1

37 2 4
                                    

"Di bumi ini, segala hal yang tidak bisa dimengerti bisa terjadi. Tidak peduli kamu mau atau tidak, kalau sudah waktunya terjadi, terjadilah."
***

Sinar mentari pagi menyelinap di balik gorden yang sedikit terbuka, disertai khasnya aroma tanah yang dibasahi hujan tadi malam, yang berhasil membuatku terbangun pagi ini. Langkahku tertuju ke dapur, membuat coklat hangat di pagi hari dengan roti panggang berselai nanas, begitu sempurna. Aku duduk di teras rumah, sambil melihat para bunga yang masih teridur pulas. Aku enggan membangunkan mereka, nampaknya mereka kelelahan setelah bermain dengan hujan semalaman.

"Selamat pagi Maliqa", ucap bunga Tulip yang membuatku tersedak saat meminum coklat hangat.

"Eh bunga Tulip, selamat pagi. Aku kira kau masih tertidur."

"He he he maaf Maliqa aku telah mengejutkanmu, yah ini aku baru terbangun karena mendengar kau menyeruput sesuatu dari gelas itu."

"Upss maafkan aku telah membangunkanmu bunga Tulip. Tapi, syukurlah kau bangun setidaknya pagiku tidak ku lewati sendirian."

Bunga Tulip adalah bunga tertua diantara bunga lainnya yang ada di taman bunga milik keluargaku. Ayah dan Ibuku begitu menyukai bunga sampai menamai aku, putri semata wayangnya "Maliqa" yang berarti bunga. Awalnya aku tak percaya, beberapa bunga bisa hidup saling berdampingan, saling mengasihi, tanpa bertengkar karena perbedaan atau saling merendahkan. Ayah, Ibu mereka tumbuh dengan baik begitu pun dengan aku.

"Nampaknya aku tahu apa yang harus aku lakukan. Maliqa, kau mau mendengar tentang kisah kedua orang tuamu? Begitu pun tentang kisah kami yang bisa tinggal disini dan dirawat oleh orang tuamu? Tapi, kau harus berjanji setelah aku ceritakan jangan bersedih lagi, bagaimana?"

Bunga Tulip memang selalu begitu, tanpa diminta ia selalu tahu apa yang aku butuhkan. Mungkin, ini saatnya aku mengetahui semua hal terkait Ayah dan Ibu di masa lalu juga tentang kepergian mereka.

"Hmm, baiklah. Aku berjanji, ayo ceritakanlah bunga Tulip."

Bunga Tulip tersenyum begitu tulus, ia menghembuskan nafas begitu lemah sementara ia hendak memulai cerita bunga-bunga yang lain ternyata telah terbangun. Bunga Matahari, Edelweis, Mawar, Daisy, Anggrek, Widuri, dan satu lagi bunga Rafflesia bunga dengan aroma paling unik diantara semuanya.

"Selamat pagi semuanya. Bunga Tulip akan bercerita, mau ikut denganku berpetualang dengan ceritanya?"
Para bunga pun serentak menjawab,
"Iya, tentu saja Maliqa. Kami sangat menyukainya."

***


MaliqaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang