Bagian 2

44 0 0
                                    

**
Hari berikutnya, pukul 2 pagi, Lili sengaja terbangun untuk mencari adik kembarnya yang hilang selama dua tahun. Malam sebelumnya, Ia sempat melihat kotak kunci stasiun yang berada di pojok ruangan. Kotak tersebut berisi kunci-kunci untuk yang jaga malam. Karena Lili penasaran, diambillah salah satu kunci pintu layar stasiun. Saat itu juga, ia pergi sendiri menuju pintu layar stasiun berbekal senter ditangannya. Namun, saat itu ia menganggap bahwa itu adalah hantu kereta.

Ia berjalan mengendap-ngendap menyusuri terowongan, berharap akan menemukan "hantu kereta" itu. Dengan sangat hati-hati ia berjalan sendiri di terowongan yang gelap dan sunyi. Suara sepatu yang terkena batu kerikil dan bayangan-bayangan misterius yang muncul.

Padahal, terowongan itu tidak boleh dilalui apalagi dimasuki orang lain selain petugas. Tiba dipertengahan jalan, ia mendapati ada seseorang yang mengetahui keberadaannya. Melihat bayangan di lorong, membuat Lili gemetar setengah mati sekujur tubuhnya terutama tangan yang sedang memegang senter kala itu.

Niatnya mencari adik perempuannya harus ia hentikan. Ketika berbalik dan ingin berjalan kembali, ia justru mendapat pukulan dari si pencopet dan terbaring di atas rel. Ia tak kuasa jika harus mendapat pukulan dari si pencopet.

Kemudian, si partner tidak menemukan Lili berada di kasurnya tepat di samping ia tidur. Mereka tidur bersama dan hanya gorden yang mereka gunakan sebagai pemisah. Saat itu lah, ia mencarinya berusaha mencari dan mengikutinya. Ia mendapati sebuah pintu layar terbuka.

Hembusan angin kencang tidak terhindarkan menyeruak hidung serta mengibaskan rambut yang terasa ketika menjulurkan muka di luar pintu. Berpikir bahwa Lili ada di dalam sana. Dengan hati-hati, ia mencoba berlari kemudian ia menemukan Lili yang  sedang terbaring lemah di atas rel. Tangan kanan ia ulurkan pada Lili berusaha menolong dan segera pergi dari sini. Namun, tidak secepat itu. Luapan marah muncul begitu Lili akan mengejar si pencopet.

"Apa yang kamu lakukan di terowongan?" Kata si partner.

"Sudah jelas itu bukan hantu kereta tapi pencopet kelas 'Belalang'!!" Bentak si partner.

*Lili hanya terdiam* kemudian meninggalkan si partner.

**

Pagi harinya, ia datang lebih cepat. Segera ia mengambil berkas dan mengingat beberapa hal yang dianggapnya keliru. Mulai dari kasus tindakan mesum yang tidak patut ditangani polisi karena dianggap bukan tindak kejahatan fisik tapi menurutnya itu sebagai penyerangan secara psikologis. Karena melalui kamera pengintai yang dipasang dibagian kaki korban yang terhubung dengan jejaring sosial media pelaku.

Mengingat dulunya ia kehilangan adik perempuan dan meminta pihak kepolisian untuk menyelidiki tapi pihaknya tidak ingin menyelidiki kasus tersebut. Sehingga, Lili berniat mencari mayat adik perempuannya dan berharap dapat menemukannya. Ia berusaha keras agar menemukan adik perempuannya. Sampai berbagai hal ia lakukan demi adik kembar perempuannya ini.


Selamat membaca!!... Beri saran dan komentar jika ada:)

I Found My SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang