"Nanti kalo udah pulang telfon aku ya. Biar aku jemput sama Miko," kata gue.
"Iya gampang itu Pa aku bisa naik grab lagi nanti kalo kamu gak bisa jemput. Kamu beneran gapapa aku tinggal sama Miko di rumah?" tanya istri gue sekali lagi.
"Gapapa Bunda, emang kenapa sih? Masa iya aku gak bisa diemin Miko. Kan Miko anak aku juga, rewel juga biasa Bun namanya anak kecil. Udah kamu fokus aja sama operasinya nanti oke." jawab gue nyoba ngeyakinin dia.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Yaudah deh. Aku berangkat dulu ya. Assalamualaikum," katanya sambil nyium punggung tangan gue.
Cup
"Waalaikunsalam, take care Bunda," kata gue sambil ngelambaiin tangan.
"Fighting Papa Mini!" serunya sebelum masuk ke dalem grab.
Hari ini hari minggu sebenernya istri gue gak ada jadwal praktek tapi barusan dia ditelfon temennya disuruh gantiin tim operasi soalnya temennya itu Ibunya meninggal. Tuntutan profesi dia yang notabennya dokter gue gak mungkin dong ngelarang apalagi itu menyangkut nyawa orang.
Jadi ya gue izinin, lagi juga gue libur gak ngantor. Jadi hari ini gue bakal dirumah berdua sama jagoan gue yang kayanya sampe sekarang belum bangun.
"Bundaaa~"
"Iya sebentar, Papa tutup pintu dulu!" seru gue dari bawah.
Baru aja diomongin udah kedengeran suara anak gue yang lagi ngerengek nyariin Bundanya. Guepun langsung jalan ke lantai dua tepatnya ke kamar Miko anak gue.
Cklek
"Pagi jagoan Papa, udah bangun ya," kata gue sambil nyamperin dia yang masih rebahan di atas kasur.
"Bunda mana Pa?" tanya Miko.
"Bunda ke rumah sakit ada operasi jadi sekarang Miko sama Papa ya." jawab gue sambil ngusap puncak kepala Miko.
"Miko mau Bunda." cicitnya pelan kaya mau nangis.
"Eh kok gitu kan ada Papa, gak mau main sama Papa nih?" tanya gue.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
