Chapter 3

40 16 2
                                    

*Ngiung-ngiung (suara ambulan)

Ayah Andi dibawa ke rumah sakit oleh ibunya menggunakan ambulan. Disaat itu pula Andi sedang belajar di sekolah. Tidak lama kemudian Andi pun dipanggil oleh wali kelasnya Bu Fina, dan Andi sangat kaget saat Bu Fina memberitahunya.

Tanpa berlama-lama Andi langsung menyusuli ayahnya di rumah sakit. Sesampainya disana, Ibunya memberitahu bahwa ayahnya terkena sakit tumor di kepala dan sakit jantung.

Andi langsung sholat dan berdoa di masjid meminta pertolongan dari Allah. Hati Andi sangat sedih dan gelisah.

Keesokan nya harinya di pagi hari

"Bu, Andi ga usah sekolah ya, Andi disini aja jagain ayah sama bantuin ibu "ucap Andi dengan raut muka yang sedih

"Ga usah dii, kamu sekolah aja mamah bisa sendiri kok" ucap ibunya

"Tapi buu... ibu juga kan cape butuh istirahat, biar Andi aja yang jagain ibu istirahat dulu" ucap Andi dengan ingin meyakinkan ibunya

"ga usah di, kamu sekolah aja" ucap Ibunya

"oh ya sudah bu, kalau ibu cape kasih tau Andi aja yaa" ucap Andi

"Iya dii" ucap Ibunya 

Andi pun berangkat ke sekolah. Saat di sekolah Andi melamun terus memikirkan ayahnya. Saat sahabat melihat, mereka  langsung menghampiri Andi yang sedang duduk di pojok.

"Kenapa di? Lu sakit apa gimana?" ucap Mikel

"Ga, gua lagi mikirin ayah gua lagi di rawat soalnya kena tumor di otak sama jantung, gua takut banget ayah gua kenapa-kenapa, gua sayang banget soalnya"ucap Andi

"Yang sabar ya di... semua pasti ada jalannya, kita minta yang terbaik aja sama Allah, siapa tau Allah ngasih yang terbaik buat lu"ucap Eza

Tiga hari kemudian, kondisi ayah nya Andi semakin memburuk. Andi tidak sekolah, ia menemani ayah nya terus di ruangan.

Tepat jam sembilan pagi, Ayahnya meninggal dunia. Andi sangat terpukul dan sedih sekali, ia tidak menyangka akan seperti ini akhirnya. Sebelum ayah nya meninggal, ayahnya berpesan

"Andi ... kamu jangan lupa sholat, ingat sama Allah, jaga ibu kamu, dan jangan lupa belajar biar jadi orang sukses"

Setelah itu, jenazah ayahnya dibawa ke rumah. Sahabat dan temannya Andi berdatangan untuk menyelawat dan mengucapkan bela sungkawa. Dan tidak disangka Putri datang dan mengucapkan bela sungkawa kepada Andi.

"Andi kamu yang sabar dan tabah yaa" ucap Putri

"Iya terimakasih ya, kamu sudah dateng yaa" ucap Andi dengan muka yang sedih dan kaget melihat Putri

Setelah itu sore harinya jenazah ayahnya di kuburkan.

1 bulan berlalu, Andi masih sangat terpukul atas kepergian ayahnya, ia sekarang lebih pendiam dan menyendiri. Sahabat nya selalu memberikan semangat dan motivasi supaya Andi bisa mengikhlaskan kepergian ayahnya. Namun, Andi masih tetap seperti itu. Dan setelah ibu nya Andi tahu bahwa Andi sekarang pendiam dan menyendiri di sekolah, ibunya memberi nasihat untuk bisa mengikhlaskan kepergian ayahnya. Andi pun mulai mengikhlaskan kepergian ayahnya.

Hari-hari pun berlalu, Andi sekarang sedang mencari jati dirinya, ia bersikap lebih dewasa. Andi yang kini sedang mencari cintanya dan memperjuangkannya.

Andi sekarang lebih berani untuk mendekati perempuan terutama Putri yang ia suka.

Suatu ketika sepulang sekolah, Andi sedang duduk dikantin, dan ada dua orang cowo yang tidak Andi kenal. Dua orang tersebut bernama Aldo dan Kamal disamping Aldi yang sedang membahas seseorang, saat Andi mendengar mereka sedang membicarakan Putri.

"Eh..  Do, kata orang si Putri lagi deket sama si Bagas ya? ucap Aldo

"Iya kata orang-orang sih gitu, wajar aja sih dia mah banyak yang suka orang dia cantik, baik, alim lagi, gua aja suka hahaha"ucap Kamal sambil tertawa

Mendengar perkataan tersebut Andi langsung sakit hati, ia memang belum tau kalau Putri sedang dekat sama Bagas.

Andi memang menyadari kalau Putri seorang yang cantik dan pasti banyak yang suka, tetapi ia tidak putus asa, karena ia tau kalau Putri ga lagi deket sama siapa-siapa. Akan tetapi keesokan harinya saat Andi sedang jalan di depan kelasnya Putri ada temannya Putri meledeki Putri

"Hai... Put, gimana ama si Bagas udah jadian belom?"ucap temannya Putri

"Dih Apasi... Mel(nama temannya) ?"ucap Putri sambil senyum-senyum

Mendengar sendiri perkataan mereka Andi langsung sedih.

Setelah menyadarinya Andi terlihat sangat terpukul dan sakit hati, karena ia belum pernah merasakan seperti ini sebelumnya. Andi hanya bisa diam dan memendam rasa nya.

Andi tidak tahu harus bagaimana lagi karena ia tidak bisa melupakan Putri. Ia yang dulu semangat belajar, kini ia menjadi patah semangat, baru saja ia ditinggalkan oleh ayah nya, kini ia merasakan sakit hati lagi kehilangan orang yang ia suka.

Walaupun banyak perempuan yang suka sama Andi, tetapi ia tidak bisa, ia terlalu sulit untuk melupakan Putri.

Kini Andi  berubah, ia hanya bisa memendam rasa sakit ini, karena ia tidak mau orang-orang tau.

Terimakasih udah baca yaaa...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 01, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sayap yang PatahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang