chapter 6

13 3 0
                                    


                   perlahan ana melangkah menuju kamar ustadzah dengan kaki gemetar terus kupaksakan untuk ke tempat itu.

Kulihat dari kejauhan ustadzah Tika sudah berdiri di depan pintu, seakan menungguku.

"Assalamualaikum," ucapku dengan pelan dan takut-takut.

"Waalaikumsalam, silahkan anti masuk dan duduk di sebelah sana." Ucap ustadzah sambil menunjuk ke arah sofa.

"Tau kenapa kok bisa ana  panggil  anti  ke sini ?"

Aqilla hanya terdiam dan tak menjawab.

"Kenapa anti  gak melalaksanakan sholat berjama'ah ?"

"Ketiduran di kamar mandi ustadzah," dengan raut malu terlihat di mukaku, dan dengan cepat kumenjawab.

"Anti tau ini masuk hukuman berat."

"Ana  siap menjalaninya ustadzah," dengan tegas aku menjawab.

"Ya sudah sekarang anti bawa khimar (jilbab)merah ini, dan pakai ini selama tiga hari,"

"Khimar  apa ini? Kok warnanya kanyak neon" lirih ku ketika  Khimar itu diberikan padaku.

Tapi tak masalah bagiku bodo amat... tinggal dijalani aja.

                                                                            ####

Author POV

Udah beberapa bulan disini bosan rasanya semua kehidupan selalu monoton tak ada hal baru dalam hidupku.

"Reina ikut aku yuk," ajakku kepada temen sekamarku.

"Kemana?"

"Kita cari hiburan di luar."

"Maksud anti  kita kabur gitu?"

"Udah ikut aja, gak bakal ketahuan kok, nantik malam kita siap-siap saat orang-orang pada sholat magrib oke"

"Tapi..." Ucapnya dengan bimbang dan ketakutan. 

Langsung kuberanjak dan meninggalkan Reina.

Kring... kring.. 

Wah sudah bel, ana harus segera sembunyi sebelum mahkama (keamanan) datang, ana pun bergegas pergi ke kamar mandi sambil menarik tangan Reina.

"Nanti kita lewat gerbang belakang aja, kita bagi tugas anti  jaga diluar ana  yang buka gerbangnya." Ujar Aqilla.

"ana  rasanya gemetar semua Qila." ucap Reina.

Tanpa kupedulikan ucapan Reina, langsung kuberanjak lari keluar bersama Reina.

Ketika di luar kita menghampiri penjual nasi goreng dan makan hingga menghabiskan dua porsi makan biasanya.

Sebelum kembali ke pondok Aqilla mengajak Reina ke warnet.

"Qila ayo kembali! Sekarang udah mulai larut malam."

"Tapi ini masih seru coba anti  ngegame."

"Udah ah, ayo pulang nanti kita keburu  ketahuan sama ustad ustadzahnya." ucap Reina dengan tegas.

"Hmmm ya sudah ayo cepat!"

"Nanti kita lewat belakang lagi, ikuti ana.  Mungkin ini hari beruntung buat kita." Tukas Qila.

Keesokan harinya, kejadian ini terulang kembali karena aksi pertama dan kedua berhasil tanpa ketahuan dan ada yang curiga.

Ketika ketiga kalinya melakukan, tiba-tiba waktu kembali ke pesantren sebelum melewati gerbang belakang ternyata santriwan santriwati sedang berjalan menuju ke masjid semua.

Dengan muka tanpa dosa, ana dan juga Reina langsung mengikuti mereka dibelakangnya.

"Assalamualaikum  kepada santriwati yang bernama Aqilla Wanda dan Cantika Reina dimohon menghadap kepada kyai Abdul Ghofur.

"Sial nama kita dipanggil Rei." ucap Aqilla kesal.

"Karena sejatinya sepandai-pandainya tupai melompat pasti terjatuh dan sepandai-pandainya menyimpan bangkai pasti akan tercium juga baunya." ucap Arsenio Ananta dari belakang.

"Kesalahan apa lagi yang kalian perbuat?" Tanya Arsen pada mereka.

"Inget kalian itu masih baru disini, saranku jangan pernah diulangi lagi" SAmbungnya dengan pedas dan juga sarkas.

"Makasih loh buat nasehatnya."Dengan singkat Qila menjawab.

"Kalian kenapa keluar tanpa izin?! Jawab jangan hanya diam saja! Kami di sini selalu memantau kalian setiap hari, dan dari setatus fb kalian kami jadi tau sifat kalian yang tak pantas ini."

"Kami berdua mengaku salah kyai" Ucap Qila dan Reina dengan pelan.

"Sekarang yang harus dilakukan mengumumkan di halaman dengan teriak saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi, apa kalian siap?"

"Kami tentap menundukkan kepala, tanpa berani menatap raut marah kyai."

                                                                         ####

Setelah kejadian itu keinginan untuk berubah timbul di dalam diriku, malu rasanya jika sampai orang tuaku mengetahuinya. Sejak saat itu aku belajar dan berusaha untuk  menjadi orang yang lebih dewasa tingkah dan pemikirannya. 

Tamat

Cerita ini telah selesai, terima kasih dan maaf atas kesalahan author dalam penulisan. Soalnya ini baru pertama kali author bikin cerita.












Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 08, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

unexpectedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang