6🌲

3.2K 293 20
                                    


Mereka sudah ada didalam kamar, keduanya sama-sama diam tak ada percakapan diantara keduanya, walaupun kini mereka duduk bersampingan.

"(Namakamu) ayo katakan sesuatu" Iqbaal berdiri dari duduknya dan berdiri tepat didepan (Namakamu).

"Aku tidak apa-apa mas"

"Jangan pernah bilang tidak apa-apa buktinya kamu terluka sekarang, cepat katakan apa yang terjadi sebenarnya?!"

(Namakamu) menatap Iqbaal "Tidak terjadi apa-apa mas, lagi pula ini cuma luka kecil kok"

"Jangan pernah menyepelekan hal kecil karena itu akan menjadi besar"

"Begitu juga dengan mas bukan?...

Jangan pernah seolah tidak perduli jika sebenarnya khawatir karena nantinya hati aku yang merasakan sakit.."

"Aku tau mungkin mas sedang belajar menerima pernikahan ini, memang tujuan awal aku menikah dengan mas hanya ingin membahagiakan Ibu dan Ayah karena dengan aku menikah bersama mas Ibu dan Ayah akan merasa bahagia karena putrinya ini ada yang menjaganya. Begitu juga degan orangtua mas kan ingin putranya ini ada yang mengurus dan memperhatikan, sama halnya dengan aku mas aku juga ingin diperhatikan. Namun aku tidak memiliki tujuan mas setelah kita sudah menikah sama sekali aku tidak pernah kepikiran kesana, karena yang terpenting adalah bagaimana caranya aku bisa berbakti kepada mas dan berbakti kepada keempat orangtuaku hanya itu"

"Dan sekarang sebisa mungkin aku sedang belajar agar bisa menjadi istri yang baik untuk mas, aku harap mas juga sedang belajar sama halnya deganku"

Iqbaal tertegum mendengarnya, bahkan dirinya tidak di berikan celah sedikitpun untuk berbicara.

"Aku mandi dulu mas" Ucap (Namakamu) yang beranjak.

"(Namakamu) aku minta maaf" Iqbaal langsung memeluk (Namakamu).

"Iyaa, mas aku mandi dulu ya" Iqbaal mengangguk dengan senyumnya yang mengembang.

Sambil menunggu (Namakamu), Iqbaal membalas pesan di group Svmmerdose mengenai nanti masalah tour keliling indonesia. Tidak lama, (Namakamu) keluar dengan hanya menggunakan bathrobe yang menutupi tubuhnya.

"(Namakamu) sini"

"Iyaa mas?"

"Sini duduk lebih dekat"

(Namakamu) hanya menurut saja dan jarak mereka hanya tinggal beberapa centi lagi.

"(Namakamu), kamu jangan malu untuk memperlihatkan tubuh indah milikmu untuk ku. Kamu sudah menjadi istriku, dan aku juga suamimu. Jadi jangan malu lagi ya" ucap Iqbaal lembut dan mulai mengelus rambut nya.

"Mas, aku ganti pakai baju apa? Kayaknya kamu kemarin bawa bajuku cuma dua deh." ujar (Namakamu) bingung.

"Kamu pakai kemeja aku dulu aja ya, sepertinya akan cukup" ucap Iqbaal

(Namakamu) hanya mengangguk saja dan tersenyum kecil pada Iqbaal.

Iqbaal yang merasa gemas dengan (Namakamu) yang terlihat begitu lucu saat tersenyum dengan segara Iqbaal mencium pipi istrinya.

CUP

Setelah itu, Iqbaal turun dari ranjang meninggalkan (Namakamu) yang masih mematung. Tidak lama, Iqbaal datang dengan kemeja ditangan-nya yang langsung diberikan kepada (Namakamu). (Namakamu) yang mengerti langsung beranjak dan membawa kemeja itu ke kamar mandi. Rasanya masih malu jika harus beganti baju dihadapan Iqbaal

Setelah (Namakamu) selesai mengenakan pakianannya mereka berdua turun kelantai bawah.

Iqbaal menyuruh (Namakamu) agar menunggunya diruang tengah sedangkan dirinya berjalan kearah dapur.

Bahagiaku BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang