P.S: kisah ini muncul karena kekaguman saya pada sosok humble seorang His Highness Sheikh Hamdan bin Mohammed bin Rashid Al maktoum The Crown Prince of Dubai. Pangeran kece penyayang anak yang sampai sekarang masih single.
********
“Rebecca, kau yakin akan mengikuti kompetisi ini?” tanya Ahmed yang tiba-tiba muncul dari arah pantry dan berhasil membuat Rebecca terkejut.
“Tentu saja, kenapa? Tidak boleh?” jawab Rebecca tak acuh. Setelah sempat terkejut dengan kehadiran Ahmed yang secara tiba-tiba, Rebecca kembali mencoba fokus pada adonan mouse yang ia masak. Dengan telaten Rebecca mengaduk peach mouse tersebut agar tercampur rata. Sekarang sudah memasuki bulan Desember dan Burj Al Arab sangat ramai pengunjung, tidak tanggung-tanggung bahkan 200 kamarnya terisi penuh. Jadi dapat dipastikan restoran akan penuh dengan pelanggan, mulai dari yang menyukai makanan Arab yang autentik, makanan asia hingga makanan yang bercita rasa Internasional. Kebetulan Rebecca ditempatkan di dapur pastry untuk makanan western.
“Bukan begitu... tapi ‘kan kau itu wanita.” Ahmed menatap Rebecca lekat, seolah dia mengatakan ‘kau wanita, kau tidak pantas!’.
“Jadi karena aku wanita, maka aku tidak memiliki kesempatan untuk mengikuti kompetisi ini? Oh ya Tuhan... kukira Dubai sangat terbuka dan memberi kesempatan kepada siapa saja. Ternyata aku salah menilai,” Rebecca mendengus kesal lalu berkacak pinggang sembari menatap Ahmed lekat, “lalu apa artinya minggu kemarin His Highness Mohammed Al Rasheed menerima penghargaan jika Dubai adalah negara yang memperlakukan wanita dengan baik karena memberi kesempatan wanita untuk mendapatkan hak yang sama dengan kaum pria?” nada suara Rebecca meninggi, gadis berdarah campuran Indonesia-Belanda itu terlihat murka.
“Tentu saja kami memberi kesempatan yang sama pada kaum wanita, tapi tidak untuk wanita ‘luar’ yang bahkan tidak bisa bersikap selayaknya wanita pada umumnya,” sindir Ahmed dengan tatapan mata yang memandang rendah Rebecca. Tanpa bicara lagi Ahmed menghilang di balik pintu dapur pastry, meninggalkan Rebecca yang terlihat sangat terpukul dan marah. Seingat Rebecca kompetisi yang bertajuk ‘Memberi Makan Dunia’ ditujukan untuk semua juru masak di Dubai tidak dibatasi dengan jenis kelamin.
Ahmed, lelaki yang usianya lima tahun lebih tua dari Rebecca itu sebenarnya bukanlah sosok yang menyebalkan, bahkan dulu sewaktu Rebecca pertama kali bekerja, Ahmed lah orang yang mau berbaik hati mengenalkan budaya Dubai serta membantunya mengenal lingkungan hotel dan menyesuaikan diri dengan rekan kerja lainnya yang sebagian besar adalah kaum pria.
Tapi kini Ahmed berubah, tidak lagi bersikap manis dan melindungi Rebecca. Sepertinya Ahmed menyimpan dendam pada Rebecca karena Rebecca menolak untuk menjadi kekasihnya. Selang beberapa hari setelah penolakan Rebecca, justru muncul gosip jika Rebecca menjalin hubungan gelap dengan Mr. Robin, Manager Food & Beverage Service yang usianya bahkan lebih tua dari ibu Rebecca. Dan Rebecca tak perlu berpikir dua kali untuk mencurigai jika Ahmed lah orang di balik segala bentuk gunjingan yang ditujukan padanya.
*****
Rebecca memeluk kantong belanja dengan kedua lenganya, sore ini sepulang dari bekerja Rebecca pergi ke souk tradisional yang terletak di pinggiran Deira city. Membeli beberapa bahan makanan dan kebutuhan rumah tangga lainnya seperti sabun mandi, sabun cuci, pengharum ruangan dan beberapa piring berbahan plastik untuk mengganti alat makannya yang pecah tempo hari.
Meski Rebecca tinggal di dekat daerah Jumeirah yang mana banyak sekali pertokoan dan mall yang jauh lebih modern namun ia lebih suka berbelanja di souk tradisional. Hal ini karena mengingatkan pada pasar di kampung halamannya. Selain itu Rebecca juga tidak menempati mess yang disediakan untuk karyawan, ia lebih nyaman tinggal di sebuah flat sederhana seorang diri. Rebecca bukanlah orang yang dapat hidup seruangan dengan orang lain—selain keluarga—untuk waktu yang lama. Ia merasa tidak memiliki privasi dan juga tidak nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lady Al Rasheed
RomanceSheikh Hamdan Al Rasheed tidak menyangka jika pertemuan tak terduganya dengan seorang gadis berdarah campuran Indonesia-Belanda yang bernama Rebecca Natawijaya Vanderzee ternyata mampu menjungkir balikkan dunianya yang semula tenang dan damai menjad...