Belgia
September 2019
Kediaman tom daylenEri, Seorang wanita berumur 38 tahun duduk di samping tom, suaminya.
"bagaiman?" tanya eri dengan suara khawatir.
Tom menyenderkan bahunya di senderan sofa. Menatap layar laptopnya dari kejauhan.
"sudah gak ada masalah" tukas tom.
"pencurinya sudah di tangkap" imbuhnya"apa motif pencuri itu?"
"tidak ada. Pencurinya hanya sedang mabuk. Yah, tapi dia memang kriminal, setelah di telusuri lebih dalam" papar tom.
Eri mengelus dadanya "syukurlah anak kita selamat. Kupikir pencuri itu tau kalau lisa adalah anak dari perusahaan daylen. Kupikir dia mau nyogok"
"yah untunglah dia tidak tahu" tom berdiri. Memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana bahan flat front nya.
"aku harus berangkat. Ada meeting dengan karyawan2 rasio dana perusahaan"
Eri ber-oh. Ia ikut berdiri sambil membenarkan dasi suaminya itu. Jarak mereka terbilang dekat. Tom hanya perlu berbisik dikarenakan jarak mereka yang dekat.
"bagaimanapun, lisa tak sepenuhnya aman tinggal sendirian di indonesia. Dia butuh seseorang untuk menjaganya"
Eri merapikan sejumput rambut tom daylen yang agak berantakan.
"itu yang kupikirkan sejak dulu. Lisa harus di jaga. Tapi..." tangan eri berpindah pada kancing jas suaminya. Memasangkannya dengan pelan.
"kita tak punya seseorang untuk di percaya""ada" tangkas tom. Ia tersenyum tipis.
Eri menatap bingung suaminya. "siapa?"
"Aaron"
Dengan pelan eri mendorong suaminya dengan satu telapak tangan. "dia harus mengurus perusahaan" ucap eri setengah berbisik.
Juga dengan lembutnya, tom menangkap tangan eri yang masih bersandar di atas dadanya. Menggenggamnya di sana.
"dia masih punya banyak waktu untuk belajar. Aku sudah mengatur semuanya. Kebetulan di dekat apartemen lisa, di kota itu juga ada kampus fakultas bisnis. Dia bisa melanjutkan S2 nya disana"
"sekaligus menjaga lisa?" eri menaikkan satu alisnya. Tom mengangguk.
"kamu yakin Aaron mau?"
Tom mengangguk lagi. Sembari mencium punggung tangan sang istri."dia tak pernah mengelak apapun yang kusuruh"
Eri tersenyum. Menggenggam balik tangan suaminya. "baguslah. Aku bertaruh Aaron penasaran dengan tampang lisa. Mereka sudah lama sekali tidak bertemu"Pria yang lebih tinggi itu maju satu langkah. Mengecup kening istrinya. Mereka tersenyum.
"apapun itu, mereka bukan lagi anak2 seperti dulu" ucap tom. Selesai mengecup kening, ia mengambil ponselnya di atas meja kaca. Mengetik beberapa angka di sana. Eri yakin, tom pasti menelpon sekretarisnya untuk menyiapkan rapat."kuharap Aaron bisa menjadi kakak yang baik" tukas eri saat sebelum tom berbicara pada sekretarisnya melalui telepon.
Tom tersenyum. Semuanya akan baik2 saja.
Lagi pula, Aaron adalah keponakan mereka. Keluarga pasti bisa dipercaya.
"halo..ya, siapkan semuanya. Jika saya sampai, semuanya sudah harus hadir"
.
.
.Puluhan pasang mata memandangnya. Siapapun yang yang ada di koridor saat itu tersenyum sumringah. Kembali melihat queen daylen setelah satu minggu tak muncul adalah hal yang menggembirakan.