PROLOG

31 2 0
                                    

Jangan lupa VOTE dan COMMENT
Thank you :)
--|^-^|--

Namanya Elfina, Elfina Devina, adalah nama panjangnya. Kehidupan sehari-harinya sangatlah pilu. Ketidakmampuan menyulitkan ia untuk bersekolah berjenjang SMP kelas 2.

Elfina bukanlah anak yang pintar dan memiliki prestasi, ia hanyalah seorang anak bodoh yang mendapatkan peringkat terakhir di kelasnya.

Kehidupannya dipenuhi dengan tindasan-tindasan dari teman-temannya, dan menjadi pelayan bagi warga sekelas atau menjadikannya pembantu di kelasnya. Tak dapat menahan kepedihan yang menyayat hati, ia cukup berputus asa, tak ada yang memperhatikannya. Bahkan ia pernah membayangkan bagaimana leganya saat bunuh diri.

Sekolah yang sangat megah, sekolah yang diimpikan Elfina sejak dahulu, saat ini ia memasukinya, dengan rasa sakit yang menggelitar. Dari kelas satu bahkan sampai saat ini ia memasuki jenjang kelas dua, ia menahan betapa perihnya ia di kelas. Bahkan di luar kelas. Satu sekolah merendahkannya, di mana pun bertemu teman sekolahnya, ia menyingkir jauh. Ia ingin benar-benar pergi jauh dan tak bertemu teman-teman sekolahnya.

Ia sudah tak tahan. Ia sudah sangat-sangat depresi, setahun ia jalani dengan kehidupan pilunya. Sendirian, tanpa teman, orang tua. Elfina hanya berdua dengan kakaknya. Evan adalah kakak kesayangan Elfina. Hanya Evan yang mampu menenangkan Elfina dari tindasan teman-teman di sekolahnya. Evan yang sudah kuliah itu hanya menatap sendu adik kesayangannya, dirinya berbeda dengan Elfina, dirinya mempunyai banyak teman, tapi apakah kenyataannya begitu? Dibalik wajah teman Evan terdapat sebegitu dendam yang tak sengaja Evan dengar. Adiknya mengerti, ia bahkan rela untuk berdagang semalaman untuk mencari uang yang akan ia buat untuk menyenangkan kakaknya.

Sedih, kedua kakak beradik yang sangat ter kasihani. Kehidupan mereka bagaikan dikejar singa yang menggebu. Mereka harus berlari untuk mengejar kehidupan mereka sendiri. Di saat Elfina sedih Evan selalu melukis senyumannya untuk Elfina, sebegitu sebaliknya. Di saat Evan sedang bersedih, Elfina selalu menghibur kakaknya walau sebenarnya kehidupan di kelasnya pilu.

Pernah di suatu pagi, di saat Elfina duduk dibangku kelas 7. Ia pernah dipukul keras oleh teman laki-lakinya, ia sering direndahkan, entah disebut culun, nilainya jelek, bahkan ia bersikap bodoh di saat awal masuk kelas tujuh. Elfina tak menghiraukan itu, ia hanya pasrah dipukuli teman-temannya sampai babak belur. Entah datang dari mana, seorang guru berwatak galak menghampiri mereka.

"Hei, kalian! Apa yang kalian lakukan? Ngapain kamu pukuli Elfina?" ucap guru itu keras. Merasa tak di hiraukan.

"Kamu, yang berponi kerempeng, ikut saya!" ucap guru itu lagi.

"Dan anak PMR angkat Elfina ke UKS," lanjutnya.

"Enggak ada yang mau, Bu," ucap salah satu anak.

Tak ada pilihan lain guru berwatak galak itu pun menggendong Elfina karena Elfina tak sanggup untuk berdiri.

Mengingat kejadian itu Elfina tersenyum sedikit bahagia, ia ingin mengucapkan terima kasih kepada guru yang dengan baik hati menolong dirinya. Dan sekarang ia tahu, siapa guru itu. Guru matematika Elfina yang mengajar sangat mudah dimengerti, walau tampaknya galak, tetapi ia mengajar dengan tulus dalam hatinya.

Namanya bu Lea, guru favorit Elfina yang sangat ia senangi. Elfina sangat bersungguh-sungguh dalam mempelajari matematika, harapannya ia ingin memberikan nilai seratus untuk guru yang memahaminya dari dulu. Tak tahan banting, jatuh bangun ia hanya mendapat nilai maksimal delapan puluh empat. Sangat bangga, sangat-sangat bangga walaupun hanya delapan puluh empat baginya sudah menjadi rekor pertamanya untuk melanjutkan sampai ke nilai seratus.

Elfina mengerti, usaha keras tidak akan menghianati hasil, seberapa kerasnya yang sudah di jalani, pasti ada hasil yang memuaskan. Motivasi Elfina yang membuatnya bangun kembali. Tak ada kata menyerah sedikit pun dijiwanya, walau jatuh bangun, ia ingin membahagiakan gurunya dan kakaknya yang tersayang itu. Mungkin sangat susah untuknya tegar.

Menghadapi kehidupan tak berkeadilan. Bahkan Elfina sedikit mengoceh yang katanya sekolah ramah anak, tetapi siswa-siswinya seperti ini. Luarnya bagus, indah, memesona. Tapi lihat dalamnya tak sesuai dengan gelar yang diberikan. Miris, miris sekali, tetapi apa dayanya yang hanya seorang anak perempuan kecil yang tak memiliki prestasi, hanya dapat mengoceh kuat dalam hatinya dan hanya dapat tersungkur lemah tak tahu harus berbuat apa.

Kau tahu dunia begitu kejam, sebegitu kejamnya tetapi, pasti ada orang baik yang akan membangkitkan semangatmu untuk tetap bertahan, bertahan, dan bertahan. Jangan putus asa, kau tidak tahu apa yang dipikirkan Tuhan untuk dirimu, Tuhan selalu menyiapkan tempat terbaik untukmu, jangan lengah, tetap tegar, usaha tak akan sia-sia selagi niat masih ditangan.
















Langkah

Datanglah sembari berlari
Gapai mimpi buatan sendiri
Gapai jalan yang engkau kan tapaki
Sambil merenung dalam kegelapan menguasai

Apanya yang disebut pengecut?
Kata orang mimpi hanya halusinasi
Kata orang mimpi hanya dapat membutakan
Menggelap dan dapat bersaing dengan fakta hidup

Sambil ditapaki jalan tak berarah
Diam menggerutu terbelah hidupnya
Terjaga diam langkah kakinya
Tak bergerak sembari mengikuti arus sungai

Tetapi katanya, mimpi adalah hidup
Yang selalu setia mengelilingi jiwa kehidupan
Dan selalu ada di sekeliling kehidupan
Dan pula selalu setia pada asa menangis lelah

Semarang, 30 Mei 2020

Arah PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang