Jika kau memikirkannya, suatu hari nanti orang yang kaupikirkan akan datang menuju hatimu.
Kau hanya perlu menjemputnya dengan doa dan usaha.
.
.
Happy reading and enjoy! :)
.
.
.
“Risa, lihat! Lihat ini. Followers-ku bertambah!”
Suara teriakan gadis berambut ikal gelombang sedikit mengejutkan Risa yang sedang memainkan ponselnya dan menginterupsi kegiatan makan siangnya. Spontan Risa meletakan ponselnya ke dalam saku blazer sekolahnya saat Karin semakin mendekat. Ini sudah biasa sejak aplikasi Instagram magang di google playstore. Saat ini, semua siswa membicarakan aplikasi yang sedang trend di sekolah mereka. Tapi untuk Karin sangat berlebihan, sudah hampir dua minggu temannya itu mengganggu ketenangannya hanya dengan jumlah followers-nya bertambah.
“Jangan berteriak lagi, kau seperti orang gila. Aku tahu kau tidak bisa menahan gairah semangatmu jadi bersikaplah seperti biasa, oke?!” Karin duduk di sebelah Risa sedangkan Risa tak mempedulikan jawaban dari Karin. Ia sudah bisa menebak kalau Karin tidak akan mudah berhenti sebelum kuotanya habis dan setelah terisi kembali maka temannya itu akan menjadi orang normal.
“Ngomong-ngomong, kau sudah menginstalnya?” Benar, bukan hanya mengganggu ketenangan Risa saja, selama ini Karin juga menagih janji Risa untuk ikut menginstal aplikasi Instagram karena Risa sudah beli ponsel baru. Dan karena semua itu, pada hari ini Risa memilih keluar kelas dan menghindari tuntutan Karin dengan pergi menuju belakang sekolah. Dan entah kenapa Karin bisa menemukan Risa semudah itu.
“Kau mau sekarang? Aku tak mau mengumbar kuotaku,” tolak gadis bermata coklat itu sambil mendesah. Menurut semua siswa SMA-nya, kuota Instagram lumayan banyak, tapi mereka mengabaikan gosip itu dan menikmati aplikasi trend. “Apa kau tadi berteriak di sepanjang koridor sambil berlari?” tanya Risa. Dia sangat mengenal sifat Karin kalau sedang bersemangat, Karin pasti akan memekakan telinga tak memandang bulu.
“Hm .. begitulah. Aku jadi malu,” desah Karin lemas dan sesaat kemudian raut wajahnya berubah. “Tadi aku melihat Derren dan para gadis fanatiknya di lapangan basket, sepertinya mereka meminta username Instagram milik Derren. Mereka sangat bersemangat menjulurkan ponsel mereka.” Lanjut Karin dan Risa langsung menoleh.
Hening menyelimuti keduanya. Risa kembali memandangi rerumputan dan Karin menurunkan ponselnya dari pandangannya. Kini pandangannya terfokus pada wajah Risa yang tenang melamun. “Kau tak apa?” tanya Karin dan Risa langsung menoleh kembali dengan wajah yang di buat heran.
“Baiklah,” Risa mengeluarkan ponselnya dan membuka aplikasi Instagram yang baru di instalnya. Niatnya diam-diam agar Karin tak menuntutnya, tapi tadi Karin menginterupsi kegiatannya dengan teriak-teriak. Akhirnya Risa belum sempat mendaftar.
Karin memandang wajah Risa dengan tenang, ia tahu Risa sudah lama menyukai Derren. Semenjak kelas dua SMP dan sampai sekarang mereka sudah berada di kelas dua SMA. Walaupun selama ini Risa tak pernah cerita, tapi Karin pernah melihat Risa yang diam-diam memperhatikan Derren berlatih basket. Kesimpulan langsung muncul di benaknya dan sehari setelahnya Karin memaksa Risa untuk cerita. Risa mengakhiri curhatnya dengan kata ‘Aku ingin Derren menyadari sendiri perasaanku tanpa bantuan apapun’.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life is Between ✓
RomanceAda banyak hal yang telah terjadi dan masih banyak hal yang akan terjadi dalam kehidupan ini. Namun saat ini, apa yang sedang menghampiri hidupmu? Cinta kah? Teman? Sahabat? Musuh? Ataukah jodoh? Kebahagiaan kah yang saat ini kau rasa? Kesedihan kah...