chapter 4

13 4 1
                                    

              Jarum jam terus berputar hingga aku mulai berjalan mendekati mobil putih di seberang jalan rumahku sambil membawa koper berisi barang-barang dan aku memasuki mobil tersebut.
Di sepanjang jalan bunda berada di sebelah kanan sambil memeluk erat tubuhku.

"jangan lupa kabari bunda kalo kamu ada apa-apa disana."


"tenang aja bun Aqilla pasti bisa jaga diri kok, bunda jaga kesehatan  di rumah jangan kaya supir bun sukanya makan gak teratur" ketawaku perlahan.

Seketika ayah menoleh ke belakang melihatku saat perkataan supir keluar dari mulutku.

"Aqilla cuman becanda kok ayah"

Tak terasa obrolan singkat itu, hingga sekarang sudah sampai di depan pesantren, dengan jelas tertulis di gapura pondok Al-amin.

Kami semua turun keluar dari mobil, ketika itu kami disambut oleh kyai dan dua santriwan yang menemaninya. Ayahku bergegas berjabat tangan dengan pemilik pesantren.

"perkenalkan kami wali dari Aqilla wanda." ujar Desta mahendra dengan suara lantangnya.

"mari silakan masuk ke dalam, silakan duduk perkenalkan nama saya Abdul ghafar, saya nantik yang akan mengurus semua santri Al-amin."

"alhamdulillah kalo begitu, begini maksud saya datang kesini, anak kami Aqilla wanda saya titipkan disini karena saya percaya pondok ini yang insyaallah akan merubah perilaku Aqilla."

"Aqilla termasuk cewek yang tomboi, jadi saya mohon maaf jika suatu saat ada kejadian atas ulah dari Aqilla."

"itu sudah menjadi tugas kami untuk mendidik anak, jadi bapak tenang saja kami akan berusaha semaksimal mungkin."

"oh iya perkenalkan ini murid-murid saya dari pesantren santriwan "
Sambil mengangkat telunjuk pak kyai mengarah kepada dua orang di sebelahnya.

"Assalamualaikum pak." Sambil aku berjabat tangan dengan wali santriwati baru itu.

"Waallaikumsalam."

Perkenalkan nama saya Arsenio anata nantik saya yang akan mengantar anak bapak bersama teman saya ke pesantren santriwati.

Di ruangan yang cukup besar dan rapi itu ayah sibuk berbicara dengan kyai dan juga dua anak santriwan itu, sedangkan aku hanya duduk terdiam diluar menunggu obrolan kedua orangtuaku.

Setelah lama berbincang Desta mahendra dan natasha rizky keluar dari ruangan itu lalu menghampiriku.

"kamu yang nurut sama peraturan disini jangan nakal-nakal." ucap ayah Aqilla.

"siap pak bos" sambil ku angkat tangan seakan hormat upacara.

"bunda akan sering buat ngunjungi kamu nak" ujar bunda sambil mencium dahiku.

Aku hanya tersenyum saat mendengarkan  dan kemudian kedua orang tuaku berpamitan dan naik masuk ke dalam mobil putih yang berada tepat didepannya.

Dengan ucap assalamualaikum dan lambaian tangan mengarah kepadaku.

Waallaikumsalam, hati-hati di jalan jawabku dengan singkat.







unexpectedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang