Kepikiran

41 8 12
                                    

Setelah pertemuan dirinya dengan Bara beberapa saat lalu, Kirana tidak fokus dengan pekerjaannya sebagai seorang kasir di toko kue. Bayangakan saja beberapa saat yang lalu seorang pembeli ingin membayar kue yang ia beli dengan uang seratus ribu rupiah. Total harga kue orang tersebut berharga delapan puluh lima ribu rupiah. Yang seharusnya kembali lima belas ribu namun Kirana mengembalikan uang tersebut dua ratus ribu rupiah hingga membuat pembeli tersebut bingung. Namun pada saat itu juga mbak Teya datang dan langsung meminta maaf akan kecerobohan Kirana dan menggantikan Kirana. Kirana merasa tidak enak hati kepada Mbak Teya karena Ia membuat repot Mbak Teya yang sebenarnya pekerjaan Ia sendiri di dapur masih banyak.

" Duhhh...Maaf ya Mbak, Aku lagi kurang fokus " Ujar Kirana kepada Mbak Teya karena merasa tidak enak hati.

" Kamu ini kenapa Kirana. Mbak perhatikan setelah kamu bertemu mas-mas yang tadi mengambil pesanan kamu jadi banyak bengong " Ujar Mbak Teya seaakan merasakan keganjilan akibat pertemuan singkat Kirana dengan pelanggan yang beberapa saat lalu mengambil pesanan kue Ibunya.

" Ah engga Mbak. Aku lagi kepikiran sama adekku yang sebentar lagi ujian nasional " Ujar Kirana berusaha mengeles pertanyaan Mbak Teya yang tersadar bahwa dirinya kurang fokus sehabis pertemuan dengan Bara beberapa menit yang lalu.

Mbak Teya mengeryitkan keningnya akibat kebohongan yang Kirana ucapkan barusan.

" Kamu jangan bohong sama Mbak ya Kirana. Kamu ini kebiasaan kalau ada masalah selalu dipendam sendiri. Giliran masalahnya sudah rumit baru kamu merengek-rengek. " Ucap Mbak Teya yang memang sudah mengenal Kirana luar dalam dan bahkan sudah Ia anggap seperti adik kandung sendiri. Dan selain itu Mbak Teya ini tempat Kirana berkeluh kesah dengan segala permasalahan hidupnya. Jadi jangan heran kalau Mbak Teya ini bisa sangat tegas dengan Kirana seperti saat ini karena Ia tahu bahwa Kirana tidak akan mau cerita diawal kecuali ketika masalah tersebut sudah sangat rumit.

" Mmmmm...bukan begitu Mbak. Hanya saja aku masih bingung untuk bilangnya gimana. Karna masalah ini sudah ruwet dari awal " Ujar Kirana sambil cengengesan karena merasa bersalah tidak pernah menceritakan persoalan Ia dengan Bara dimasa lalu. Kirana pikir hal tersebut tidak penting untuk dibahas dengan Mbak Teya yang notabennya sudah Kirana anggap seperti kakak sendiri. Namun,ternyata Ia salah. Saat ini Kirana butuh sekali saran Mbak Teya yang bijak tanpa memihak pihak manapun. Tetapi kondisi sekarang yang sedang bekerja tidak memungkinkan Kirana untuk langsung bercerita kepada Mbak Teya tentang pertemuan singkatnya dengan sang mantan yang kembali.

" Yasudah kamu istirahat saja dulu didalam. Biar Mbak yang handle kerjaan kamu,lagipula sebentar lagi toko sudah waktunya tutup. Kamu beres-beres aja sana dan basuh wajah kamu biar lebih enak dipandang gak kaya sekarang, kaya orang gak digaji berbulan-bulan " Ujar Mbak Teya meledek Kirana, Untuk sedikit menghibur Kirana yang sedang gegana ( gelisah,galau,merana ).

" Ihhh.Mbak Teya mah, Aku lagi galau begini masih aja jahat ngeledekin aku." Ujar Kirana sambil manyun karena tak terima jika wajahnya dibilang seperti orang tidak menerima gaji berbulan-bulan.

Mbak Teya hanya tertawa melihat tingakah Kirana, dan segera menyuruhnya pergi untuk membasuh wajahnya karena sudah sangat tidak sedap dipandang. Kirana hanya melongos sambil manyun karena Mbak Teya mentertawakannya.

---

Di toilet Kirana memandang wajahnya dicermin, ya memang benar apa kata Mbak Teya tadi, Seperti orang yang gak terima gaji. Pertemuan singkatnya dengan Bara benar-benar mengacaukan pikirannya saat itu juga. Kirana akui Bara semakin tampan. Kirana tidak tahu perasaannya saat ini masih sama seperti dulu atau tidak. Namun yang jelas, Kirana masih sayang.

"Bara....Kamu bener-bener ya. Bikin gue kepikiran sampe ga fokus sama kerjaan " Ujar Kirana sambil menatap dirinya dicermin.

Kirana merasa akan ada pertemuan selanjutnya dengan Ia dan Bara apalagi setelah tadi Bara bilang bahwa Ia akan menemuinya lagi. Kirana masih bingung dan canggung setelah sekian lama mereka gak tatap muka. Masih bingung Ia harus bereaksi seperti apa ketika nantinya Bara menjelaskan kenapa Ia tiba-tiba menghilang. Karena Kirana yakin betul pasti Bara ingin menjelaskan perihal mengapa Ia tiba-tiba mengilang bak layaknya ditelan bumi setelah lulus Sma. Sepertinya sehabis toko tutup, Kirana harus segera konsul dengan pakar kehidupan yang tidak lain dan tidak bukan adalah Mbak Teya.

***

Alhamdullilah gak mager,jadi bisa update.hehehehe

mohon dukungannya terus beserta saran-saran yang membangun.

jangan lupa vote,comment, dan share sebanyak mungkin ke temen-temen pengguna wattpad lainnya.

sampai jumpa di chapter berikutnya!!!

Jakarta, 30 November 2019

Salam Hangat,

MAWMAW :*

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 30, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Damn,my ex!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang