja ada dinding tak kasat mata diantara kami.
mungkin dia tidak sadar.
tapi seharus nya dia sadar akan hal itu.
tapi fakta aku mencintainya. itu memang sebuah fakta.
dan bahwa aku selalu menerimanya. itu adalah fakta yang aku yakin dia pun tahu akan hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Diary
Teen Fictionterkadang banyak kata yang ingin kita ucapkan , tetapi terhalang oleh bayangan yang tak kasat mata. saat itu hanya benda kecil berujung runcing yang menjadi kawan untuk menumpahkan semua yang ingin kita ucapkan. dengan bertemankan tinta hitam pekat...