Peringatan-1

45 10 8
                                    

6 November, tanggal dimana hari itu aku mengalami hal yang belum pernah ku alami sebelumnya. Pagi saat ku mulai membuka mata, aku melihat anak kecil duduk di depan pintu kamarku, aku terkejut ya walaupun aku tau memang anak kecil itu ada dirumahku tapi kenapa pindah? Tempat biasanya ia ada di arah pintu kamar mandi belakang, tepat di sebelah mesin cuci.

Ia memandangiku, aku pun melihatnya. Ia tak seram hanya saja pucat dan tubuhnya mungil aku merasa ia memberitahuku akan sesuatu, tapi aku tak mengerti cara berbicara/berkomunikasi dengannya. Perlahan aku melewatinya, aku takut tubuhku mengenainya walaupun sebenarnya aku tau kalau terkena bagian dirinya juga ga ngefek apa-apa.

Aku cepat-cepat mempersiapkan diriku untuk berangkat kesekolah, aku bangun terlambat, hari itu aku terbangun pukul 06.00. Dari pagi aku sudah merasakan tidak enak badan, aku merasa sakit tetapi fisikku tidak kenapa-kenapa, aku saja tidak demam, flu dsb.

Aku mempersiapkan buku, pakaian olahraga, sepatu olahraga, sebab semalam aku lupa mempersiapkannya. Aku terburu-buru saat sepupuku sudah siap aku mencari ikat pingggang ku.

"Ra ayo cepet udah jam setengah 7 nih, Ayah kerja juga lho g cuma kamu yang sekolah" om ku berteriak dari depan pagar.

"Iya sebentarr" aku masih mencari sabukku, akhirnya aku menemukannya dan mengenakannya diluar rumah.

Aku pun berangkat.

Sesampainya di sekolah aku merasa hidungku buntu sebelah tapi aku tidak merasakan flu pada hari itu, aku menaiki tangga menuju ke kelasku tiba-tiba pandanganku teralihkan dengan makhluk yang mendiami kelasku.

Aku berusaha membiasakan diriku dengan apa yang ada di sekelilingku, walaupun dalam hati sebernarnya aku takut. Tapi memang ini resiko dari apa yang aku harapkan. Aku merasa seduatu akan terjadi padaku hari itu.

Jam pelajaran dimulai tepat itu di hari Rabu, hari dimana kelasku ada jam pelajaran olahraga. Aku dan teman-temanku dari Cemara ganti baju di kamar mandi yang sama letaknya di seberang kelasku. Hari itu membuatku tak berniat untuk olahraga aku merasakan kepalaku sudah berat.

Pak Tafun guru olahragaku menyuruh kami berolahraga di taman kota. Kami pun jogging mengelilingi taman kota. Setelah kami berlari, kami ke tengah taman untuk membeli beberapa makanan dan minuman disana. Kami pun duduk-duduk di tempat duduk umum yang ada di taman itu, memperhatikan anak anak TK, SD, yang berada di dekat taman kota sedang berolahraga juga.

"Enak ya makan-makan disini sejuk lagi" ucap Rina.

"Iya, enak tu hawanya" jawab Sari.

"Iya cobak sekolah kita kek gini" saut Eni.

"Lah lu mau sekolah apa mo main bola kek bocah-bocah disana?" jawabku pada Eni.

"Ya ga gitu juga Ra, kan maksud w itu makannya enak kalau suasananya gini." Ucap Eni padaku.

"Lah lu sekarang niatnya mo sekolah apa mau makan?" tanya Ita pada Eni.

Aku melihat di sekitarku banyak makhluk yang menampakkan dirinya disana terutama di tengah taman kota itu, aku melihat orang tua berdiri bungkuk di sebelah pohon beringin besar disana.

"Hih kok aku liat banyak ya disini?" tanyaku sambil keheranan.

"Yaiyalah Ra pasti di tiap tempat ada." Jawab Sari.

Tak lama teman sekelas kami menginfokan kami semua untuk kembali kesekolah karena jam pelajaran olahraga hampir habis. Kami pun berjalan bersama menuju sekolah.

Sesampainya disekolah kami menggganti baju, dan melanjutkan pelajaran fisika, aku meminta Ninis mengantarkanku ke kamar mandi. Ia pun mengantarku dan aku akan mengantarkannya ke ruang admistrasi karena ia dijemput Ayahnya untuk berobat.

PINTU BIRUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang