31 DWC [NCT Songploting]

#2 Dear Dream

KeyWord: Menyimpuk
(n) 1 melanggar (membentur) orang tersebut ketika berjalan; 2 (ki) merusakkan nama orang (menuduh orang dengen tidak beralasan)

Kau tau bagaimana rasanya di tinggalkan oleh sahabat terbaik yang pernah kau punya? Iya aku tau itu sakit, bahkan aku tidak dapat mendeskripsikan rasanya.

Lima tahun lalu ketika aku baru saja pindah di kawasan perumahan di kota ku. Aku mendapatkan tetangga yang cukup brisik di sebelah rumah. Setiap hari yang aku dengar hanya suara tawa anak laki-laki seusia ku dan teman-temannya. Aku kesal tentu saja. Ditambah mereka tertawa tanpa mengajak ku! Aku tambah merasa kesepian. Aku iri dengan suara itu, aku ingin ikut tertawa, aku juga ingin punya teman.

Sore itu aku bermain bola dengan kucing-yang aku beri nama Bongshik-di halaman rumah. Memang tidak seru karena kucing ku tidak pandai bermain bola, tapi aku memainkanya sendiri.

Yang aku lakukan hanya menandang-berlari-menendang-berlari sampai sebuah suara menegurku. "Hei, ikut main dong." Ada enam orang anak-anak yang melihatku bermain dan salah satu dari mereka terlihat lebih besar. Aku mengenalnya, dia tetanggaku dan teman-temannya. Awalnya aku ragu mengiyakan permintaannya, aku takut mereka anak nakal yang akan menakaliku. Tapi tetanggaku-yang kini aku kenal bernama Mark-berkata, "nanti kita mainnya rame-rame di lapangan itu, ada yang jaga gawang juga, terus yang menang dapet es krim."

Maka dengan sangat yakin aku langsung mengangguk setuju. Kita main berenam, setiap kelompok ada tiga orang dan satu lagi jaga gawang. Permainannya seru, seruuuu sekali! Aku bahkan ikut mencetak goll! Tapi permainan seru hanya diawal. Permainan berhenti karena aku menangis, aku tidak menangis karena kalah. Tapi karena Mark menyimpuk kakiku dengan keras. Itu menyakitkan tau. Aku kesal, marah, dan kesakitan. Tapi untungnya teman-temanku baik hati, mereka patungan untuk membelikanku es krim agar aku berhenti menangis. Aku jadi terharu dan memaafkan mereka semua.

'Everything around you, just outside the window on the car you rode
Looking like a blur move fast
I guess we just followed the speed on the car'

Waktu berlalu dengan cepat, kita bertujuh selalu menghabiskan waktu bersama. Bermain sepeda dan terjatuh. Memancing di parit dan tercebur sampai dikejar anjing karena mencuri buah mangga pun kita lakukan bersama.

Mark adalah yang paling tua di antara kami. Yang paling sering mengomel dan mentraktir kita es krim. Dia adalah otak dari semua kegiatan yang akan kami lakukan. Dan kami sangat tergantung padanya.

Terkadang setiap akhir pekan Mark akan menginap di rumah ku untuk bermain PS sampai malam, lalu sebelum tidur kita akan membuat susu untuk diri sendiri karena tidak ingin merepotkan ibu, tapi berujung dengan dapur yang berantakan.

Aku sangat dekat dengan Mark dan menyayangi dia seperti kakakku sendiri. Bukan hanya aku, tetapi kelima teman ku juga sangat menyayanginya, ia sangat baik dan mengajarkan kami banyak hal.

'Actually, it still seems to have stopped
That time is always my time'

Waktu itu langit mendung ketika Mark mendatangiku dan kelima temanku di taman komplek. Tangannya penuh dengen plastik-plastik yang tak tau isinya. Ia datang dengan senyum yang terkesan aneh. Aku pikir ia akan mengajak kami bermain tebak-tebakan benda apa yang ada di dalamnya.

Mark membagikan setiap orang satu plastik yang aku ketahuin berisikan mainan-mainannya. Kami senang, tentu saja. Mainan Mark selalu paling bagus dari pada punya kami.

"Aku mau pindah rumah, juah banget, engga bisa main sama kalian lagi. Jadi aku kasi mainanku aja ya biar kalian inget aku terus."

Kalimat itu menghancurkanku dan kelima temanku. Kami bertujuh berpelukan di bawah hujan yang mulai turun, tak sanggup membayangkan hari-hari tanpa tertua suku.

'None of us, In a size that i do not understand
You exist.
In my mind, i'll be your home'