Bagian III Sahabat Baru Amir

21 5 0
                                    

Selamat Malam Aku tau saat membaca cerita ini ditempat kalian mungkin waktu Pagi, Siang atau Sore hari. Sebenarnya saat menulis cerita ini juga pukul 11.00 Wib. Ya tepatnya Aku tidak bisa tidur. Entah kenapa ini terjadi atau mungkin karena besok ada Ujian Kimia, bukan karena aku benci tapi karena aku gugup mengerjakan soal-soal itu.Senyap, tak ada yang menemaniku malam itu hanya buku dan alat tulisku yang menemaniku.

                          * * * *
Waktu itu saat Amir baru diterima sekolah SMA di Jogja. Ia duduk di kursi paling belakang. Kebetulan ada 2 kursi dan 2 meja ditempat ia duduk, tak lama datanglah seseorang Aku awalnya kaget bercampur aneh melihat orang itu mendekat.

"Bolehkah Aku duduk di sebelahmu?"kata orang itu.

"Kursi ini bukan milikku!"kata Amir datar.

Itulah awal-awal perkenalan Amir dengan seseorang itu, yang kini menjadi teman akrab serasa saudara. Pak De dan Bu De Amir tidak melarang Amir berteman dengan orang itu. Orang tuanya juga sama tak pernah berkeberatan. Terkadang Amir datang ke rumah orang itu hanya sekedar berkunjung dan ngobrol saja. Tapi itulah pertemana antara kami berdua.

Terkadang kami saling jahil satu sama lain. Ah kalau di pikir-pikir mungkin Aku lah yang paling jahil.Ya terkadang Amir mengambil Pulpen/barang-barang punya orang itu, membuatnya kebingungan.

"Mir mana pena gue?"kata orang itu.

"Mana gua tau, gue kan kagak megang pulpen lo".

Terkadang kami ribut hanya soal sepele dan beberapa hari kemudian Amir akur kembali, itulah pertemanan kami. Dan kamu tau Amir dan orang itu senasib seperjuangan. Sama-sama orang perantauan. Dan hanya dia lah yang tau masa laluku yang begitu menyakitkan, dan agak sedikit lucu kalau di ingat-ingat.

                          * * * *
"Bro, kapan kau ke rumah lagi? "Kata orang itu.

"Yah, kan kemaren sudah!"kata Amir.

"Eh tugas Matematika lo Sudah belom?"

"Belom, yah gue lihat punya lo ya hehe!". Kata Amir sambil cengengesan.

"Tuh ambil di tas!".

Satu hal yang terkadang Amir benci terhadap orang itu. Ya hobi dia adalah selalu menjodohkanku dengan Cewe-cewe dikelas sebelah.

"Bro, tadi gue ke kantin dan dia nanyain elu".

"Halah bro sudah lah!"Kata Amir.

"Iya, lu tau gak kemaren dia habis ribut sama pacarnya".

"Kenapa emang?".

"Ya dia sama pacarnya tak sejalan. Yang satu suka ini yang satunya enggak".

Kata Amir dalam hati"kalau memang dia cinta padaku Pasti dia tak mungkin memilih orang lain. Dan dia bisa menjaga perasaanya buat aku. Andai dia tau perasaanku selama 2 tahun di SMA Ini".

                         * * * *
Dua tahun lalu saat Amir kelas X ia sempat kagum dengan seorang gadis. Gadis itu pintar dan baik padanya. Awalnya Amir hanya sebatas Chat di Facebook dan karena setiap hari bertemu di sekolah timbullah perasaan lebih dari kekagumannya kepada gadis itu.Dan suatu hari, hari yang tak bisa aku lupakan setelah kepergian orang tuaku. Gadis itu datang kepadaku di depan perpustakaan bersama temanya.

"Mir kapan kamu nembak aku? "Kata gadis itu.

"Nanti, Tunggu waktu yang tepat dan waktunya kurang pas! "Kata Amir.

"Mir Cewek itu butuh kepastian!"Kata teman gadis itu.

Gadis itu hanya diam meninggalkan Amir yang hanya sendirian berdiri terpaku melihat kepergianya. Itulah kebodohan Amir dalam hidupnya, pasalnya setelah waktu satu minggu gadis itu menerima teman sekelas menjadi pacarnya.

Amir waktu itu begitu hancur dan tak tau harus berbuat apa mengetahui kejadian itu. Setelah ia jadian dengan teman sekelasnya.

Keesokanya ia menemui Amir.

"Kamu orang yang baik"kata itulah yang keluar dari mulut gadis itu.
Amir berusaha membenci gadis itu tapi ia tak bisa. Berharap hari esok gadis itu tau perasaan Amir yang begitu besar padanya. Sedetikpun Amir tidak bisa menbenci gadis itu sampai saat ini. Bagi seorang laki-laki mempunyai perasaan sebesar itu mengekang hidupnya, Selamanya.
Bagi Amir Apakah itu kesempatan ia belum tau.

                          * * * *
"Sudah lah bro berhenti gangguin gue, gue mau belajar! "Kata Amir.

"Dasar ini Anak dikasih jalan kagak mau. gue rela jadi mak comblang elu, ayo lah cuy mau ye? " Kata orang itu.

"Enggak bro titik, awas kalau elu masih kek gini gue umpetin lo di hutan belakang sekolah trus motor lo gue Rantai pake rante motor Beat!" Kata Amir.

"Kagak takut! "

Nama teman Amir atau orang itu adalah Bayu Permana. Biasa dipanggil Jon oleh Amir. Terkadang ia memanggil Amir dengan Cuy atau Jon juga. Hobinya adalah main Game dan jodohin Amir. Ia adalah orang yang pintar.

"Kampret lah elu Jon!".

PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang